Sinta   : " Ayah suka cerita kadang main bola bareng murid di sekolah, kalau anak kita laki-laki pasti tambah senang, bisa main bola di rumah, nanti kalau Perempuan, maafkan Ibu ya?"
Zainal  : " Lho kenapa minta, maaf, anak laki-laki atau perempuan, Ayah tetap senang Bu"
Sinta   : " Terima kasih jika demikian, hati ibu plong".
      Giliran Sinta pun tiba, dan setelah 30 menit, ruangan persalinan terdengar suara tangisa bayi dari ruang bersalin, dan Zainal segera mendekat ke pintu, setelah bidan dan perawat mempersilahkan masuk, segera Zainal masuk, melhat kening istrinya keringatan segera ia seka dengan sapu tangan yang ia ambil dari saku celananya.
      Setelah minta ijin kepada perawat untuk mengumandangkan adzan d telinga kanan anaknya, Zainal menghanpri istrinya yang baru tersadar setelah melahitrkan. Sambil berbisik ke telinga  Sinta :
Zainal : " Ibu terima kasih sudah berikan ayah seorang anak"
Sinta   : "Maaf ya Ayah, Ibu tak bisa memberimu anak laki-laki, tolong titip anak kita Zahra.
Zainal : " lho kenapa dititip di Ayah, kita akan besarkan anak kita bersama"
Sinta   ; " Saiap Ayah, namun rasanya hidup Ibu sebentar lagi".
Zanal : Â " Tidak bu, ibu akan sehat dan panjang umur, akan merawat anak kita bersama hingga dewasa.
Sinta   : " Ayah nanti bisa tahu, dari buku harian yang saya tulis sejak kita kenalan hingga tadi malam sebelum pagi ini kita ke bidan"