Dalam obrolon denga kedua ortu Ipul, mereka menyampaikan terima kasih kepada Pak Ahmad yang telah berhasil membangkitkan semangat dan percaya diri Ipul. Kami merasa sangat berhutang budi kepada Pak Ahmad, karenanya kami mengundang Bapak ke rumah kami, mohon bimbingan Bapak dan doanya. Karena sudah adzan magrib maka buka puasa bersama sambil obrolan kecil sekitar kelucuan Ipul di sekolah yang diceritakan Pak Ahmad kepada ortunya.
Jelang adzan isya karena jarak dari rumah ortu Ipul ke kontrakan Pak Ahmad cukup jauh sekitar 5 km dan harus 2 kali naik angkot, maka pak Ahmad pamitan. Namun kata Ayahnya Ipul, biar nanti diantarkan om Sopir hingga ke rumah. Setelah berpamitan dan saling berpelukan Pak Ipul dibekali map yang di dalamnya ada amplop coklatnya.
Ada 2 bingkisan yang disiapkan juga parcel. Setibanya di rumah, istri pak Ahmad menyambut suaminya di depan pintu kontrakan tak jauh dari sekolah tempat mereka mengajar. Setelah berterima kasih kepada Om sopir yang mengantar, Pak Ahmad bersama istri masuk ke rumah dan duduk sambil minum teh manis yang disiapkan istri tercnta.
Saat diperiksa kedua bingkisan dari Ayah Bunda Ipul rupanya paket lengkap lebaran dari baju koko, sarung, peci dan sandal untuk hari raya. Ada pula mukena dan gamis putih untuk istri Pak Ahmad. Parcel buah lengkap yang lumayan besar pun tersedia. Rasa penasaran dengan isi map yang ada amplop colelatnya, Pak Ahmad dengan disaksikan istri membuka dan melihat tumpukan uang sebesar 3 juta rupiah pada tahun 1980-an.
Ia menangis terharu sambil sujud syukur, padahal gaji bulanannya hanya 40.000 rupiah. Uang sebanyak itu harus ia kumpulkan berapa puluh tahun?. Padahal rumah saja waktu itu harganya hanya 300.000 rupiah/ unit, sehingga ia dapat membeli 10 rumaha type 36 jika mau. Rupanya Allah membuktikan bahwa balasan bagi guru ikhlas yang memperlakukan semua muridnya dengan baik dan penuh rasa empati dan tanggung jawab menimbulkan keridloan Allah, sehingga membalasnya dengan rizki yang berkah yang tak pernah dipikirkan oleh Pak Ahmad sebelumnya.
Bagi pak Ahmad  yang ia lakukan hanya berbuat semata memgharap ridla Allah saja, sebagai bentuk tanggung jawab profesinya sebagai guru merdeka untuk membebaskan muridnya dari sikap malas, tak percaya diri dan memperturukna hawa nafsu di masa remaja dengan hal yang sia-sia dan memanfaatkan waktu dengan hal positif berguna.
Ortu Ipul yang sangat berkesan dengan guru anaknya itu rupanya orang yang sangat dihormati di Jatim di era presiden Soeharto karena dialah Bapak Basofi Sudirman yang menjabat gubernur Jatim hingga beberapa periode. Kebiasaan para gubernur  di era orde baru tetap punya rumah di Jakarta dan sekitarnya agar saat rapat dengan Presiden bisa mudah datang ke Istana Negara. Mengajarlah dengan hati dan jadilah guru ikhlas.
Kantor tugas pak Ahmad kini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H