Mohon tunggu...
Dahnil Anzar Simanjuntak
Dahnil Anzar Simanjuntak Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Peneliti dan Dosen, juga pedagang kopi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Milenial Bela Negara?

29 Desember 2019   22:46 Diperbarui: 30 Desember 2019   05:48 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS/JITET)

Spirit Agama

Perlawanan rakyat Indonesia yang mayoritas bergama Islam terhadap penjajahan tidak lepas dari ajaran agama yang diyakini. Kehadiran agama Islam adalah untuk menjadi rahmat bagi semesta alam (QS Al-Anbiya: 107).

Karena itu Islam menolak kemungkaran (QS Al Imron: 104) dalam berbagai bentuk seperti kezaliman, penjajahan, penindasan, dan kesewenang-wenangan. Umat Islam pun diizinkan untuk melawan, berperang kalau sudah diperangi atau dianiaya (QS, Al-Hajj: 39). Cita-cita terbesar umat Islam adalah menjadikan Indonesia sebagai negara yang baik dan mendapat ampunan Allah Swt (QS As-Saba: 15).

Tapi yang menarik juga adalah umat Islam pun disuruh untuk selalu bersiaga menjaga negeri dan mewaspadai musuh (QSAl Imron: 200). Bahkan Nabi Muhammad bersabda, "Bersiap-siaga sehari semalam lebih utama dari berpuasa dan shalat malam sebulan" (HR Muslim).

Kuatnya motivasi keagamaan dalam mempertahankan dan membela negara membuat ungkapan hubbul wathan minal iman (mencintai tanah air adalah bagian dari iman) cukup populer di kalangan umat Islam Indonesia. Meski dipastikan pernyataan tersebut adalah hadits maudhu alias hadis palsu karena bukan berasal dari Nabi, namun sebagian ulama seperti Imam Al-Sakhawi menyatakan substansi Hadist tersebut shahih (Yaqub, 2003).

Karena itu tidak heran kalau Indonesianis George McTurnan Kahin menyebut Islam telah dijadikan sebagai ideological weapon (senjata ideologis) untuk melakukan perlawanan terhadap kaum kolonial (Anwar, 1995).

Saat ini Indonesia telah merdeka selama 74 tahun. Semangat bela negara yang telah dicontohkan para pejuang saat mendirikan PDRI dan diperingati setiap tanggal 19 Desember harus terus dijaga. Apalagi harus diakui, kita telah bekerja keras, namun masih banyak dari tujuan kemerdekaan yang belum terpenuhi. Sebab Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari persoalan kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan lain sebagainya.

Hal ini penting untuk diperhatikan. Karena seperti pernah diingatkan begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo, merupakan penyimpangan dari cita-cita kemerdekaan jikalau kekuatan ekonomi pribumi tidak diprioritaskan untuk dikembangkan (Arief, 1991).

Karena itu tugas segenap rakyat Indonesia sekarang adalah mengisi kemerdekaan dan mengarahkan spirit bela negara kepada perbaikan dan kemajuan negeri. Mengutip salah satu konsepsi bela negara organisasi Islam besar yakni Muhammadiyah, bahwa Negara Pancasila merupakan hasil konsensus nasional (dr al-ahdi) dan tempat pembuktian atau kesaksian (dr al-syahdah) untuk menjadi negeri yang aman dan damai (dr al-salm) layak untuk dicontoh.

Dalam Negara Pancasila sebagai Dr al-Syahdah, umat beragama, apa pun agamanya harus siap bersaing untuk mengisi dan memajukan kehidupan bangsa dengan segenap kreasi dan inovasi yang terbaik.

Saat ini, semangat bela negara harus diarahkan pada upaya pembuktian (dr al-syahdah), melalui karya, kerja kreatif nan cerdas untuk kepentingan bangsa dan negara, tidak ada lagi tempat untuk menggugat konsensus nasional (dr al-ahdi) yang sudah dibuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun