Mohon tunggu...
Dailymonthly
Dailymonthly Mohon Tunggu... Freelancer - Just Another Blog

Budayakan Membaca Dailymonthly | Prima H. I have been writing for over 10 years. I have written on various topics such as politics, technology, and entertainment. However, my true passion lies in writing about comprehensive analysis and from various points of view. I believe that writing from multiple perspectives allows me to explore my subjects, settings, and moral gray areas from a wider variety of perspectives, which sustains complexity and keeps the reader interested. I have written several articles on this topic and am considered an expert in the field.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Harimau Pulau: Sebuah Perjalanan Ambisius untuk Menyelamatkan Har

5 Juni 2023   13:59 Diperbarui: 5 Juni 2023   14:31 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harimau Pulau: Sebuah Perjalanan Ambisius untuk Menyelamatkan Harimau Kalimantan dari Kepunahan

Batu Bara dan Harimau: Sebuah Dilema Kalimantan

Ilustrasi (Bing Image Creator)
Ilustrasi (Bing Image Creator)

Suara-suara keras menembus kelambu. Saya mengedipkan mata dan menggosok mata saya. Terakhir kali saya berada di sini, saya terbangun oleh suara lembut orangutan, auman macan tutul di kejauhan, dan kicauan burung rangkong yang penuh warna. Sekarang, ketika saya melihat sekeliling, saya mengenali suara gemuruh buldoser yang keras dan desisan air yang terus menerus.

Ilustrasi (Bing Image Creator)
Ilustrasi (Bing Image Creator)

Melalui jendela gubuk yang terbuka, saya bisa melihat tepi hutan di kejauhan. Ini masih merupakan desa kuno Muara Teweh, yang dulunya merupakan oasis yang damai di jantung Kalimantan, Indonesia. Namun, ledakan penambangan batu bara besar-besaran, yang dimulai sejak saya pergi, telah membawa ribuan orang berduyun-duyun ke tempat terpencil ini. Ini bukanlah hal yang saya harapkan. Sebagai direktur sains dan eksplorasi, misi saya adalah mengeksplorasi dan mencoba melindungi tempat-tempat liar terakhir di dunia. Itulah mengapa saya kembali ke Kalimantan. 

Setelah survei awal di daerah tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut kaya akan harimau dan satwa liar lainnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia membuat suaka margasatwa yang luas di bagian yang tidak berpenghuni di pulau tersebut pada bulan April 2001. Beberapa bulan kemudian, pemerintah meningkatkan taruhannya. Saya masih ingat betapa terkejutnya saya ketika kolega Rizal Maulana menelepon saya di New York dengan berita tersebut.

"Mereka ingin menggandakan ukuran cagar alam! Mereka mengusulkan seluruh pulau sebagai suaka harimau pertama di negara ini," kata Maulana kepada saya melalui telepon. "Dan mereka ingin bantuan kami untuk mewujudkannya." Sejak pertama kali saya mulai bekerja dengan pemerintah Indonesia pada tahun 1993, belum pernah ada yang mengajukan proposal sebesar ini. Dengan luas hampir 544.150 kilometer persegi (210.000 mil persegi) Kalimantan akan menjadi suaka harimau terluas di dunia.

Ketika saya berjalan-jalan di sekitar desa Muara Teweh dalam perjalanan pulang ini, tugas untuk menciptakan suaka margasatwa di sini tampak sangat berat. Maulana, mantan pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan sekarang menjadi koordinator program WCS di Indonesia, menemani saya menyusuri tepi hutan sejauh setengah kilometer. 

Kami memasuki kumpulan tenda dan bangunan yang serampangan yang melayani para penambang batu bara. Di lapangan tanah tempat saya pernah mengukur jejak harimau dan macan tutul, para pedagang di kios-kios kini menjual barang elektronik, peralatan, dan makanan. Musik keras mengalun dari pengeras suara di sebuah bar karaoke saat kami melewati restoran, kedai kopi, dan tempat pangkas rambut yang menawarkan layanan pijat dan meja biliar. Di mana-mana ada timbangan yang digunakan untuk menimbang batu bara yang dibawa untuk diperdagangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun