Mohon tunggu...
Dailymonthly
Dailymonthly Mohon Tunggu... Freelancer - Just Another Blog

Budayakan Membaca Dailymonthly | Prima H. I have been writing for over 10 years. I have written on various topics such as politics, technology, and entertainment. However, my true passion lies in writing about comprehensive analysis and from various points of view. I believe that writing from multiple perspectives allows me to explore my subjects, settings, and moral gray areas from a wider variety of perspectives, which sustains complexity and keeps the reader interested. I have written several articles on this topic and am considered an expert in the field.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Drone: Dari Pengawasan Militer hingga Pengumpulan Data Ilmiah dan Komersial

3 Mei 2023   06:05 Diperbarui: 3 Mei 2023   06:21 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Drone, pengawasan militer,pengumpulan data ilmiah dan Komersial (Bing Image Creator)

Drone: Dari Pengawasan Militer hingga Pengumpulan Data Ilmiah dan Komersial.

Bagaimana drone telah berevolusi dari alat pengintai di dunia militer, alat pengumpul data yang efisien untuk penggunaan ilmiah dan komersial, serta peraturan yang terus berkembang seputar penggunaannya.

Drone, yang juga disebut sebagai kendaraan udara tak berawak (UAV), sistem pesawat tak berawak (UAS), dan sistem udara yang dikemudikan dari jarak jauh (RPAS), adalah pesawat yang dioperasikan dari jarak jauh. Pesawat ini biasanya digunakan oleh militer untuk tujuan pengawasan dan juga dapat dilengkapi dengan senjata untuk serangan udara dalam situasi berbahaya atau berbahaya. Selain itu, drone juga telah digunakan untuk tujuan non-militer, termasuk namun tidak terbatas pada fotografi real estat, kartografi, dan balap kompetitif.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA) bertanggung jawab untuk menetapkan peraturan untuk penggunaan drone kecil secara pribadi dan komersial. Kebijakan terus diperbarui untuk memenuhi kebutuhan penggunaan drone yang terus berkembang. Pada bulan April 2021, misalnya, peraturan baru diterapkan terkait identifikasi jarak jauh, menilai tingkat risiko saat mengoperasikan drone kecil di dekat individu, dan menentukan kondisi pengoperasian yang aman selama jam malam hari.

Meskipun penggunaan drone oleh militer dan lembaga penegak hukum telah menerima kritik, namun hal ini juga menimbulkan pertanyaan terkait kebebasan sipil, pertimbangan etika, dan masalah privasi. Di Amerika Serikat, drone digunakan untuk memantau dan melancarkan serangan ke lokasi-lokasi yang terkait dengan kelompok teroris, serta menargetkan dan menghabisi para tersangka teroris di negara-negara seperti Pakistan, Afganistan, dan Yaman. Para penentang penggunaan drone berpendapat bahwa tingkat keberhasilan drone terlalu rendah dan frekuensi korban sipil yang jatuh terlalu tinggi untuk membenarkan penggunaannya.

Meskipun penggunaan drone untuk tujuan komersial dan rekreasi telah menghasilkan banyak manfaat, namun hal ini juga terkait dengan kekhawatiran yang sama dengan kekhawatiran tentang penggunaan drone oleh pemerintah. Selain itu, seiring dengan semakin banyaknya penggunaan drone di mana-mana, kurangnya regulasi yang memadai dapat mengakibatkan situasi yang berbahaya.

Penggunaan Drone oleh Militer dan Sipil

Drone, yang juga dikenal sebagai kendaraan udara tak berawak (UAV), telah menjadi alat yang semakin populer untuk keperluan militer dan sipil. Dalam aplikasi militer, drone digunakan untuk pengawasan dan serangan udara, sehingga memungkinkan operasi dilakukan tanpa mengerahkan tentara. Drone lebih disukai karena harganya yang terjangkau, kemudahan pengoperasian, dan keuntungan keamanan, serta kemampuannya untuk memberikan rekaman real-time sepanjang waktu. Drone dilengkapi dengan teknologi canggih, seperti kamera, sensor panas, dan radar, yang memungkinkannya untuk menemukan target dari jarak dua puluh lima mil jauhnya dan pada ketinggian hingga dua puluh ribu kaki. Dalam beberapa kasus, drone menggunakan perangkat lunak pengenal wajah untuk membantu misi. Meskipun drone biasanya dipersenjatai dengan senjata untuk tujuan tempur, drone juga dapat diadaptasi untuk membawa alternatif yang tidak mematikan seperti peluru karet, gas air mata, senjata bean bag, dan Tasers untuk mengendalikan kerumunan massa dalam acara berskala besar.

