Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hikayat Angsa Bertelur Dolar di Kloset

6 Mei 2016   16:54 Diperbarui: 6 Mei 2016   17:05 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat kan kisah tembok di ruang karaoke rumah dinas mantan ketua MK Akil Mochtar? Sudah lupa? Ternyata di dalamnya juga ada harta yang tak sedikit. Ditembok itu, Akil Mochtar menyimpan uang hasil suap sebanyak Rp 100 miliar. Satu lagi sentuhan tangan trampil yang seperti menghidupkan kisah harta anak yatim itu.

Mahmud MD yang menjabat ketua MK periode sebelumnya, yang membangun ruang karaoke di rumah dinas itu. Tapi Akil Mochtar lebih ‘kreatif’ karena berhasil menyulap tembok di ruang itu  menjadi tempat penyimpanan uang. Sungguh irasionalitas berbalut fantasi yang menyenangkan. Kisah atau dongeng seolah hidup hanya dengan sentuhan cara menyimpan uang.

Hampir sama dengan Akil Mochtar, mantan ketua DPRD dan bupati Bangkalan Fuad Amin Imron juga memanfaat tembok, untuk menyimpan sebagian uang hasil suap yang diterimanya. Tembok itu lantas ditutupinya dengan lukisan. Tapi Fuad terbilang masih konvensional karena dia masih memanfaatkan dua koper besar untuk menyimpan uang hasil suap. Sentuhannya fantasinya masih kalah dengan Hikayat Angsa Bertelur Dolar atau Kisah tentang Harta Anak Yatim.

Mungkin masih akan ada lagi kisah irasionalitas berbalut fantasi lainnya. Misalnya saja kantung ajaib Doraemon yang bisa mewujudkan banyak keinginan itu. Kalau diambil kesamaannya kan seperti kartu debet yang tinggal digesek setiap kali kita membeli sesuatu. Ah tapi, sentuhan fantasinya mungkin terlalu kering. Terlebih lagi, uang di bank itu kan gampang dilacak, jadi KPK atau PPATK terlalu cepat menemukannya.

Karena itulah, tren yang dianut oleh para ‘pasien’ KPK  saat ini  bukan lagi menyimpan uang di bank. Meski disimpan di negara tax havens atau negara nun jauh di sana... tetap akan ketahuan. Terlebih lagi mulai tahun 2018, diberlakukan automatic exchange of information, atau data nasabah bisa diakses oleh otoritas pajak dari bank-bank di seluruh dunia. Jadi tak aman kan.

Oleh karena itu, nasihat ‘simpanlah uang di bank demi keamanan dan kenyamanan’ tidak berlaku bagi kalangan ‘pasien’ KPK. Yang lebih aman adalah menyimpan uang tunai yang banyak dan tak terlacak. Misalnya saja, menyulap spring bed menjadi tempat penyimpanan uang, seperti kisah kasur tua milik Mr Krab dalam film Sponge Bob itu. Atau mungkin menyulap dasar kolam ikan jadi brankas uang. Dua contoh ini belum pernah ada dalam temuan KPK.

Jadi, masih  sangat mungkin akan muncul, hikayat, kisah, cerita baru soal simpan menyimpan uang ini. Ya mungkin saja akan ditemukan model ‘kantong ajaib Doraemon’ yang lebih canggih dan tak terlacak KPK. Jadi, masih banyak kisah irasionalitas berbalut  fantasi yang akan muncul. Tunggu saja.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun