Saat olahraga bersama kawan-kawan sekelas. tampak Ipul kurang bergairah, Pak Ahmad sering menyemangati. Kadang pak Ahmad nasehati bahwa Ipul harus berbaur dengan teman lainnya. Ipul bilang mereka sukanya membully saya Pak. Mereka lihat fisik saya, dan mengira saya anak terbelakang.
Pak Ahmad menghibur, sabar dan maafkan mereka. Mereka tak paham jika kamu tak demikian malah kalau kata Pak Ahmad kamu itu hebat dan baik. Diberi perlakuan kurang elegan oleh semua teman-teman, terbukti kamu kuat bertahan dan tak minta pindah sekolah. Kamu akan jadi orang hebat. Â Ipul hanya diam dan mengamini, sambil bilang ke Pak Ahmad : " terima kasih Pak doakan Ipul".
 Saat naik ke kelas XI di bulan Puasa, Ipul mencari Pak Ahmad di meja kerjanya di ruang guru, dan menyampaikan  salam dari orang tuanya.
Ipul : pak Ahmad, ada salam dari orang tua saya.
Pak Ahmad : Wa aikum salam, salam balik ya Pul
Ipul : " Ayah dan Bunda mengundang bapak Bukber di rumah" bisakan pak?"
Pak Ahmad : " insya Allah , bapak akan ijin istri dulu, dan nanti ke rumah ipul"
Ipul : "Baik pak, ini alamat rumah saya dari Bunda alamatnya nih"
Pak Ahmad : Â " Siap Pul, Bapak akan segera ke sana"
Sore badaa Ashar Pak Ahmad naik angkot dan turun di gerbang perumahan elit sebagaimana alamat yang tertulis di kertas yang diberikan muridnya. Ada mobil dengan sopir yang menunggu di gerbang dan langsung menyapa Pak Ahmad, lalu mempersilahkan masuk ke mobil dan membawa ke rumah Ipul.
Dari  pukul 17.00 hingga jelang adzan magrib Ayah dan Bundanya Ipul belum menemui Pak Ahmad, 5 menit kumandang adzan baru datang pria tinggi gagah dengan baju muslim dan peci hitam menyapa dan mengucapkan salam. Disampingnya ada istrinya atau Bundanya Ipul sambil mengulurkan tangan bersalaman.