Mohon tunggu...
Dahlan Khatami
Dahlan Khatami Mohon Tunggu... Lainnya - blablablabla

Hanya menulis yang terlintas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Senjakala Liberalisme di Ujung Tanduk

13 November 2023   13:50 Diperbarui: 13 November 2023   13:55 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Algoritma memprediksi apa yang terjadi pada individu melalui digitalisasi sehingga mengetahui apa yang perlu untuk diarahkannya. Sebagai contoh seseorang sedang menggemari kopi kemudian algoritma menawarkan produk-produk yang berhubungan dengannya. Seperti penawaran produk terbaru ataupun diskon dalam beranda media sosial milik orang tersebut sehingga diharapkan membelinya terlepas butuh atau tidaknya bahkan ingin melihatnya atau tidak. 

Kapitalisme digital merupakan bentuk prediktif atas keinginan dan hasrat manusia dalam ekonomi. Hal tersebut dilakukan dengan cara menjadikan para pengguna media sosial diubah menjadi data dan komoditas. Kemudian diserahkan kepada perusahaan komersial untuk dijadikan target pemasaran produk terbaru mereka. Dalam hal ini kapitalisme memiliki sifat mengawasi dan disiplin ketat karena selalu terhubung melalui internet pada pengguna media sosial yang menjadi tambang data mereka. Di sini terletak ketidakbebasan karena setiap pilihan sudah diarahkan dan manusia sebagai makhluk individu sudah berubah menjadi komoditas. 

Dapat dikatakan kapitalisme sebuah aspek ekonomi sudah bersifat otoritarian karena mampu mengawasi dan mengarahkan manusia untuk melakukan sesuai algoritma. Aspek ekonomi mempengaruhi politik dan aspek politik mempengaruhi ekonomi, bentuk ekonomi kapitalisme yang mengarah pada otoritarian maka secara politik bentuk pemerintahan otoriter adalah konsekuensi logis. Untuk memperkokohnya dibutuhkan konservatisme sebagai ajaran yang tidak pernah bisa dibantah, dikritik dan diubah dikarenakan ketetapannya selain ia harus dipatuhi.  Dalam hal ini kapitalisme meraih keuntungan melalui dua hal; pertama secara ekonomi dirinya selalu tetap berjalan meski sudah dihantam krisis dan resesi berkali-kali. Kedua secara politik negara berpihak padanya melalui hukum yang memberikan kepastian bahwa semua yang dilakukannya sebagai tindakan yang sah. 

Kebebasan sudah dibelenggu dengan algoritma yang membatasi pilihan-pilihan konsumsi. Bentuk politik dengan otoritarianisme membatasi kebebasan bahkan merepresinya dengan kekuatan kekerasan. Semangat abad Pencerahan tentang kebebasan semakin merosot dan Barat sebagai pembawa sinarnya semakin tertatih-tatih. Sementara dunia semakin menunjukkan semangat otoritarian selain nasionalistik dan konservatifnya. Terlepas dari konteks hari ini tentang apa yang dihadapi oleh kebebasan selalu ada pembela dan pejuangnya untuk selalu mempertahankannya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun