Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Dari Pantai Kutang ke Akar Langit, Tempat Wisata dengan Nama Menarik yang Tersembunyi

29 Januari 2018   12:29 Diperbarui: 30 Januari 2018   08:51 9617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon trinil raksasa di Wanawisata Akar Langit/ dokpri

Berbeda dengan Pantai Kutang yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat, Wanawisata Akar Langit ini dikelola Karang Taruna setempat bersama Perhutani. Pengelolaannya juga masih sederhana. Tidak ada loket untuk bayar tiket, waktu saya ke sana. Hanya tampak beberapa remaja yang menarik uang masuk dan memberikan tiket seharga Rp 3.000 per orang. Sesederhana itu.

Parkir kendaraan di sediakan di pinggir jalan, dengan tarif Rp 2.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil. Di samping area parkir ini, banyak berdiri kios dadakan milik pedagang makanan, minuman, cindera mata, hingga tanaman hias.

Menjamurnya objek wisata lokal yang dikelola secara swadaya atau patungan model Pantai Kutang dan Akar Langit ini memang sangat positif untuk mendongkrak perekenomian rakyat desa. Seharusnya hal ini mendapat dukungan penuh dari Pemda setempat dan bukan dibiarkan berjalan autopilot. Banyak lokasi wisata yang dikelola secara lokalan ini pesonanya tak kalah dengan objek wisata yang sudah punya nama secara nasional.

Aih... kok jadi nglantur kaya orang gede saja. Kembali ke Akar Langit. Setelah menikmati dua gelas degan yang keras karena sudah tua dan mi instan hangat dengan harga pasaran (Rp 5.000 untuk segelas es degan dan Rp 7.000 untuk mi instan cup) dan lelah berswafoto ria, kami pun pulang dengan puas.

Di atas perahu bambu di Wanawisata Akar Langit/ dokpri
Di atas perahu bambu di Wanawisata Akar Langit/ dokpri
Sudah begitu saja. Eh ada yang kelupaan. Jangan kaget ya kalau mau foto di perahu bambu, anda dipungut Rp 3.000 per orang, itu juga antre kalau pas liburan. Jadi siapkan uang receh...atau swafoto dan foto di tempat lain saja karena banyak kok tempat yang elok di sini.

Salam-salaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun