Tetapi yang lebih penting adalah pernyataan MUI, NU, dan Muhammadyah paska pertemuan itu. Ketiga organisasi ini sepakat, kasus itu sarat dengan kepentingan Pilkada DKI, mempercayakan penyelesaian kasus itu ke kepolisian, dan meminta umat untuk tidak terpancing aksi demo, atau jika ikut tidak boleh membawa nama dan atribut organisasi dan tidak membuat rusuh.
Mantan Presiden SBY juga melakukan silaturahmi dadakan ke Menkopolhukam Wiranto dan Wapres Yusuf Kalla terkait perkembangan situasi politik itu. Gerakan demo 4 November adalah bahasa utama itu.Â
Dan sekitar pukul 10.30 tadi SBY menyatakan sikap partainya yang menyatakan setuju adanya unjuk rasa asal jangan anarkis. Unjuk rasa harus tertib, sesuai aturan. Dia menegaskan tidak mudah membangun negeri ini secara bertahap, jangan tiba tiba dirusak oleh aksi demo yang anarkis.
Setiap orang dinilai SBY punya hak politik termasuk unjuk rasa asal tertib dan tidak melanggar aturan dan damai. (Soal laporan intelejen yang disinggung SBY saya tak bahas dulu, juga masalah dokumen TPF Munir yang hilang, harta kekayaannya, juga rumah pemberian negara)
Lepas dari nada bicaranya, SBY menegaskan proses hukum atas kasus Ahok harus terus berjalan dan dipercayakan kepada penegak hukum. Apa pun keputusannya, baik Ahok salah dan tidak salah, masyarakat harus menerimanya. Kalau tidak puas harus mengikuti prosedur hukum yang  berlaku.
Sekarang setelah semua sudah sepakat tak boleh anarkis, Â dan kasus dugaan penistaan agama diproses, apakah demo 4 November besok tetap akan diikuti 500 ribu seperti klaim Munarman jubir FPI? Entahlah. Tetapi, setidaknya, warga NU dan Muhammadyah yang sebelumnya ikut tertarik ajakan demo itu mungkin kini bisa sadar atas kemungkinan adanya penyusupan dalam kasus itu.Â
Yang pasti peringatan dari beberapa pihak, bahwa demo itu punya banyak sisi untuk dicermati, juga jangan diabaikan begitu saja. Misalnya saja, kemungkinan adanya  penyusupan dari anggota ISIS yang pulang dari Suriah. Peringatan itu tentunya bukan peringatan ngawur namun harus dicermati dengan hati-hati dan sigap.
Salam, damai NKRI berdasarkan Pancasila.
Bacaan pendukung: