Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mukidi Efek vs Jokowi Efek

27 Agustus 2016   15:31 Diperbarui: 27 Agustus 2016   15:44 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari target Rp 165 triliun pemasukan yang ditargetkan dari program ini, baru tercapai Rp 1,94 triliun. Dana yang dideklarasikan juga didominasi dari dalam negeri mencapai Rp 50,8 triliun. Sementara yang dari luar, yang sebelumnya disebut ada potensi sekitar Rp 11 ribu triliun itu, justru baru dideklarasi Rp 6,94 triliun. Pencapaian ini juga diwarnai keluhan wajib pajak UMKM yang merasa ditekan oleh petugas pajak.

Ya memang aneh, tax amnesty yang digulirkan agar dana yang ngumpet di luar negeri dan tak bayar pajak itu mau pulang untuk membangun negeri, tapi yang diobok-obok kok justru UMKM di dalam negeri. Itu pun petugas pajak ternyata juga belum paham benar dengan sasaran dan tujuan tax amnesty. Ya mungkin masih proses. 

Nah, humor Mukidi ini mungkin bisa sedikit menghibur.

BU MARKONAH

Cak Mukidi ke pasar, mau kulineran rujak cingur yang penjualnya ibu-ibu asal Madura bertubuh montok bernama Buk Markonah.

"Buk, rujak satu, berapa?" tanya Cak Mukidi.

"Sepoloh rebu...Cak...," kata Buk Markonah.

Selesai dibungkus, Cak Mukidi bayar dengan uang Rp 20.000. Markonah bilang, Cak...tangan saya lagi belepotan, kembaliannya ambil sendiri di sini ya," kata Markonah sambil menunjukkan belahan dada atas.

Tanpa ragu-ragu, Cak Mukidi merogoh karena orang Madura memang biasa menaruh uang segala macam di sana, pikirnya. "Nggak ada...Buk," kata Cak Mukidi.

Bu Markonah kasih instruksi, "Lebih dalam lagi, terus, terus. Ke kanan, ke kiri."

Cak Mukidi, "Nggak ada... Buk."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun