Mohon tunggu...
Lalu Ahmad
Lalu Ahmad Mohon Tunggu... -

الفقير إلى الله

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fenomena Fatin Shidqia dan Gejala Kompromi Fiqh

18 Juni 2013   05:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:51 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh: Reza Ageung

BEBERAPA saat lalu salah seorang petinggi Majelis Ulama Indonesia melayangkan sebuah surat kepada kontestan acara televisi X Factor Indonesia yang sedang naik daun, Fatin Shidqia Lubis. Dalam surat nasihat itu, salah satu ketua MUI mengingatkan Fatin agar konsisten dengan jilbabnya dan tidak sekalipun melepas jilbabnya walaupun sibuk dalam karir musiknya. Ia menulis, “Pada suatu saat Fatin akan dihadapkan pilihan jilbab atau karir. Misalnya, akan ada yang membisikkan Fatin dengan kalimat, ‘Kalau mau menang, jadi juara satu, kamu harus lepas jilbab’. Bapak pesan sekali-kali jangan jual akidahmu demi karir duniawi”.

Gayung bersambut, Fatin yang masih duduk di bangku SMA itu pun mengatakan bahwa dirinya merasa senang mendapatkan surat tersebut. Maka ia pun meyakinkan publik bahwa ia tidak akan melepas jilbabnya sebagaimana dipesankan oleh sang tokoh.

Perempuan Boleh Nanyi, Asal...

Fatin Shidqia memang menjadif fenomena. Bukan hanya ia dinilai publik memiliki suara dengan “standar internasional”, namun juga karena ia menjadi satu-satunya dan pertama kalinya kontestan perempuan ber’jilbab’ (baca : kerudung) untuk kontes X Factor dan bahkan acara-acara sejenis.

Sebagian pemirsa televisi yang memiliki sedikit ghirah dalam diin tentu merasa lega sekaligus bangga lantaran ada muslimah berkerudung yang berani mempertahankan penutup auratnya itu dalam kontes-kontes yang notabene panggungnya selama ini dikuasai golongan hedon, mereka yang senantiasa mengumbar aurat dan keindahan tubuh demi popularitas. Barangkali, penilaian yang dapat menyamai fenomena itu pernah terjadi ketika Siti Nurhaliza, biduwanita dari negeri jiran sempat menuai ketenaran di Tanah Air dengan busananya yang relatif lebih sopan sementara pada saat yang sama penyanyi-penyanyi perempuan negeri ini malah berlomba-lomba untuk menjadi yang paling ‘terbuka’. Simpati kepada Nurhaliza bahkan sempat tersirat dari ucapan salah seorang ustadz tenar.

Hanya saja, dalam tinjauan fikih tentang sebuah perbuatan dan peristiwa, tentu saja kita tidak dapat memberi penilaian hanya dari satu sisi saja. Sebuah konser musik jika ingin dinilai dari sudut pandang hukum Islam tidak cukup hanya melihat aspek pakaian si penyanyi itu. Di sana selain penyanyi, juga ada lirik lagu, suara nyanyian itu sendiri, serta penonton. Masing-masing harus diberi tinjauan fikih tersendiri, namun juga keseluruhannya harus dilihat secara integral. Nah, nasehat dari petinggi MUI di atas tentu akan mudah disederhanakan oleh sebagian publik dengan kalimat, “perempuan boleh nyanyi, boleh manggung, asal tutup aurat...”.

Kalimat sederhana yang mengandung kebenaran, namun pada saat yang sama kita sebagai Muslim dituntut untuk sangat berhati-hati.

Nasehat itu menjadi menarik karena disampaikan oleh tokoh besar nan ulama. Publik akan menilai berbeda jika saja hal itu disampaikan oleh misalnya seorang artis atau politisi, karena perkataan ulama mengandung sebuah ‘fatwa’ bagi sebagian orang, siratan hukum, bahkan restu atau larangan.

Penulis tidak bermaksud ingin memojokkan dan meragukan kapasitas keilmuan sang tokoh tersebut, juga tidak ingin berspekulasi tentang niatnya. Tentu saja kita semua berbaik sangka. Hanya saja, koreksi ini perlu diangkat demi penyadaran umat dan dalam rangka tawashaw bil haq, toh tidak ada manusia yang maksum, hatta ulama.

Kontroversi Suara dan Nyanyian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun