Konten kreator saat ini sudah menjadi seperti lapangan pekerjaan bagi seluruh orang. Siapapun dapat menjadi konten kreator, karena hanya bermodalkan kreatifitas dan sebuah gadget saja. Enaknya menjadi konten kreator menurut saya yaitu kita bisa mengerjakan seluruh konten dari rumah. Untuk menjadi konten kreator kita juga tidak perlu susah-susah membuat CV lamaran pekerjaan ke setiap perusahaan. Karena konten kreator sudah diberi wadah seperti IG, TikTok, Youtube, dan masih banyak lagi.
Saya akan menceritakan pengalaman saya sebagai konten kreator walaupun hanya kecil-kecilan saja atau iseng-iseng saja. Saya mulai membuat konten pertama yaitu cover song pada tahun 2015. Saat itu sedang gencar-gencarnya aplikasi Intagram muncul, maka dari itu saya tertarik mencobanya. Awalnya hanya iseng saja membuat cover song, tetapi feedback yang didapatkan sangat baik. Bahkan ada yang request meminta untuk sering-sering membuat cover song.
Tetapi saya tidak sering upload cover song dan hanya ketika sedang mood saja. Disitulah menurut saya penurunan feedback yang didapatkan. Apabila semakin sering kita upload video, maka akan semakin sering juga kita ditonton dan muncul di beranda semua orang. Sampai saat ini saya juga masih suka membuat cover song. Menurut saya penggunaan hashtag juga mempengaruhi banyaknya views yang didapatkan. Karena jika seseorang ingin mencari video yang diinginkan hanya dengan mengetik hashtag yang diinginkan.
Kita juga bisa memberikan mention ataupun tag ke penyanyi yang memiliki lagu yang kita cover. Dari situ kita juga akan mendapatkan views yang banyak pula. Jika kita beruntung maka kita juga bisa mendapatkan notice dari penyanyi yang kita tag tersebut. Bahkan postingan kita juga dapat di repost oleh akun-akun besar atau oleh penyanyi tersebut.
Belakangan ini saya mencoba memulai membuat konten di Youtube dan TikTok. Beberapa konten podcast dan gamming saya unggah ke Youtube dan TikTok. Saya juga mempunyai rencana untuk mengunggah cover song di Youtube dan TikTok. Karena saya melihat potensi bahwa kedua platform tersebut sangat mendukung untuk para konten kreator. Salah satu platform yang ingin saya coba lagi yaitu Nimo TV. Disana banyak sekali orang yang memainkan game secara live.
Menjadi konten kreator wajib mempunyai setidaknya satu gadget saja, misalnya HP saja atau PC saja itu sudah cukup. Awal saya membuat cover song, saya menggunakan HP saja dan hanya di edit melalui aplikasi editor di HP. Menurut saya itu sudah cukup untuk membuat berbagai konten. Tetapi belakangan ini saya menggunakan PC untuk membuat konten Instagram, Youtube, dan TikTok. Konten live streaming biasanya saya memainkan game bersama teman-teman saya. Game yang saya mainkan seperti GTA V, Rocket League, PES 2021, FIFA 2021, dan yang paling sering saya mainkan yaitu Valorant. Saya juga memainkan game mobile yaitu Mobile Legend, tetapi saya tidak mempunyai elgato untuk streaming dari HP dihubungkan ke PC.
Menurut saya, keunggulan membuat konten dengan menggunakan PC yaitu lebih fleksibel untuk membuat konten mulai dari game, edit, upload, dapat dilakukan di satu perangkat tersebut tanpa takut lemot atau kehabisan memori. Karena untuk kebutuhan berkonten, live stream, memerlukan spek PC yang memadai agar tidak mengalami lemot atau lag. Berbeda jika menggunakan HP biasa yang mungkin dapat cepat panas, lemot, atau memori penyimpanan habis karena banyaknya bahan yang akan di edit.
Menjadi konten kreator bukanlah hal yang mudah. Kita harus rajin membuat konten secara konsisten dan terkonsep. Kedua hal tersebut menjadi salah satu faktor utama agar sukses menjadi konten kreator. Selain itu kita juga harus dituntut selalu kreatif dalam mengkonsep suatu konten. Mungkin untuk saat ini masalah atau kendala bagi banyaknya orang yang ingin memulai menjadi konten kreator yaitu alat dan pendukung lainnya. Seperti tidak mempunyai HP yang memadai, kuota yang banyak, wifi yang lemot, dan mungkin masih susah untuk berkreatifitas untuk menemukan ide-ide konten yang baik.
Saat ini menurut saya platform paling mudah untuk memulai untuk menjadi konten kreator yaitu TikTok. Dulu saat awal kemunculan aplikasi ini, isi kontennya hanya orang berjoget-joget saja. Namun sekarang banyak sekali edukasi, gaming, cover song, dan segala macam hiburan. Karena apaun yang viral di TikTok, akan keluar di beranda semua pengguna TikTok. Apabila sudah mengalami hal tersebut maka akan banyak kemungkinan akun kita mendapat like dan followers yang banyak. Sehingga ketika kita membuat konten lagi, maka semakin cepat pula kita dikenal banyak orang dan mendapatkan feedback yang banyak pula.
Banyak sekali para konten kreator yang memulai berkonten melalui Youtube. Tapi saat ini konten yang mereka buat bukanlah mengedukasi, menghibur, memberi informasi, tetapi malah menyajikan konten yang tidak bermutu. Bahkan disegala situasi dibuat konten demi mendapatkan adsense. Menurut saya itu sangat tidak etis. Karena ketika sedang bersedih atau berduka maka alangkah baiknya tidak dikontenkan demi uang.
Ada juga beberapa orang yang berkonten drama agar mendapatkan popularitas semata. Menurut saya hal tersebut sangat mengganggu para penonton yang tidak menyukai drama atau sensasi. Apalagi mereka yang membuat konten prank namun prank tersebut sangat merugikan orang lain. Banyak sekali kasus yang menimpa para Youtuber tentang kasus prank. Salah satunya yang sangat menggemparkan yaitu salah satu Youtuber asal Bandung yang membuat konten prank berbagi makanan namun ternyata berisi batu atau sampah.
Setelah video itu menyebar di dunia maya, Youtuber tersebut langsung menjadi buronan semua orang, karena sangat meresahkan dan meruigakn banyak pihak terlebih para korban. Setelah menjadi buronan selama beberapa hari akhirnya tertangkap dan meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak mengulangi lagi perbuatannya. Saat ini Youtuber tersebut sudah kembali aktif lagi di dunia Youtube, yang sebelumnya dia vakum sebentar dari dunia digital.
Iklim produksi konten di Indonesia harus diubah agar menjadi sehat. Setidaknya konten yang dibuat menghibur masyarakat, bukan malah membuat masyarakat resah. Agar konten menjadi lebih baik seharusnya para konten kreator sendiri yang harus sadar akan konten yang mereka buat. Apakah layak untuk ditonton atau tidak. Sekarang Youtube, TikTok, Instagram dan berbagai platform yang lain sudah mulai mengawasi postingan yang diunggah apakah berbahaya, mengandung konten seksual, atau kekerasan, akan di takedown oleh aplikasi tersebut tanpa persetujuan kedua belah pihak.
Jadi semoga kedepannya lebih banyak lagi yang menjadi konten kreator. Karena selain akan dikenal banyak orang, juga bisa mendapatkan uang dari menjadi konten kreator. Pada intinya konsisten dan kreatifitas menjadi faktor utama dalam menunjang keberhasilan menjadi konten kreator, dengan didukung alat yang memadai, maka tidak ada yang tidak mungkin kalian akan menjadi konten kreator yang sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H