Selain aplikasi militer, drone juga digunakan oleh lembaga penegak hukum dan patroli perbatasan untuk pengawasan, dokumentasi TKP, melacak individu, pemantauan lalu lintas, dan pengumpulan bukti. Berbagai industri, termasuk real estat dan hiburan, memanfaatkan drone untuk menangkap rekaman unik, sementara yang lain menggunakannya untuk pengiriman produk, pemantauan tanaman, pengendalian hama, dan inspeksi peralatan. Drone juga telah menjadi populer di dunia hiburan sebagai bentuk hiburan komersial melalui balap drone dan pertunjukan cahaya drone. Selain itu, drone juga dapat digunakan untuk tujuan rekreasi, yang didefinisikan oleh FAA sebagai "penerbangan yang murni untuk bersenang-senang atau kesenangan pribadi."

Secara keseluruhan, drone telah terbukti sebagai alat yang efisien dan serbaguna untuk aplikasi militer dan sipil. Namun, penggunaan drone telah menimbulkan kekhawatiran terkait privasi, keamanan, dan pertimbangan etika, dan kebutuhan akan regulasi dan pedoman tetap menjadi tantangan utama dalam adopsi secara luas.

Evolusi Teknologi Drone Militer

Selama Perang Dunia I, militer AS mulai mengembangkan teknologi drone dengan tujuan untuk menggunakannya sebagai senjata peledak. Namun, drone awal ini jarang berfungsi dan rentan terhadap kerusakan atau kegagalan sistem. Teknologi ini ditingkatkan selama Perang Dunia II, tetapi drone masih memiliki tingkat keberhasilan yang rendah dan membutuhkan pilot untuk terjun payung ke tempat yang aman sebelum dipandu dari jarak jauh ke tempat tujuan.

Pengembangan rudal jelajah pada tahun 1940-an memiliki fungsi yang mirip dengan drone, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk melayang atau kembali ke pangkalan. Para insinyur terus mengembangkannya untuk misi pengawasan pada dekade berikutnya.

Pada awal 1990-an, Angkatan Udara menugaskan produksi RQ-1 Predator, drone pertama yang dikemudikan dari jarak jauh. NATO dan CIA menggunakan Predator untuk pengumpulan intelijen di Kosovo dan Afghanistan. Setelah serangan teroris pada 11 September 2001, pemerintah AS lebih fokus pada pengembangan drone bersenjata. Upaya pembunuhan pertama CIA dengan drone pada tahun 2001 tidak berhasil, menabrak truk di dekatnya dan menewaskan tiga penjaga keamanan Mullah Mohammed Omar, bukannya target yang dituju.

Penggunaan Drone yang Terus Meningkat di AS

Seiring dengan semakin populernya drone, penggunaannya di Amerika Serikat telah menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan kebebasan sipil. Namun, peraturan telah dibuat untuk drone non-militer, termasuk pembatasan penggunaannya dan persyaratan pendaftaran. Undang-Undang Modernisasi dan Reformasi FAA dan Undang-Undang Reotorisasi FAA tahun 2018 menetapkan peraturan untuk penggunaan drone kecil untuk rekreasi pribadi dan memperkenalkan Uji Keselamatan UAS Rekreasi (TRUST) untuk pilot drone rekreasi.

Pada tahun 2020, delapan negara bagian mengesahkan undang-undang yang terkait dengan drone, dengan beberapa di antaranya membatasi penggunaannya dan yang lainnya melonggarkan pembatasan. Meskipun beberapa negara telah mengeluarkan larangan terhadap drone rekreasi, jumlah drone komersial dan rekreasi yang terdaftar di Amerika Serikat terus meningkat.

Selain penggunaannya dalam pengawasan dan pemantauan, bisnis dan organisasi mencari cara untuk memasukkan drone ke dalam operasi mereka. Drone telah digunakan di Kutub Utara untuk memantau satwa liar, membantu operasi pencarian dan penyelamatan, dan memberikan langkah-langkah keamanan pada acara berskala besar. Selain itu, olahraga rekreasi yang berhubungan dengan drone telah muncul, termasuk balapan dan demonstrasi uji coba.

Seiring dengan semakin maraknya penggunaan drone, drone siap memainkan peran yang semakin penting dalam perekonomian AS.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun