Dia tercatat juga pernah menerima penghargaan: Pemimpin Muda Berpengaruh oleh Majalah Biografi Politik, Pemimpin Muda Indonesia oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Pemimpin Muda Berpengaruh oleh Majalah Jakarta Political Club, Pemimpin Muda Potensial di Parlemen oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Selain itu, paska reformasi, Irman Gusman adalah salah satu penggagas amandemen UUD '45 yang akhirnya melahirkan, pemilihan presiden secara langsung, pembatasan masa jabatan presiden maksimal dua kali, lahirnya Mahkamah Konstitusi, dan Dewan Perwakilan Daerah. Peran Irman Gusman dalam hal ini belum ada yang meragukannya.
Dalam hal pemberantasan korupsi, dia selama cukup vokal membela KPK, misalnya penolakan DPD terhadap wacana revisi UU KPK. Dia juga mendukung hukuman berat bagi para koruptor seperti di China, termasuk hukuman mati.Â
Sekarang jelas, Irman Gusman bukan orang biasa. Karena itu, jika ada yang terkaget-kaget (termasuk saya) dengan uang Rp 100 juta yang jadi bingkisan keluarga Xaveriandy, yang datamg bersama istri, anaknya yang masih kecil, dan adiknya, untuk urusan gula, ya sah-sah saja. Uang Rp 100 juta itu memang sangat kecil dibanding "kebesaran" seorang Irman Gusman.
ANOMALI "KORUPSI" IRMAN GUSMAN
Itulah anomali "korupsi" Irman Gusman. Terlalu dini untuk menyebut Irman Gusman pasti telah bersalah menerima suap Rp 100 juta. Ada banyak cerita yang harus diungkap soal bungkusan yang ditinggal jeluarga Xaveriandy dan tak diketahui isinya oleh Irman Gusman dan istrinya, sampai KPK mereka minta untuk membuka sendiri.
Namun juga terlalu dini untuk menyatakan KPK kali ini salah sasaran dan terlalu bernafsu. Masih perlu ada penjelasan mengapa petugas KPK membelokkan sasaran dari Xaveriandy dan jaksa Farizal yang terlibat suap, ke Irman Gusman. Banyak hal yang belum jelas.
Karena itu, jika beberapa hari ini banyak hujatan dan bahkan desakan agar penghargaan yang diterima Irman Gusman seperti Bintang Mahaputra Adipradana dicabut, sebaiknya direm dulu. Banyak hal yang belum jelas. Entah mengapa, saya yang biasanya selalu yakin dengan kerja KPK, kali ini agak ragu.Â
Salam anomali
Bacaan pendukung: