sumber : lifestyle.kompas.com
AKU MAU JALAN KAKI ... !!!
Mamat anak keenam dari 13 bersaudara yang lahir pada saat Indonesia merdeka. Saat ini usianya sama dengan usia Indonesia merdeka. Sudah 77 tahun menjadi manusia dan menikmati panjang usia. Banyak nikmat Tuhan yang diterimanya selama hidup sejak masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.Â
Nikmat menjadi manusia sempurna punya banyak saudara kandung ia terima dengan suka cita. Nikmat punya wajah ganteng bahkan paling ganteng diantara semua saudara prianya, membuatnya menjadi anak paling di sayang kedua orang tuanya.
Saat kecil, Mamat sering diajak Abahnya bersilaturahmi mengunjungi karib kerabatnya denan jalan kaki, mulai dari jarak dekat 1 Km hingga jauh 10 Km dijalani  Mamat. Alasan Abahnya membawa Mamat karena parasnya ganteng dan murah senyum sehingga tuan rumah menjadi senang padanya, dan seperti biasa di Indonesia, saat tamu pamit jika membawa balita atau anak-anak memberi hadiah uang jajan. Sekedar untuk belie s atau minum katanya.
Rupanya karena dalam sehari bisa 2 hingga 3 famili yang dikunjungi,  maka uang jajan yang diterima Mamat lumayan bisa untuk beli lauk makan malam keluarga saat pulang jelang magrib. Kadang  Mamat menolak dan bilang yang lain saja Abah yang diajak, aku cape, kakiku pegal. Ya sudah Abah pergi dengan adikmu saja kalau kamu lagi kecapean.
Pekan depannya sambil setengah membujuk kembali Abahnya mengajak Mamat untuk menemaninya berkunjung pada family lainnya. Karena tak tega dan takut bahnya marah Mamat biasanya menurut saja. Hal ini terjadi hingga Mamat tamat Sekolah Dasar. Nah jaman dulu masis Sekolah Rakyat dan dalam kelulusan, tidak semua murid dapat surat lulus, sebagian besar dapatnya tanda tamat belajar.
Bedanya yang dapat tanda tamat belajar belum dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya, dan Mamat termasuk yang Lulus bisa melanjutkan. Hanya ada 2 murid  yang lulus di SD tempat sekolahnya Mamat, diriny dan satu teman lainnya. Cita-cita mamat ingin jadi Insinyur bisa bikin pesawat. Ia ingin masuk ST kalau sekarang STM atau SMK  rumpun teknik.
Abahnya tak mendukung, karena tetangga lainnya jika anak tamat SD memang jarang yang melanjutkan sekolah. Sebagian pergi ke Betawi atau Jakarta menjadi kondektur atau kuli panggul di Pelabuhan Tanjung Priuk.Â
" Ngapain kamu sekolah Mat, mau jadi Kompeni, sudah besar mah mending kuli ke Tanjung Priok seperti aanaknya mang Nurdin".