Saat ini, Malaysia berdiri sebagai masyarakat sipil yang ditandai dengan toleransi, di mana ketegangan rasial sebagian besar telah digantikan oleh keharmonisan. Bagaimana perubahan ini terjadi? Patrick Mayerchak, seorang ilmuwan politik dan spesialis Asia Timur, mengaitkannya dengan kombinasi antara rasa takut yang diakibatkan oleh kerusuhan dan ledakan ekonomi yang terjadi setelahnya, yang meningkatkan kehidupan seluruh rakyat Malaysia. Faktor penting lainnya adalah implementasi Kebijakan Ekonomi Baru (NEP).
Diperkenalkan pada tahun 1970-an, NEP adalah rencana tindakan afirmatif yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan ekonomi dan mendorong kesetaraan bagi kaum Bumiputera. NEP memberlakukan kuota yang ketat, menyediakan tempat di universitas, pekerjaan publik, dan dukungan keuangan untuk orang Melayu dan kelompok-kelompok pribumi. Bank-bank khusus dan perusahaan investasi didirikan untuk memberikan bantuan keuangan dan meningkatkan bisnis Melayu dan suku. NEP membuahkan hasil yang luar biasa, dengan Bumiputera membuat langkah signifikan dalam bisnis dan keuangan.
Melangkah ke depan: Tindakan Afirmatif dan Persatuan
Meskipun beberapa tahun terakhir ini telah terjadi pelonggaran kuota NEP yang ketat, bantuan khusus untuk Bumiputera tetap menjadi bagian penting dari masyarakat Malaysia. Beberapa anggota komunitas Tionghoa menyimpan kebencian terhadap program-program istimewa ini, tetapi banyak yang memahami perlunya mengatasi ketidakseimbangan kekayaan yang terjadi dalam sejarah.Â
Tan Sri Koh Tsu Koon, seorang politisi Tionghoa dan menteri utama negara bagian Pinang, dengan fasih membela tindakan afirmatif, menyoroti kondisi sosial yang tidak stabil yang terjadi sebelum implementasi NEP. Dia menekankan pergeseran dari kebencian rasial menjadi rasa persatuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI