Mohon tunggu...
DAHLAN SYUKUR
DAHLAN SYUKUR Mohon Tunggu... Guru - Guru / Mahasiswa

Saya seorang Operator pada satuan pendidikan islam di salah satu kota di NTT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Sejarah Cirebon: Era Syarif Hidayatullah dan Pendirian Kerajaan Islam

20 Oktober 2023   18:21 Diperbarui: 20 Oktober 2023   18:25 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Syukurdahlan2@gmail.com

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Abstrak

Artikel ini menggali perjalanan sejarah Cirebon pada masa Syarif Hidayatullah, yang juga dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Era ini menyaksikan penyebaran agama Islam dan pendirian Kerajaan Islam Cirebon, salah satu kerajaan Islam tertua di Jawa Barat. Syarif Hidayatullah adalah seorang ulama Sufi yang melakukan perjalanan panjang dari Arab ke Jawa dengan tujuan menyebarkan Islam. Di bawah kepemimpinannya, Cirebon menjadi pusat agama Islam dan berkembang sebagai sebuah kerajaan yang memainkan peran penting dalam sejarah dan budaya kota ini. Artikel ini juga menjelaskan peranan Syarif Hidayatullah dalam pendirian Kasunanan Cirebon, serta penekanan pada nilai ajaran Islam melalui petatah petitih yang dia susun. Selain itu, artikel ini mencakup situs bersejarah seperti Menjangan Wulung dan Masjid Agung Sang Ciptarasa, serta tokoh-tokoh pemberani seperti Nyi Mas Gandasari dan Fatahillah yang memberi warna pada sejarah Cirebon. Era Syarif Hidayatullah adalah bab penting dalam sejarah kota Cirebon yang memberikan warisan budaya dan sejarah yang masih relevan hingga saat ini.

Kata kunci : Syarif Hidayatullah, Kerajaan Islam Cirebon, Penyebaran Islam

 

Pendahuluan 

Cirebon, sebuah kota yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa, Indonesia, memiliki sejarah yang panjang dan beragam yang memengaruhi perkembangan budaya dan agama di wilayah ini. Salah satu bab sejarah yang paling mencolok adalah masa pemerintahan Syarif Hidayatullah, yang juga dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Era ini tidak hanya mencatat perjalanan panjangnya dari Arab ke Jawa, tetapi juga penyebaran agama Islam dan pendirian Kerajaan Islam Cirebon 1.

Syarif Hidayatullah memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Cirebon. Ia juga membentuk Kerajaan Islam Cirebon pada tahun 1479. Selain itu, pengaruh budaya dan perjuangan pahlawan lokal dalam mengukir identitas Cirebon juga sangat signifikan. Era ini tidak hanya menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan Cirebon, tetapi juga membentuk karakter kota ini dan mewariskan nilai-nilai yang masih relevan hingga saat ini. 

Dalam artikel ini, kami akan menggali perjalanan sejarah Cirebon selama era Syarif Hidayatullah. Kami akan menyoroti peranan penting Syarif Hidayatullah dalam penyebaran Islam, pembentukan Kerajaan Islam Cirebon, serta pengaruh budaya dan perjuangan pahlawan lokal dalam mengukir identitas Cirebon. Era ini tidak hanya menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan Cirebon, tetapi juga membentuk karakter kota ini dan mewariskan nilai-nilai yang masih relevan hingga saat ini.[1]

 

Mari kita membuka lembaran sejarah yang menarik ini dan menjelajahi perjalanan Cirebon selama era Syarif Hidayatullah dan pendirian Kerajaan Islam.

 

Pembahasan

 

Perjalanan Panjang Syarif Hidayatullah ke Jawa

 

Era Syarif Hidayatullah dimulai dengan perjalanan panjangnya dari Arab ke Jawa pada abad ke-15. Dia adalah seorang ulama dan wali Sufi yang dipandang sebagai tokoh yang memegang peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Perjalanan ini mencerminkan komitmen dan dedikasi untuk menyebarkan ajaran agama Islam di wilayah yang baru.

 

Syarif Hidayatullah, juga dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Cirebon. Ia adalah salah satu dari sembilan Walisongo dan dilahirkan pada tahun 1448 Masehi di Arab 2. Setelah tiba di Jawa pada tahun 1470 Masehi, ia dinobatkan menjadi Tumenggung Cirebon ke-2 pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati. Selain itu, ia juga membentuk Kerajaan Islam Cirebon pada tahun yang sama.  Pengaruh budaya dan perjuangan pahlawan lokal dalam mengukir identitas Cirebon juga sangat signifikan. Era ini tidak hanya menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan Cirebon, tetapi juga membentuk karakter kota ini dan mewariskan nilai-nilai yang masih relevan hingga saat ini 

Pendirian Kerajaan Islam Cirebon

Di di bawah kepemimpinan Syarif Hidayatullah, Cirebon menyaksikan pendirian Kerajaan Islam Cirebon atau Kasunanan Cirebon pada tahun 1479 3. Kerajaan ini menjadi salah satu pusat agama Islam yang penting di Jawa Barat. Selain aspek agama, Kerajaan ini juga memiliki dampak besar pada perkembangan budaya, sosial, dan ekonomi di wilayah tersebut.[2]

 

Kasunanan Cirebon memainkan peran yang signifikan dalam perkembangan agama Islam di Jawa Barat. Sunan Gunung Jati dan penerusnya memperluas pengaruh Islam, membangun masjid-masjid, dan mempromosikan ajaran Islam di wilayah tersebut. Mereka juga mendukung pengembangan pendidikan Islam dan berkontribusi pada keberlanjutan tradisi agama Islam di Cirebon.

 

Selain aspek agama, Kasunanan Cirebon juga memiliki dampak besar pada perkembangan budaya, sosial, dan ekonomi di wilayah tersebut. Mereka mendukung seni dan budaya tradisional Cirebon, termasuk seni pertunjukan seperti wayang kulit dan tari tradisional. Kasunanan Cirebon juga memainkan peran dalam memperkuat struktur sosial di wilayah tersebut, membantu mengatur masyarakat dan mengelola konflik-konflik sosial. 

Dalam hal ekonomi, Kasunanan Cirebon berperan dalam perdagangan dan mengelola sumber daya alam di wilayah tersebut. Mereka memfasilitasi perdagangan antara Cirebon dan kerajaan-kerajaan tetangga, yang membantu meningkatkan ekonomi daerah tersebut. 

Kasunanan Cirebon tetap menjadi salah satu situs sejarah yang penting di Jawa Barat dan merupakan warisan budaya yang berharga. Peran mereka dalam pengembangan agama, budaya, sosial, dan ekonomi di wilayah Cirebon tetap dihargai dan diingat dalam sejarah Jawa Barat

Ajaran dan Etika melalui Petatah Petitih

Sunan Gunung Jati, juga dikenal sebagai Syarif Hidayatullah, menyusun petatah petitih yang berisi ajaran-ajaran agama dan etika yang menjadi pedoman bagi masyarakat Cirebon 4. Naskah ini menjadi landasan untuk pemahaman agama dan praktik kehidupan sehari-hari yang baik dalam masyarakat Cirebon.

Petatah petitih Sunan Gunung Jati memegang peranan penting dalam membentuk budaya dan moral masyarakat Cirebon. Ini adalah salah satu contoh bagaimana pemimpin agama dan spiritualitas dapat memiliki dampak yang kuat dalam membentuk komunitas dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin mengeksplorasi lebih lanjut topik sejarah atau budaya, jangan ragu untuk bertanya.[3]

 

 

 

Situs Bersejarah dan Tradisi Unik

 

Seiring dengan perkembangan Islam di Cirebon, beberapa situs bersejarah menjadi sangat penting. Menjangan Wulung, Masjid Agung Sang Ciptarasa, dan Adzan Pitu. Menjangan Wulung dan Masjid Agung Sang Ciptarasa adalah situs bersejarah yang terkait dengan era perkembangan Islam di Cirebon. Menjangan Wulung adalah seorang pendekar sakti mandraguna yang membenci agama Islam dan sering mengganggu kaum Muslimin. Dia menjadikan Masjid Agung Sang Cipta Rasa sebagai sasarannya dan membuat wabah penyakit di atas masjid tersebut 5. Masjid Agung Sang Cipta Rasa sendiri didirikan pada abad ke-15 oleh para mubaligh Tanah Jawa dan menjadi salah satu pusat dakwah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. 

Adzan Pitu adalah tradisi unik masyarakat Cirebon di mana adzan dikumandangkan tujuh kali sehari untuk mengingatkan waktu ibadah. Tradisi ini dilakukan oleh tujuh orang muazin secara bersama-sama dan telah berlangsung selama bertahun-tahun

Semua elemen ini merupakan bagian integral dalam mengeksplorasi sejarah dan budaya Cirebon serta peran agama Islam dalam perkembangannya. Artikel ini akan menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi mereka yang ingin memahami lebih dalam tentang sejarah dan tradisi unik di Cirebon.[4]

 

Tokoh-tokoh Pemberani dalam Sejarah Cirebon

 

Selain Sunan Gunung Jati, tokoh-tokoh pemberani seperti Nyi Mas Gandasari dan Fatahillah juga memainkan peran penting dalam sejarah Cirebon. Nyi Mas Gandasari adalah seorang putri dari Kesultanan Samudera Pasai Aceh yang dibawa oleh Ki Kuwu Cirebon ke Jawa untuk mengislamkan kerajaan Galuh 6. Ia juga dikenal sebagai sosok perempuan yang berani dan menjadi panglima perang melawan Kerajaan Galuh. 

Nyi Mas Gandasari adalah sosok yang memainkan peran penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di wilayah Cirebon. Peranannya sebagai pemimpin perang dan sebagai panglima melawan Kerajaan Galuh menunjukkan peran perempuan yang berani dan berpengaruh dalam perkembangan agama Islam di Jawa.

Fatahillah, di sisi lain, terkenal karena perannya dalam penaklukan Jayakarta, yang kemudian menjadi Jakarta. Ia adalah seorang panglima perang dari Banten yang berhasil mengalahkan pasukan Portugis di Sunda Kelapa pada tahun 1527 7.

Fatahillah, di sisi lain, dikenal sebagai pahlawan nasional yang memimpin penaklukan Jayakarta dari pasukan Portugis. Keberaniannya dalam melawan penjajah asing menjadi bagian penting dalam perjuangan melawan penjajahan di wilayah ini. Transformasi Jayakarta menjadi Jakarta merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia.

Warisan Sejarah dan Kekuatan Identitas

Era Syarif Hidayatullah dan pendirian Kerajaan Islam Cirebon membentuk karakter dan identitas kota ini. Warisan budaya, agama, dan nilai-nilai moral yang ditanamkan selama periode ini tetap relevan hingga saat ini dan menjadi bagian penting dalam sejarah Cirebon.

Pada abad ke-15, seorang tokoh ulama dan wali Sufi bernama Syarif Hidayatullah, yang juga dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, memulai perjalanan panjangnya dari tanah Arab menuju pulau Jawa. Tujuan utamanya adalah untuk menyebarkan ajaran agama Islam ke wilayah yang baru. Perjalanan ini, yang penuh dedikasi dan komitmen, menggambarkan peran pentingnya dalam membentuk masa depan Cirebon.

Di bawah pimpinan Syarif Hidayatullah, Cirebon menyaksikan pendirian Kerajaan Islam Cirebon atau Kasunanan Cirebon. Kerajaan ini bukan hanya pusat agama Islam yang signifikan tetapi juga memengaruhi perkembangan budaya, sosial, dan ekonomi di wilayah ini. Ajaran dan etika yang dia susun dalam petatah petitih menjadi pedoman bagi masyarakat Cirebon, membentuk nilai-nilai moral dan pandangan dunia yang masih relevan hingga saat ini.[5]

 

Selain ajaran agama dan etika, Cirebon memiliki situs bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah ini. Menjangan Wulung, seorang pendekar sakti yang sering mengganggu kaum Muslimin, menjadikan Masjid Agung Sang Ciptarasa sebagai sasarannya. Masjid ini sendiri didirikan pada abad ke-15 oleh para mubaligh Tanah Jawa dan menjadi salah satu pusat dakwah Syarif Hidayatullah.

 

Namun, Cirebon juga dikenal karena tradisi uniknya yang disebut "Adzan Pitu," di mana adzan dikumandangkan tujuh kali sehari untuk mengingatkan waktu ibadah. Tujuh orang muazin bekerja bersama-sama untuk mengumandangkan adzan ini, sebuah praktik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Cirebon.

 

Tidak hanya itu, tokoh-tokoh pemberani seperti Nyi Mas Gandasari dan Fatahillah memainkan peran penting dalam sejarah Cirebon. Nyi Mas Gandasari, seorang putri dari Kesultanan Samudera Pasai Aceh, dibawa ke Jawa untuk mengislamkan kerajaan Galuh dan menjadi sosok perempuan yang berani dan panglima perang melawan Kerajaan Galuh. Sementara Fatahillah dikenal karena peranannya dalam penaklukan Jayakarta, yang kemudian menjadi Jakarta.

 

Warisan sejarah ini membentuk karakter dan identitas kota Cirebon. Itu adalah sumber kekayaan budaya, agama, dan nilai-nilai moral yang terus relevan hingga saat ini. Era Syarif Hidayatullah dan pendirian Kerajaan Islam Cirebon adalah landasan kuat yang memungkinkan Cirebon memandang masa depan sambil tetap berpegang pada akarnya yang kaya.

 

Cirebon adalah bukti nyata bagaimana sejarah dan identitas terkait erat, membentuk komunitas yang kuat dan bangga akan warisan mereka. Mereka adalah contoh bagaimana perjalanan panjang masa lalu membentuk cahaya masa depan, dan Cirebon adalah bukti hidup dari perpaduan antara warisan sejarah dan kekuatan identitas.

 

Kesimpulan

 

Era Syarif Hidayatullah, yang dikenal juga sebagai Sunan Gunung Jati, dan pendirian Kerajaan Islam Cirebon, adalah sebuah bab penting dalam sejarah kota Cirebon yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa, Indonesia. Periode ini menandai perjalanan panjang seorang ulama dan wali Sufi dari Arab ke Jawa untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Di bawah kepemimpinan Syarif Hidayatullah, Cirebon menjadi pusat Islam dan melihat pendirian Kasunanan Cirebon, yang merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Jawa Barat.

 

Ajaran dan etika yang dituangkan dalam petatah petitih yang disusun oleh Sunan Gunung Jati menjadi pedoman bagi masyarakat Cirebon dalam beragama dan berbudaya. Selain itu, situs bersejarah seperti Menjangan Wulung dan Masjid Agung Sang Ciptarasa menjadi saksi bisu perjalanan sejarah ini.

 

Perjuangan dan keberanian tokoh-tokoh seperti Nyi Mas Gandasari dan Fatahillah, yang dikenal karena peran mereka dalam penaklukan Jayakarta, juga memberikan warna pada sejarah Cirebon. Era ini adalah tonggak penting dalam sejarah kota ini dan memberikan warisan budaya, agama, dan nilai-nilai moral yang masih relevan hingga saat ini.

 

Sejarah Cirebon selama masa Syarif Hidayatullah adalah cerminan dari perpaduan antara agama, budaya, dan perjuangan, dan menjadikan kota ini salah satu pusat sejarah dan budaya yang kaya di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun