NAMA : DALIA AZIZAHÂ
NIM : 2410416220035
KELAS : A
MATKUL : PEMANFAATAN LAHAN BASAH
PRODI : S1 GEOGRAFIÂ
FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKÂ
DOSEN PENGAMPU : Dr. Rosalina Kumalawati, S. Si., M. Si.
Pengertian Pemanfaatan Lahan BasahÂ
  Lahan basah, atau wetland, merupakan ekosistem yang memiliki karakteristik unik karena terendam air, baik secara permanen maupun musiman. Terdapat berbagai jenis lahan basah, seperti rawa, paya, dan hutan mangrove, yang masing-masing memiliki ciri khas dan keanekaragaman hayati yang berbeda.
 Karakteristik Lahan Basah:
1. Kelembaban Tinggi: Lahan ini memiliki tingkat kelembapan yang tinggi, dengan tanah yang biasanya jenuh air. Kelembapan ini mendukung pertumbuhan tanaman yang khas, seperti rumput, semak, dan pohon yang tahan terhadap genangan. Â
2. Keanekaragaman Hayati: Lahan basah menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, termasuk ikan, burung, reptil, dan serangga. Keanekaragaman ini menjadikannya penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
3. Fungsi Ekologis: Lahan basah memiliki peran penting dalam ekosistem, seperti:
- Pengendalian Banjir: Lahan basah dapat menyerap kelebihan air saat hujan, sehingga mengurangi risiko banjir di daerah sekitarnya.
- Penyimpanan Karbon: Tanah basah berfungsi sebagai penyimpan karbon, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
- Penyaringan Air: Lahan basah mampu menyaring polutan dari air, sehingga meningkatkan kualitas air sebelum masuk ke badan air lainnya.
4. Dampak Sosial dan Ekonomi: Lahan basah sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata. Ini memberikan sumber pendapatan dan pangan bagi banyak komunitas.
  Namun, lahan basah juga menghadapi berbagai ancaman, seperti konversi lahan untuk pertanian, urbanisasi, dan pencemaran. Oleh karena itu, upaya konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga keberlangsungan ekosistem ini dan manfaatnya bagi lingkungan serta masyarakat.
Apa itu Wawancara ?
Wawancara adalah sebuah proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, biasanya melibatkan seorang pewawancara dan seorang kandidat, dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dan menilai kesesuaian kandidat untuk suatu posisi, peran, atau tujuan tertentu.
Wawancara merupakan bagian penting dalam proses seleksi, baik untuk pekerjaan, pendidikan, atau bahkan untuk mendapatkan informasi tentang suatu topik tertentu.Â
1. TANAMAN PANGAN ( PADI )
 Pendapat beliau tentang padi di desa biasanya sangat beragam, tergantung pada peran dan kepentingan mereka. padi di desa sering dipandang sebagai aset penting bagi kehidupan masyarakat sekitar dan ekonomi masyarakat pedesaan.
- 1. Sumber Penghidupan : Banyak masyarakat yang bergantung pada lahan basah padi sebagai sumber utama mata pencaharian. Bertani padi merupakan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga keberlanjutannya dianggap penting.
- 2. Keberlanjutan Lingkungan : Lahan basah padi sering dianggap penting untuk menjaga ekosistem lokal. Mereka membantu mengatur siklus air, mencegah banjir, dan menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna.
- 3. Tantangan Ekonomi : Beberapa masyarakat mungkin melihat lahan basah sebagai tantangan, terutama ketika hasil panen tidak sesuai harapan akibat cuaca atau masalah hama. Ini bisa menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan ekonomi keluarga yang bergantung pada pertanian.
Secara keseluruhan, Â padi memiliki peran penting baik dari sisi ekonomi, lingkungan, maupun budaya bagi masyarakat pedesaan, meskipun ada tantangan dalam mempertahankan dan mengelolanya.
2. SAYUR SAYURAN
 Pendapat beliau ini tentang Hortikultura sayur adalah cabang pertanian yang berfokus pada budidaya tanaman sayur untuk konsumsi manusia. Masyarakat umumnya memandang hortikultura sayur sebagai bagian penting dari sistem pangan, karena sayuran menyediakan nutrisi esensial, seperti vitamin, mineral, dan serat, yang diperlukan untuk kesehatan tubuh.
Dalam konteks masyarakat, hortikultura sayur berperan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi, ekonomi, dan ketahanan pangan. Di banyak wilayah pedesaan, hortikultura menjadi mata pencaharian utama, terutama bagi petani kecil yang mengelola lahan terbatas. Sayuran yang biasa dibudidayakan meliputi bayam, kubis, tomat, wortel, cabai, terong, dan kacang-kacangan.
Masyarakat modern juga mulai lebih memperhatikan praktik hortikultura organik, yaitu budidaya sayur tanpa menggunakan bahan kimia sintetis seperti pestisida atau pupuk kimia. Hal ini didorong oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan dampak lingkungan dari pertanian konvensional. Di perkotaan, tren berkebun di rumah atau di lahan sempit juga semakin populer melalui metode seperti urban farming dan hidroponik.
Secara keseluruhan, hortikultura sayur tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan, meningkatkan perekonomian lokal, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat yang terlibat dalam produksi dan konsumsi sayuran.
Bentuk pemanfaatan sayur
Pemanfaatan hortikultura sayur mencakup berbagai aspek yang dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat. Berikut adalah beberapa bentuk pemanfaatannya:
1. Sumber Pangan
  Sayuran merupakan salah satu komponen utama dalam pola makan sehat. Pemanfaatan utama hortikultura sayur adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Sayuran kaya akan nutrisi penting seperti vitamin, mineral, dan serat yang mendukung kesehatan.
2. Pemberdayaan Ekonomi memberikan peluang ekonomi, terutama bagi petani kecil dan menengah. Penanaman, pengolahan, dan penjualan sayuran dapat menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga di pedesaan dan perkotaan. Selain itu, sektor ini mendukung kegiatan ekonomi lain seperti distribusi, pengemasan, dan pemasaran.
Pemanfaatan hortikultura sayur ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan dan ekonomi, tetapi juga berkontribusi terhadap lingkungan yang lebih sehat serta memberdayakan masyarakat dalam berbagai cara.
3. PerikananÂ
 Pendapat beliau tentang Perikanan adalah aktivitas yang melibatkan penangkapan, pengelolaan, budidaya, dan pemanfaatan sumber daya ikan serta biota perairan lainnya untuk tujuan ekonomi, konsumsi, atau rekreasi. Perikanan mencakup berbagai kegiatan yang berhubungan dengan penangkapan ikan dari perairan alami seperti laut, danau, sungai, serta budidaya ikan di tambak, kolam, atau sistem akuakultur lainnya.
Bentuk pemanfaatan perikananÂ
Pemanfaatan perikanan mencakup berbagai aspek, baik dari segi ekonomi, sosial, hingga lingkungan. Berikut beberapa bentuk pemanfaatan perikanan:
1. Sumber Pangan :Â
  Ikan dan hasil laut lainnya adalah sumber protein hewani yang penting bagi manusia. Perikanan menyediakan berbagai jenis ikan, udang, cumi-cumi, kepiting, dan hasil laut lainnya yang menjadi bahan makanan pokok di banyak negara, terutama di wilayah pesisir. Kandungan nutrisi dalam ikan, seperti protein, asam lemak omega-3, vitamin, dan mineral, sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.
2. Pemberdayaan Ekonomi:Â
  Perikanan adalah salah satu sektor ekonomi yang penting, terutama bagi negara-negara yang memiliki wilayah perairan yang luas seperti Indonesia. Aktivitas perikanan mencakup berbagai rantai nilai, mulai dari penangkapan atau budidaya ikan, pengolahan, hingga distribusi dan pemasaran. Hal ini menciptakan lapangan pekerjaan bagi nelayan, pembudidaya ikan, pengolah hasil laut, serta pedagang.
3. Akuakultur (Budidaya Perikanan):
  Perikanan budidaya atau akuakultur memungkinkan peningkatan produksi ikan melalui sistem pemeliharaan yang lebih terkontrol. Budidaya perikanan memanfaatkan teknologi modern untuk meningkatkan hasil tangkapan dengan cara yang lebih efisien, sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem perairan. Contoh akuakultur termasuk budidaya ikan di tambak, kolam, atau keramba jaring apung.
4. Industri Pengolahan Ikan:
  Pemanfaatan hasil perikanan tidak hanya terbatas pada ikan segar. Banyak hasil tangkapan diolah menjadi produk bernilai tambah seperti ikan asin, ikan kaleng, surimi, tepung ikan, atau produk olahan lainnya. Industri pengolahan ikan juga menghasilkan produk ekspor yang berkontribusi pada perekonomian nasional.
