Â
Indahnya Menimba Ilmu di Pondok Pesantren
Â
Mondok di Abahku
      Damar adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Abah M.Nur dan Ibu Juhariyah. Punya kakak bernama Encep dan adik  bernama Ending. Mereka bertiga belajar mengaji mulai dari mengenal huruf hijaiyah hingga lancar membaca qur'an dari abahnya. Di kampung mereka, banah M. Nur dikenal sebagai guru ngaji, anak-anak sekampung mengaji ke rumahnya. Lebih dari 30 orang anak biasa datang jelang magrib untuk belajar mengaji dan baru pulang setelah sholat isya.
      Setelah mahir membaca qur'an, abah M. Nur mengajari ilmu nahwu (amil dan jurumiyah) serta ilmu shorof (amsilatut tasyrif) yang semuanya menggunakan metoda hafalan. Biasa disebut hafal  "cangkem"  dan ternyata apa yag dipealajari pada saat SD, baru dipahami setelah SMA atau kuliah S1. Terkadang apa yang kita pelajari hari ini akan dirasakan manfaatnya di kemudian hari, sehingga teruslah bersemangat mempelajari apa saja karena tidak ada ilmu yang sia-sia.
Menjadi Santri Kalong di Ponpes Nur El Falah
            Lulus dari MI Tunjung Teja, Damar melanjutkan di MTs Nur El Falah tempat abahnya bekerja. Di lembaga tersebut ini, ada pendidikan terpadu mulai dari MI hingga SMA/MA. Sehingga meskipun  Damar sekolah di MTs namun ia berinteraksi dengan murid MA dan SMA. Upacara pun demikian, ada giliran Murid MTs/SMP dan ada giliran murid MA/SMA. Manfaat yang kami rasakan meskipun kami lulusan MTs/SMP namun secara mental sudah seperti murid SMA, karena sering berinteraksi dengan senior murid MA/SMA.
Semua murid yang sekolah di YPI Nur El Falah disebut anak santri, meski pun sebagian tak tinggal di pondok. Ada beda sebutan, jika yang mondok full 24 jam disebut anak santri, kami yang pulang ke rumah disebut santri kalong. Bedanya, jika kalong pergi malam hari mencari makan, kalau kami pergi pagi pulang petang mencari ilmu sebagai bekal untuk  hidup di masa yang akan datang.
Mondok 6 Bulan di Ponpes Al-Hikmah Pandeglang
      Setelah lulus dari MTs, Damar melanjutkan ke MAN 1 Pandeglang, jaraknya dari rumah sekitar 30 KM, sehingga ia dicarikan ponpes untuk tempat menginap sekaligus ikut mengaji.  Ponpes Al Hikmah namanya, didirikan dan dididik oleh guru kami yang luar biasa KH.Ujang Rafiudin (almarhum). Masuk bergabung di Ponpes Al Hikmah tahun 1993 dan hanya bertahan 6 bulan saja, ada masalah di sekolah sehingga Damar pindah sekolah ke MAN 2 Serang.
      Seandainya tak ada masalah dengan salah satu guru di MAN 1 Pandeglang, mungkin Damar bisa 3 tahun mondok di Ponpes Al Hikmat. Damar merasa bahagia tinggal di Ponpes Al Hikmah , suasana kekeluargaan begitu terasa. Kami saling memberi dan menerima, saling menolong kesulitan yang dihadapi sesama santri sacara bersama.  Selain karena kekeluargaannya, yang membuat Damar senang mondok di Ponpes Al Hikmah karena Abah haji Ujang sangat baik padanya. Selalu menanyakan kabar dan kadang memintanya mijitin beliau selepas mengaji malam pukul 21.00 hingga abah tertidur.
      Kalau Damar sudah kelelahan dan mengantuk, ia pamit ke abah untuk istirahat, namun jika malam minggu, ia terus memijat abah haji Ujang hingga pukul 24.00 kadang hingga pukul 01.00 Wib, bagi Damar memijit abah adalah sebuah kehormatan dan kesempatan supaya dapat do'a dari guru yang sangat kami hormati dan kagumi. Sambil memijat, kadang abah berkisah tentang peristiwa atau perjalanannya, sehingga ada ilmu  yang  ia serap setiap mijitin abah haji.