Mohon tunggu...
Dais Siti Robiah Latifah
Dais Siti Robiah Latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Keep Fighting, Never Give Up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Qiro'ati: Jangan Wariskan Bacaan Al-Qur'an Yang Salah, Karena yang Benar Itu Mudah

20 Desember 2022   18:20 Diperbarui: 20 Desember 2022   19:58 1553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemudian, ketika murid melakukan kesalahan bacaan, maka guru langsung membenarkannya. Dengan metode Qiro'ati, murid tidak merasa terbebani, sebab materi diberikan secara bertahap, dari kata-kata yang mudah dan sederhana. Meskipun masih dijilid Qiro'ati yang rendah, murid tetap harus membaca secara tartil, sesuai makhraj serta bacaan tajwidnya. Tujuannya adalah sebagai pembiasaan agar ketika dihadapkan dengan bacaan Al-Qur'an secara langsung, murid akan terbiasa dan mampu membaca Al-Qur'an dengan fasih, tartil, menguasai bacaan-bacaan ghorib dan ilmu tajwid dengan baik.

Di dalam metode Qiro'ati juga, guru atau pendidiknya harus seseorang yang professional dalam mengajar. Tidak semua orang bisa mengajarkan metode Qiro'ati, meskipun orang tersebut sudah fashih membaca Al-Qur'an. Sebab syarat untuk menjadi guru Qiro'ati adalah telah lulus tashih guru Qiro'ati. Yaitu melakukan tes secara langsung kepada seorang amanah tashih.  

Kemudian setelah lulus wajib mengikuti metodologi mengajar metode Qiro'ati. Barulah setelah itu dapat menerima syahadah dan bisa mengajarkan Al-Qur'an dengan metode Qiro'ati. Sebab KH. Dahlan Salim Zarkasyi, yang merupakan penyusun dari metode Qiro'ati ini pernah berkata, "Jangan wariskan bacaan Al-Qur'an yang salah, karena yang benar itu mudah".

Akan tetapi dalam metode ini, ketika murid dituntut untuk langsung mempraktekan bacaan, menjadikannya tidak bisa membaca dengan cara mengeja. Murid menjadi kurang menguasai masing-masing dari huruf hijaiyah secara urut dan lengkap. Sehingga ketika seorang murid yang kurang aktif dan sedikit lambat dalam pemahamannya, dia akan tertinggal oleh teman-teman lainnya yang lebih aktif.

Saat ini anak-anak harus dituntut untuk belajar membaca Al-Qur'an agar dapat memberantas buta aksara Al-Qur'an yang semakin tinggi di Indonesia. Jadikan generasi muslim Indonesia ini menjadi generasi pecinta Al-Qur'an yang mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. 

Masyarakat Muslim Indonesia harus lebih giat dalam menggemakan bacaan Al-Qur'an, baik dirumah, dimesjid-mesjid, disurai ataupun di tempat-tempat pengajian. Kita giatkan dan laksanakan program pemerintah untuk melaksanakan magrib mengaji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun