Satu dari sekian banyak fenomena yang terjadi adalah beberapa tokoh politik memiliki akun Twitter yang dimanfaatkan sebagai alat komunikasi politik. Bukan hanya sekedar akun, pengikut para akun tokoh tersebut pun sangat banyak.Â
Diantaranya seperti akun milik Ridwan Kamil yang mempunyai 5,45 juta pengikut, Anies Baswedan dengan 4.84 juta pengikut, Fadli Zon yang memiliki 1.82 juta pengikut, Fahri Hamzah memiliki 1,59 juta pengikut, Taufik Kurniawan memiliki 200 ribu pengikut, Bambang Soesatyo memiliki 31 ribu pengikut dan Agus Hermanto memiliki 2.938 pengikut di Twitter per tanggal 15 Januari 2023, jumlah akun pengikut tersebut tentu masih bisa bertambah atau berkurang.
Menurut Larson dalam Darajat dkk. (2019) Twitter merupakan media sosial yang paling strategis digunakan untuk menggambarkan status penggunanya. Yang berarti dibanding dengan platform media sosial lain twitter lebih mudah dan nyaman digunakan untuk memposting status penggunanya.Â
Apabila dicermati dengan seksama konten yang terkandung dari postingan akun Twitter tokoh-tokoh tersebut tidak lain mengenai sosialisasi program kerja yang akan dicanangkan oleh pemerintah, sosialisasi program yang sedang dijalankan atau diaplikasikan oleh pemerintah, ajakan guna berpartisipasi dalam setiap pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2024, re-tweet kritik serta harapan masyarakat pengguna Twitter melalui posting-an Twitter pribadinya, dan kritik terhadap program kerja yang sedang atau telah pemerintah lakukan.
Salah satu contoh postingan yang diunggah oleh akun tokoh tersebut ialah tweet yang di posting oleh Fahri Hamzah sebagai politikus dan mantan anggota MPR-RI serta DPR -RI yang berisi ajakan untuk bergabung dalam ruang diskusi Twitter atau yang dikenal sebagai Tweet Space yang terbuka untuk umum, Space tersebut membahas tentang "Perlukah 'Kewajiban' Memilih Saat Pemilu" yang merupakan menjadi suatu kekhawatiran saat ini karna minimnya kesadaran kaum muda akan penggunaan haknya untuk memilih dalam pemilu dan yang menjadi pembawa acaranya adalah Banda, yaitu seorang pengamat politik.Â
Space Twitter seperti itu akan menambah pemahaman dan simpati masyarakat terhadap pentingnya memilih dalam pemilu karena pada diskusi tersebut membahas dampak serta pengaruh dari suara yang dimiliki oleh masyarakat umum. Contoh postingan lainnya yaitu tweet yang diposting oleh Fadli Zon selaku anggota DPR-RI tentang ajakan untuk tidak melakukan golput dan ikut serta dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2019.Â
Postingan tersebut adalah sebuah sosialiasi pendidikan politik yang sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat, sehingga masyarakat mampu memahami haknya untuk ikut andil dalam pemilu dan memahami dampak negatif dari perilaku golput, Selain itu juga Fadli Zon mengutarakan kritiknya kepada pemerintah dalam tweet-nya mengenai salah satu program kerja yang telah dilakukan oleh pemerintah.Â
Postingan seperti itu dapat menimbulkan turunnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah akan tetapi disisi lain juga memberikan masukan bahwa program yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut supaya lebih baik dan jelas lagi kedepannya.Â
Dengan begitu media sosial juga tidak hanya dijadikan sarana untuk memudahkan pekerjaan masyarakat sehari-hari akan tetapi menjadi alat untuk melakukan komunikasi politik juga.
Komunikasi politik merupakan proses penyampaian informasi tentang politik dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah, Makna komunikasi politik disini adalah bukan hal yang baru di dunia politik maupun disiplin ilmu komunikasi. Menurut Djuyandi (2017) komunikasi politik disini merupakan sebuah kombinasi lebih dari dua bidang ilmu akademik kedalam suatu aktivitas, terutama yang ada hubungannya terkait dengan komunikasi dan politik.Â
Munculnya komunikasi politik paling sering terjadi di media sosial maupun di media cetak, maka dari pada itu media sosial mempunyai peran penting dalam sistem politik dan suksesnya komunikasi politik sangat akan berpengaruh pada pemantapan politik.