Abang becak  : "Siap nyonya saya akan antarkan ke Ramayana"
Tiba di tujuan, abang beca memarkirkan becaknya dan mempersilahkan ibu penumpang untuk turun, lalu turunlah sang penumpang sambil menyeahkan selembar uang 50.000 rupiah. Abang beca  : " Uang pas saja Nyonya 20.000, - maklum baru panglaris,  baru nyonya yang saya antar ".
Si ibu penumpang sambil ngeloyor berkata : " Sudah ambil saja utuk abang becak, terima kasih sudah mengantar saya ke Ramayana".
Sepeninggal sang Ibu penumpang, abang beca duduk sambil memegang selembar uang 50.000,- ia pun duduk dan berdoa : " Ya Allah balaslah kebaikan penumpang yang baik itu dengan balasan terbaik". Â Rupanya memang doa dari orang yang tulus dan sedang kesulitan Allah kabulkan.
Si Ibu yang ke Ramayana itu rupanya Uni Padang yang biasa jaga kios pakaian dan perlengkapan sekolah. Pukul 09.00 WIB ia membuka tokonya dan kini sidah pukul 15.00 rupanya karena hari Ahad atau liburan sekolah, maka pengunjung pun ramai termasuk yang berkunjung dan belanja di tokonya. Â
Biasanya hingga ashar omsetnya baru mencapai 2-3 juta rupanya hari ini daganganya laris manis banyak yang borong seragam dan perlengkapan sekolah. Saat ia mau tutup toko dan hitung uang ia kaget rupanya omset hari ini mencapai 12 juta atau 6 kali lipat. Alhamdulillah gumam si Uni.
Besok paginya atau hari Senin, ia kembali mau berangkat dari lampu merah dekat rumahnya mau ke Ramayana, ia mencari-cari bang becak yang kemarin rupanya tidak ada, dan bertanya kepada abang becak yang lain, kalau abang becak yang biasa pakai koko dan topi merah kemana, itu langganan saya.
Abang becak yang ditanya menjawab sambil tampak sedih, ia Nyonya kemarin pulang dari Ramayana ia cerita dapat penumpang baik, dikasi bayarannya 50.000,- dan ia jam 13.00 Wib pulang namun tak mangkal lagi siang dan sorenya. Pas saya pulang, saya kaget ada bendera kuning di rumahnya.Â
Saya bergegas  mendatangi rumahnya sambil teriak mang Udin, kok gak balik ke pangkalan ?. Pak RT mendengar pertanyaan saya mendekati dan membisikan, Mang Udin sudah tiada, maafkan kesalahnnya dan doakan ya?.
Begitu Nyonya ceritanya. Nyonya itu pun pucat pasi dan tenggorakannya merasa kering, tak terasa air mata menetes ke pipinya. Ya Allah, abang becak itu mungkin yang mendoakan saya kemarin hingga jualan saya laris manis omsetnya 6 kali lipat. Tak menunggu lama Uni Padang pedagang pakaian dan perlengkapan sekolah ini minta diantar kea bang becak teman almarhum mang Udin ke rumah duka.
Ia ucapkan salam, dan sampaikan ungkapan bela sungkawa kepada istri almarhum mang Udin, sambil menyerahkan beberapa lembar uang 100.000,-an kepadanya. Lalu pamit dan di halaman rumah, rupanya abang becak teman almarhum Mang Udin setia menunggu.