Pemanfaatan perikanan yang berkelanjutan menjadi kunci agar sumber daya perikanan tetap tersedia bagi generasi mendatang, baik dari sisi lingkungan, ekonomi, maupun sosial.
4. Peternakan
 Menurut beliau Peternakan adalah salah satu sektor ekonomi yang berhubungan dengan pengelolaan hewan ternak untuk mendapatkan produk seperti daging, susu, telur, wol, dan kulit. Masyarakat sering memandang peternakan sebagai sumber utama bahan pangan dan bahan baku industri, serta lapangan pekerjaan. Peternakan juga berperan dalam kesejahteraan ekonomi di pedesaan, karena banyak masyarakat yang mengandalkan usaha peternakan untuk penghidupan mereka.
Tergantung dari wilayah dan kebudayaannya, jenis ternak yang dibudidayakan bisa beragam, seperti sapi, kambing, ayam, bebek, hingga ikan. Peternakan tradisional biasanya dilakukan di lahan terbuka dengan cara alami, sementara peternakan modern lebih menggunakan teknologi dan sistem manajemen yang canggih, seperti pemberian pakan teratur, pemantauan kesehatan hewan, dan pengolahan limbah ternak.
Meski penting, sektor peternakan juga menghadapi tantangan, seperti masalah kesehatan hewan, penyebaran penyakit, dampak lingkungan, dan kesejahteraan hewan. Di beberapa tempat, ada kekhawatiran tentang limbah dari peternakan yang mencemari air atau udara. Karena itu, pengelolaan yang berkelanjutan menjadi perhatian penting dalam masyarakat yang berfokus pada peternakan.
5. Buah-buahanÂ
 Pendapat beliau tentang buah-buahan umumnya sangat positif karena buah-buahan dianggap sebagai makanan sehat dan alami. Banyak yang menyukai buah-buahan karena rasanya yang enak, segar, serta berbagai manfaat kesehatannya. Buah-buahan kaya akan vitamin, serat, dan antioksidan yang baik untuk tubuh, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan, serta menjaga kesehatan kulit.
Di sisi lain, ada juga masyarakat yang lebih selektif dalam memilih buah berdasarkan ketersediaan, harga, atau selera pribadi. Beberapa orang mungkin kurang menyukai jenis buah tertentu karena tekstur, rasa, atau kandungan asamnya. Namun secara keseluruhan, buah-buahan dianggap sebagai bagian penting dari pola makan sehat.
Bentuk pemanfaatan buah-buahanÂ
Pemanfaatan buah sangat beragam, baik dalam bentuk segar maupun olahan. Beberapa bentuk pemanfaatannya meliputi:
1. Konsumsi Segar : Cara paling umum adalah memakan buah langsung dalam keadaan segar. Buah-buahan seperti apel, pisang, anggur, dan jeruk sering dikonsumsi tanpa diolah.
2. Jus dan Smoothie : Buah sering dijadikan jus atau smoothie. Ini adalah cara populer untuk menikmati buah dengan tambahan air, susu, atau yogurt, yang juga bisa dikombinasikan dengan berbagai jenis buah.
3. Salad Buah: Buah-buahan bisa dijadikan campuran dalam salad, baik salad buah murni atau dicampur dengan sayuran dan bahan lain untuk variasi rasa dan tekstur.
4. Pengawetan dan Selai : Buah-buahan seperti stroberi, nanas, atau jeruk sering diolah menjadi selai atau diawetkan dalam bentuk manisan, sirup, atau buah kering.
5.  Bahan Masakan : Buah juga digunakan dalam berbagai resep makanan, seperti hidangan penutup (dessert), roti, kue, hingga saus untuk makanan utama. Contohnya, apel digunakan dalam pai apel, atau nanas dalam pizza.
6. Kosmetik dan Perawatan Kulit: Banyak buah yang dimanfaatkan dalam produk perawatan kulit, seperti masker wajah dari alpukat atau lidah buaya, dan produk-produk kecantikan lainnya yang mengandung ekstrak buah.
7. Minuman Fermentasi : Buah juga bisa difermentasi menjadi minuman seperti wine (anggur) atau cider (apel).
8. Obat Tradisional : Beberapa buah dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional karena kandungan nutrisinya. Misalnya, jeruk nipis dan lemon sering digunakan untuk meredakan batuk atau meningkatkan imunitas.
Pemanfaatan buah sangat fleksibel dan terus berkembang sesuai kebutuhan dan inovasi masyarakat.
6. PertanianÂ
 Pertanian bervariasi tergantung pada latar belakang, pengalaman, dan lokasi mereka. Namun, beberapa pandangan umum yang sering muncul adalah sebagai berikut:
1. Sumber Penghidupan : Bagi masyarakat pedesaan, terutama di negara-negara agraris, pertanian sering dianggap sebagai sumber utama penghidupan. Mereka menghargai pertanian sebagai pekerjaan yang memberi mereka makanan, pendapatan, dan kesejahteraan keluarga.
2. Pelestarian Tradisi : Banyak masyarakat memandang pertanian sebagai bagian penting dari tradisi dan warisan budaya. Praktik pertanian sering kali diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian dari identitas komunitas.
3. Ketahanan Pangan: Pertanian dianggap sebagai kunci untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Masyarakat menghargai peran petani dalam menyediakan bahan makanan pokok yang dibutuhkan oleh populasi yang terus bertambah.
Secara keseluruhan, meskipun pendapat tentang pertanian bisa beragam, banyak masyarakat yang setuju bahwa pertanian memainkan peran vital dalam kehidupan sehari-hari dan penting untuk masa depan ketahanan pangan serta keseimbangan ekosistem.
7. Pariwisata Lahan Basah
  Pendapat beliau tentang pariwisata lahan basah dapat bervariasi tergantung pada pengalaman, manfaat ekonomi, dan kesadaran lingkungan mereka. Berikut adalah beberapa pandangan umum yang sering muncul:
1. Sumber Pendapatan Ekonomi : Banyak masyarakat lokal melihat pariwisata lahan basah sebagai sumber pendapatan tambahan. Wisatawan yang datang bisa mendukung ekonomi lokal melalui penginapan, makanan, dan aktivitas wisata seperti ekowisata, birdwatching, dan penjelajahan alam. Hal ini sering dianggap sebagai cara yang lebih berkelanjutan untuk memanfaatkan lahan basah dibandingkan konversi lahan untuk industri atau pertanian.
2. Peningkatan Kesadaran Lingkungan: Pariwisata lahan basah sering dikaitkan dengan ekowisata, yang mendorong wisatawan untuk lebih sadar akan pentingnya melestarikan lingkungan. Banyak masyarakat yang mendukung pariwisata ini karena dapat meningkatkan apresiasi terhadap keanekaragaman hayati dan pentingnya pelestarian ekosistem lahan basah.
3. Ancaman Kerusakan Lingkungan: Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa peningkatan jumlah wisatawan bisa merusak lahan basah. Pembangunan infrastruktur pariwisata yang berlebihan, pencemaran, dan gangguan pada habitat alami dapat mengancam keberlanjutan ekosistem lahan basah. Masyarakat yang peduli lingkungan sering mengingatkan bahwa pengelolaan pariwisata yang buruk dapat merusak ekosistem yang rapuh ini.
4. Pendidikan dan Pelestarian : Bagi masyarakat yang memiliki kesadaran lingkungan tinggi, pariwisata lahan basah dapat dianggap sebagai sarana untuk mendidik masyarakat luas tentang pentingnya lahan basah dalam mengurangi dampak perubahan iklim, mengatur siklus air, dan mendukung keanekaragaman hayati.
5. Pengelolaan yang Adil: Beberapa masyarakat lokal mungkin merasa khawatir jika pariwisata lahan basah dikelola oleh pihak luar atau perusahaan besar, sehingga mereka tidak mendapat manfaat yang adil. Oleh karena itu, ada pandangan bahwa pariwisata ini harus dikelola dengan melibatkan masyarakat lokal secara langsung agar keuntungan dapat dirasakan secara merata.
6. Pelestarian Budaya Lokal: Bagi beberapa komunitas, lahan basah memiliki nilai budaya dan spiritual yang mendalam. Pariwisata dapat menjadi cara untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya yang terkait dengan lahan basah, seperti praktik pertanian tradisional, perikanan, atau kearifan lokal lainnya.
Secara keseluruhan, pariwisata lahan basah umumnya dianggap positif jika dikelola dengan baik, dengan pendekatan yang berkelanjutan dan berorientasi pada pelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat lokal.Â
KESIMPULANÂ
Wawancara dapat membantu mengidentifikasi kesenjangan komunikasi antara kelompok masyarakat yang berbeda.Wawancara dapat membantu membangun hubungan yang lebih kuat antara organisasi dan masyarakat yang mereka layani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H