Kendaraan Listrik Roda Dua India Memimpin Revolusi Kendaraan Listrik (EV)
Pelat Nomor Mengungkap Transformasi Semarak Kota-kota di India
Permadani warna-warni dari kota India tidak hanya meliputi jalan-jalannya yang ramai dan pasar-pasarnya yang hidup. Bahkan pelat nomor kendaraan pun turut menyemarakkan pesta warna-warni ini. Kendaraan pribadi dengan bangga menampilkan karakter hitam di atas pelat putih, sementara kendaraan komersial memamerkan tulisan hitam di atas warna kuning. Kendaraan sewaan terlihat menonjol dengan warna kuning di atas pelat hitam, dan pelat nomor diplomatik yang terhormat menggunakan skema putih dan biru. Namun, kombinasi warna baru telah muncul dalam beberapa bulan terakhir, yang menjadi semakin umum di jalan: karakter putih pada pelat hijau. Desain pelat nomor yang unik ini secara eksklusif diperuntukkan bagi kendaraan listrik (EV), yang tiba-tiba ada di mana-mana, terutama dalam bentuk kendaraan roda dua dan tiga.
Mengalihkan Sorotan dari Tesla ke Kendaraan Roda Dua dalam evolusi EV R di India
Ketika kata-kata "kendaraan listrik" diucapkan, pikiran orang Barat langsung membayangkan Tesla yang ramping dan CEO mereka yang visioner, Elon Musk. Namun, di luar negara-negara makmur, khususnya di India, kendaraan roda dua masih menjadi moda transportasi yang paling disukai oleh masyarakat kelas menengah. Yang mengherankan, lebih dari 70% dari semua kendaraan yang ada di jalanan India adalah kendaraan roda dua, terutama skuter dan sepeda motor. Sisanya, 10% merupakan bajaj roda tiga, yang sering disebut sebagai "tuk-tuk" oleh para turis asing. Kedua kategori ini sendiri merupakan 92% dari semua kendaraan listrik yang terdaftar di India tahun lalu.
Pertumbuhan yang Mengesankan Membuat Roda Bergerak
Lintasan pertumbuhan kendaraan roda dua listrik di India sangat luar biasa. Menurut Counterpoint, sebuah firma riset pasar terkemuka, kendaraan listrik menyumbang 4% dari 16 juta kendaraan roda dua yang terjual pada tahun 2022, sebuah peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya 1%. Penyebaran becak listrik bahkan lebih cepat lagi, dengan sekitar 40% dari 632.000 kendaraan roda tiga yang terjual pada tahun 2022 adalah kendaraan listrik. Proyeksi menunjukkan bahwa angka ini akan melonjak hingga 95% pada akhir dekade ini. Sebaliknya, kendaraan roda empat tertinggal di belakang, dengan hanya 1,3% dari 3,8 juta mobil yang baru terdaftar di India tahun lalu adalah mobil listrik, meskipun ada peningkatan yang signifikan dari 0,5% pada tahun 2021. Lonjakan permintaan terutama didorong oleh konsumen di kota-kota kecil, di mana pilihan transportasi umum yang tidak memadai dan dominasi kendaraan roda dua telah membuka jalan bagi revolusi EV ini.
Dorongan yang Didukung Pemerintah Memicu Roda Perubahan
Pertumbuhan eksponensial dari pasar mobil listrik di India sangat dipengaruhi oleh berbagai insentif pemerintah yang diberikan kepada produsen dan konsumen. Pada tahun 2013, pemerintah yang dipimpin oleh Kongres memperkenalkan skema nasional pertama, Rencana Misi Mobilitas Listrik Nasional, sebagai sarana untuk mendorong adopsi EV. Dua tahun kemudian, Perdana Menteri Narendra Modi meluncurkan skema insentif permintaan yang dikenal sebagai fAME, dengan fase kedua yang diperluas yang diimplementasikan pada tahun 2019. Selain itu, sebagian besar pemerintah negara bagian menawarkan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik. Insentif-insentif ini telah mendorong munculnya perusahaan-perusahaan rintisan skuter listrik seperti Ola Electric Mobility dan Okinawa, yang dengan cepat mendapatkan pangsa pasar, meskipun para pemain baru terus bermunculan. Target ambisius pemerintah bertujuan agar kendaraan listrik mencakup 30% dari penjualan mobil penumpang, 70% dari kendaraan komersial, dan 80% dari kendaraan roda dua dan tiga pada tahun 2030.
Jalan di Depan: Tantangan dan Prospek
Meskipun prospeknya tampak menjanjikan, beberapa tantangan masih menghadang dalam perjalanan menuju adopsi kendaraan listrik secara luas. Tingginya biaya awal kendaraan listrik, terlepas dari insentif yang ada, tetap menjadi rintangan yang terus berlanjut. Pengembangan infrastruktur pengisian daya sangat penting untuk mengatasi masalah jarak tempuh, terutama untuk kendaraan roda empat. Pasar becak listrik mengalami pertumbuhan yang cepat karena adanya industri manufaktur informal yang menggunakan baterai asam timbal konvensional. Untuk mempertahankan kemajuan ini, industri ini harus diatur dan teknologinya harus ditingkatkan.
Namun demikian, potensi keuntungannya sangat besar. Dengan lebih dari 85% minyak mentah India diimpor, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, khususnya bensin, yang menyumbang 24% dari tagihan impor India pada tahun 2021-22, akan menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan. Sebaliknya, pasokan listrik India sangat bergantung pada batu bara yang diproduksi di dalam negeri. Dengan menggunakan kendaraan listrik, India memiliki peluang untuk mengurangi biaya impor dan meningkatkan swasembada energi. Selain itu, transisi ini akan memiliki manfaat kesehatan yang besar, karena mesin pembakaran internal berkontribusi terhadap polusi PM2.5 yang berbahaya yang bertanggung jawab atas 20-35% partikel yang membakar paru-paru di kota-kota yang tercemar di India. Dengan jumlah kendaraan di jalan yang terus meningkat, peralihan ke kendaraan listrik menjadi semakin penting.
Yang menggembirakan, India juga membuat kemajuan yang patut dipuji dalam menghijaukan bauran energinya, yang bertujuan untuk memenuhi setengah dari kebutuhan energinya melalui energi terbarukan pada tahun 2030. Meskipun ambisi ini tidak diragukan lagi menakutkan, revolusi listrik yang sedang berlangsung secara diam-diam di jalan-jalan India memberikan gambaran sekilas tentang kemajuan luar biasa yang dapat dicapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H