Terlebih lagi dari sebelas nama yang ditangkap dan dijadikan tersangka itu, sebagian punya hubungan dekat dengan Partai Gerindra, partainya Fadli Zon, misalnya saja Rachmawati wakil ketua umum Partai Gerindra, Kivlan Zen, Ahmad Dhani cawabub Bekasi.
RIZIEK FPI DAN PUZZLE YANG HILANG
Wajar juga jika orang kembali ingat ke Riziek Sihab yang menggerakkan GNPF MUI yang menggerakkan aksi-aksi itu. Walaupun secara resmi, polri menyebutkan dicapainya kesepakatan mengubah dan memindahkan aksi 212 ke Monas dan menjadikan acara itu murni ibadah, orang tetap saja penasaran dan bertanya-tanya benarkah Riziek Sihab itu tak punya hubungan dengan kelompok itu.
Pertanyaan itu juga relevan dengan fakta bahwa pada demo 411 lalu Rizieklah yang menggiring massa dan berorasi di depan gedung DPR/MPR. Riziek pula yang saat itu terlibat dalam perundingan dengan pihak keamanan dan pihak DPR. Kita juga ingat, Massa saat itu ingin masuk dan menguasai gedung DPR/MPR walaupun dengan alasan "numpang tidur", sebuah alasan yang absurd.
Kini setelah aksi 212, nama Riziek seolah jadi bersih karena sebagai orang yang berada di pihak GNPF MUI, dikatakan tidak terlibat dengan aktivitas para pendompleng yang ditangkap polri. Ini bagi sebagian masyarakat yang selama ini tahu sepak terjang Riziek dan FPI-nya seakan dan sulit diterima akal sehat mereka.
Logika sederhananya begini. Kalau tidak ada acara dengan massa besar tentu tidak ada yang bisa didomplengi. Untuk bisa didomplengi harus ada acara dengan massa besar. Untuk ada acara dengan massa besar harus diadakan. Yang ngotot mengadakan acara dengan massa besar itu adalah GNPF MUI itu yang dipandegani Riziek cs. Kalau Riziek cs tidak ngotot, tentu acara itu akan ada.
Dengan urutan logika berpikir semacam itu maka menganggap Riziek clear dari kelompok pendompleng yang ditangkap itu, terasa janggal. Oleh karena itu, memang masih ditunggu penjelasan polri terkait hal ini. Yang pasti aksi 212 dan para pendompleng yang ditangkap itu tidak bisa dipandang berdiri sendiri-sendiri dan hanya dihubungkan dengan "niat mendompleng" saja.
Pertanyaan itu menjadi penting dikaji karena jika benar-benar ingin memutus mata rantai dompleng-mendompleng ini tidak cukup dengan penangkapan itu saja. Objek yang jadi pendomplengan itu juga harus dikaji lagi dengan serius, tidak bisa timpang sebelah. Jika alasannya adalah kasus Basuki Thahaja Purnama, semua sudah jelas karena telah diproses hukum. Jadi, ada hubungan antara kengototan, aksi dengan massa besar, dan upaya pendomplengan.
Kalau kita amati informasi bebas di medsos, ada beberapa bagan yang menempatkan Riziek dan Munarman panglima perang FPI, juga beberapa personel GNPF MUI dalam jaringan makar itu, meski ada di ring luar. Ada banyak nama lain disebut dan tentu saja polisi pasti sudah tahu ituÂ
Meski demikian, informasi bebas semacam itu tidak bisa kita percaya begitu saja dan perlu pendalaman lagi. Saya tak akan ungkap bagan itu di sini, tetapi sekedar ilustrasi bagaimana peran Riziek cs belum sepenuhnya bisa disebut clear dalam persoalan makar ini. Tetapi, sekali lagi ini domain polisi.
Tetapi, diakui atau tidak, masih ada puzzle yang belum terungkap. Tak hanya soal peran Riziek cs yang menimbulkan rasa penasaran itu, tetapi adanya aktor lain yang belum terungkap dan diungkap. Pastilah ada aktor lain yang bermain di balik layar. Tidak hanya sekedar menyiapkan pendanaan, aktor-aktor itu tentu termasuk jaringan pendukung dan tokoh-tokoh yang dipersiapkan jika upaya makar itu berhasil.