Mohon tunggu...
Dailymonthly
Dailymonthly Mohon Tunggu... Freelancer - Just Another Blog

Budayakan Membaca Dailymonthly | Prima H. I have been writing for over 10 years. I have written on various topics such as politics, technology, and entertainment. However, my true passion lies in writing about comprehensive analysis and from various points of view. I believe that writing from multiple perspectives allows me to explore my subjects, settings, and moral gray areas from a wider variety of perspectives, which sustains complexity and keeps the reader interested. I have written several articles on this topic and am considered an expert in the field.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diskriminasi Usia di Indonesia: Masalah Hukum dan Sosial

2 Juni 2023   20:14 Diperbarui: 14 Juli 2023   03:17 2800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Diskriminasi Usia (Bing Image Creator)

Contoh lainnya adalah praktik media dalam menargetkan demografi audiens berdasarkan usia, yang dapat menciptakan segmentasi dan polarisasi di antara kelompok usia yang berbeda. Media sering menggunakan wawasan berbasis usia untuk menyesuaikan pesan, konten, dan pemrograman pemasaran mereka agar menarik bagi kelompok usia tertentu, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa paruh baya, atau manula. Meskipun praktik ini mungkin bermanfaat untuk menarik dan mempertahankan audiens, praktik ini juga dapat mengecualikan atau mengasingkan kelompok usia lain yang mungkin tidak sesuai dengan kategori atau stereotip yang telah ditetapkan. Selain itu, media dapat mengeksploitasi atau mensensasionalisasi isu-isu tertentu yang berkaitan dengan usia, seperti pengangguran di kalangan pemuda, pelecehan terhadap lansia, atau kesenjangan antargenerasi, untuk menarik perhatian dan rating.

Ageism di media dan budaya populer dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan bagi berbagai kelompok usia di Indonesia. Bagi orang yang lebih tua, ageism dapat menyebabkan isolasi sosial, harga diri yang rendah, kesehatan mental yang buruk, berkurangnya akses terhadap layanan dan kesempatan, serta meningkatnya kerentanan terhadap pelecehan dan penelantaran. Bagi orang yang lebih muda, ageism dapat menyebabkan rendahnya kepercayaan diri, stres yang tinggi, pilihan yang terbatas, berkurangnya partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, dan meningkatnya paparan terhadap kekerasan dan pelecehan. Bagi masyarakat secara keseluruhan, ageism dapat merusak kohesi sosial, keragaman, solidaritas, dan pembangunan.

Untuk mengatasi ageism di media dan budaya populer di Indonesia, penting untuk mengadopsi pendekatan berbasis hak asasi manusia yang menghormati dan menghargai semua orang tanpa memandang usia mereka. Pendekatan ini membutuhkan:

- Menerapkan dan menegakkan hukum dan peraturan yang melarang diskriminasi usia di sektor media, dan menyediakan upaya hukum bagi para korban diskriminasi.
- Meningkatkan kesadaran di kalangan profesional media dan produser tentang penyebab dan konsekuensi dari ageism untuk berbagai kelompok usia.
- Menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi para profesional dan produser media tentang cara menghindari atau menentang stereotip dan sikap yang berkaitan dengan usia dalam pekerjaan mereka.
- Mempromosikan representasi yang positif dan realistis dari berbagai kelompok usia dalam konten dan pemrograman media.
- Mendorong dialog dan kolaborasi di antara berbagai kelompok usia untuk menumbuhkan rasa saling menghormati dan memahami.

Ageism di media dan budaya populer adalah tantangan yang mempengaruhi jutaan orang di Indonesia. Dengan mengatasi tantangan ini dengan pendekatan berbasis hak asasi manusia, Indonesia dapat memastikan bahwa semua orang dapat menikmati hak mereka atas kebebasan berekspresi dan informasi tanpa memandang usia mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun