Ambisi Nuklir Kim Jong Un: Ancaman Reunifikasi
Kim Jong Un memiliki tujuan yang jelas dan ambisius: menyatukan kembali Semenanjung Korea di bawah kekuasaannya. Untuk mencapai hal ini, dia telah mengembangkan dan menguji berbagai jenis senjata nuklir dan rudal yang dapat menyerang di mana saja di wilayah tersebut dan sekitarnya. Dia tidak hanya bereaksi terhadap tekanan eksternal atau mencari negosiasi; dia mengejar strategi besar yang bertujuan untuk melemahkan dan pada akhirnya mengalahkan saingannya, Korea Selatan.
Kim Jong Un memandang Korea Selatan sebagai ancaman eksistensial terhadap rezim dan visinya. Korea Selatan jauh lebih makmur, demokratis, dan diakui secara internasional dibandingkan Korea Utara, dan menarik banyak pembelot yang melarikan diri dari penindasan Korea Utara. Kim Jong Un khawatir bahwa suatu hari nanti, Korea Selatan akan menyerap Korea Utara seperti yang terjadi pada Jerman Barat dengan Jerman Timur setelah runtuhnya Tembok Berlin. Dia tidak bisa menerima hasil ini.
Oleh karena itu, dia berusaha menghalangi dan mengintimidasi Korea Selatan dan sekutunya, terutama Amerika Serikat, dengan persenjataan nuklirnya. Dia ingin menciptakan rasa tidak aman dan ketidakstabilan di wilayah tersebut, dan untuk mendorong irisan antara Seoul dan Washington. Dia berharap dengan melakukan hal itu, dia dapat melemahkan tekad dan legitimasi Korea Selatan, dan pada akhirnya memaksanya untuk tunduk pada persyaratannya.
Dunia tidak boleh meremehkan tekad dan kemampuan Kim Jong Un. Menurut berbagai perkiraan, Korea Utara memiliki antara 20 hingga 100 hulu ledak nuklir, dan bahan fisil yang cukup untuk memproduksi lebih banyak lagi. Korea Utara juga telah menguji berbagai jenis rudal, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dapat mencapai Amerika Serikat, rudal jelajah yang dapat menghindari deteksi radar, dan pesawat tak berawak bawah air yang dapat membawa hulu ledak nuklir. Pada tahun 2023 saja, Korea Utara telah melakukan 12 kali uji coba rudal, meskipun ada sanksi dan kecaman internasional.
Kim Jong Un adalah seorang diktator kejam yang tidak akan berhenti untuk mewujudkan impian nuklirnya. Dia tidak peduli dengan kesejahteraan rakyatnya atau konsekuensi dari tindakannya. Dia bersedia mengambil risiko perang nuklir yang dapat menghancurkan Semenanjung Korea dan sekitarnya. Penampilannya mungkin aneh, tetapi ancamannya sangat serius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H