"Ya sudah," kata Buk Markonah.
"Lah terus mana kembalian saya????" tanya Cak Mukidi Bingung.
Buk Markonah dengan enteng berkata,"Ongkos rogoh-rogoh sepoloh rebu Cak, sampeyan kiro goh-rogoh nang jero kutangku gratis."
Mukidi hanya garuk-garuk kepala sambil nyengir mendengar omongan Buk Markonah.Â
.........
Ah, Mukidi memang datang di waktu yang tepat, bisa menjadi pelipur hati, yang gundah gulana paska reshuffle jilid II, yang diantaranya diwarnai munculnya gagasan full days school. Ini gagasan bukan main-main, sangat serius, dan mengundang banyak tanya dan protes. Lha bagaimana tidak, sekolah sampai hampir Maghrib, madrasah dan tempat belajar ngaji di mushola dan masjid juga bisa gulung tikar.
Tak hanya itu, paska reshuffle jilid II, urusan harga daging ternyata juga tak kunjung turun. Ya, memang katanya sih masih proses. Jadi, memang masyarakat memang butuh hiburan, termasuk juga yang kini sibuk ngurus E-KTP yang katanya juga ada sampai nginep di kantor kecamatan, daripada bolak-balik tak kunjung selesai.
Lagi-lagi ada humor Mukidi yang bisa membuat tertawa, jadi pelipur rasa penat dan kecewa, seperti cerita ini.
BIKIN KONDOM
Di ruang operasi rumah sakit, seorang dokter bedah melihat Mukidi yang akan dioperasi kelihatan gelisah. Untuk menenangkannya, Mukidi diajak bercanda.
Dokter, "Bapak tahu cara membuat sarung tangan karet yang sedang saya pakai ini?"