Musim gelombang biasanya datang di awal tahun hingga tahun baru imlek. Selain itu terdapat fenomena arus dingin sekitar dua kali dalam setahun, biasanya pada periode Mei-Oktober. Arus dingin di tandai dengan datangnya gerombolan ikan ke tepi pantai dan pergerakan lumba-lumba. Arus dingin ini pula yang bisa menyebabkan ikan-ikan mabuk atau mati kedinginan.Â
Hiburan seru di pualu Buaya tak jauh-jauh dari aktivitas di laut. Selain memancing,aktivitas seru lainnya adalah menyelam atau sekedar berenang. Mandi laut sudah jdi kebiasan, dan sudah jadi kegiatan sehari-hari warga pulau Buaya.Â
Dan, jangan lupa lewatkan cuaca cerah usai subuh dengan tidur. Menikmati pemandangan pagi dengan siluet pulau Alor dari tepi kampung akan meneduhkan dan membuat betah berlama-lama di pulau buaya dengan segala keterbatasannya.
Kini masyarakat pulau buaya nikmati listrik tenaga surya. Mulai Oktober 2017, PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) telah beroperasi dan sambungan listrik ke rumah-rumah mayoritas di gunakan untuk lampu penerang dan kebutuhan sehari-hari. Iuran warga untuk kegiatan pemeliharaan PLTA Â di sepakati bersama oleh warga pualu Buaya yaitu sebesar 10.000 per rumah.Â
PLTS yang di bangun mampu melistriki 287 kepala keluarga dan sangat membantu proses belajar anak-anak di malam hari. Tak hanya anak-anak, ibu-ibu pun rata-rata penenun kain ikat yang dapat bekerja lebih lama dengan adanya penerangan di malam hari ini,hal ini tentu sangat membantu kehidupan keluarganya. Kain tenun ikat yang di hasilkan kurang lebih 5 lembar perbulan.Â
Jadi, kedala yamg dirasakan warga pualu buaya adalah kekurangan air di bersih dan susah untuk mendapatkannya sehingga dalam kesulitan ini di ungkapkan oleh perwakilan warga pulau Buaya yaitu Samsah Wahid yang berprofesi sebagai kepala desa pulau Buaya "Pernah sampai ada warga kami yang meninggal karena kepalanya tenggelam hanya karena untuk mengambil air tawar atau air bersih di pulau seberang, dan ini adalah kesulitan kami sekarang" ungkapnya.Â
Hal ini juga di utarakan warga pulau Buaya secara langsung kepada menteri ESDM, Ignasius Jonan, secara teleconference pada Sabtu(24/2)lalu. Menteri ESDM Ignasius Jonan hadir di desa Welai Timur, kabupaten Alor, bersama gubernur Frans Leburaya dan bupati Alor Benyamin Lola untuk meresmikan 12 sumur bor air bersih, 21 unit pembangkit listrik energi terbarukan,termasuk PLTS di desa pulau Buaya.
Warga sangat antusias dapat berkomunikasi dengan menteri ESDM Â dan gubernur NTT melalui layar televisi. Warga pulau Buaya sangat berterimakasih atas pembangunan PLTS dan tak lupa menyampaikan aspirasinya.Â
Gubernur NTT Â pun meminta warga pulau buaya yang berjumlah 1.695 jiwa atau sebanyak 378 kepala keluarga untuk dapat menjaga dan merawat bersama pembangkit listrik yang telah di bangun."Tahun ini akan di bangun 1 sumur bor air bersih untuk warga pulau Buaya, saya rasa cukup untuk semua warga" tegas Jonan, yang di sambut tepuk tangan meriah oleh warga yang hadir.Â
Masyarakat sangat bergembira dan dan bersemangat, sebuah harapan untuk hidup lebih baik yag di rasakan warga pulau Buaya saat itu. Energi dan air merupakan bagian terpenting dalam nenunjang aktivitas kehidupan sehari hari masyarakat. Menyediakan energi dan air secara merata  di berbagai daerah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, anggaran dari rakyat kembali lagi ke rakyat.
Di pulau Buaya yang saya ketahui terdapat 8 suku yang berada di sana, yaitu; suku Uma Leingpapa, suku Uma Kakang, suku Uma Wilwalu Folang, suku Wilwalu Kanna Being, suku Uma Aring, suku Uma Sebanjar Jawa, suku Uma Sebanjar Barfahing, dan suku Uma Tukang.