Selain proses alamiah tersebut, salinitas juga dipengaruhi oleh proses evaporasi (penguapan) dan presipitasi (curah hujan). Di daerah tropis, tingkat evaporasi tinggi dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi garam karena air menguap, sementara garam tetap tertinggal di laut.Â
Sebaliknya, di wilayah dengan tingkat curah hujan tinggi atau dekat sungai besar, salinitas akan lebih rendah karena air tawar yang masuk ke laut mengencerkan kadar garam.
Korosi adalah proses alami di mana logam mengalami kerusakan atau degradasi karena reaksi kimia atau elektrokimia dengan lingkungannya. Dalam istilah yang lebih sederhana, korosi adalah proses "perkaratan" logam, di mana logam berinteraksi dengan elemen-elemen seperti air dan oksigen yang menyebabkan perubahan fisik dan kimia pada logam, sehingga menjadi lebih lemah, rapuh, dan bisa hancur.
Bagaimana Korosi Terjadi?
Korosi biasanya terjadi melalui reaksi antara logam dan oksigen di udara, atau dalam air. Proses ini dikenal sebagai oksidasi. Contoh paling umum dari korosi adalah karat yang terbentuk pada besi. Saat besi terpapar udara lembab, oksigen dalam udara bereaksi dengan besi dan air, membentuk senyawa kimia yang disebut oksida besi (FeO), yang kita lihat sebagai karat merah kecokelatan.
Korosi melibatkan dua reaksi utama:
- Oksidasi: Logam kehilangan elektron dan membentuk ion.
- Misalnya: Besi (Fe) Fe + 2e
- Reduksi: Elektron yang dilepaskan oleh logam bereaksi dengan oksigen di udara atau air, membentuk ion hidroksida (OH) atau air (HO).
Faktor Penyebab Korosi
Korosi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Kelembaban dan Air: Air atau kelembaban merupakan media yang mempercepat korosi karena memungkinkan pergerakan ion-ion dalam reaksi korosi.
- Oksigen: Oksigen adalah komponen kunci yang memicu korosi dengan berperan dalam reaksi oksidasi.
- Garam: Lingkungan dengan kandungan garam tinggi, seperti di dekat laut, mempercepat korosi karena ion klorida yang agresif terhadap logam.
- Suhu: Suhu yang lebih tinggi meningkatkan laju reaksi kimia, termasuk korosi, karena molekul bergerak lebih cepat.
- Jenis Logam: Beberapa logam lebih tahan terhadap korosi dibandingkan yang lain. Contoh, aluminium membentuk lapisan pelindung alami yang mencegah korosi lebih lanjut.
Contoh Korosi dalam Kehidupan Sehari-Hari
- Besi Berkarat: Besi yang dibiarkan terkena air atau uap air (seperti saat hujan) akan berkarat.
- Pagar Besi yang Rusak: Pagar besi yang tidak dilindungi dengan cat antikorosi akan mudah mengalami korosi setelah terkena cuaca dan kelembaban.
- Jembatan Logam di Daerah Pesisir: Jembatan logam yang dekat laut sering kali memerlukan perawatan intensif karena garam di udara mempercepat laju korosi.
Jenis-Jenis Korosi
- Korosi Seragam: Terjadi secara merata di seluruh permukaan logam, sehingga logam menipis secara keseluruhan.
- Korosi Lokal (Pitting): Korosi ini menghasilkan lubang-lubang kecil pada permukaan logam dan sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kerusakan struktural serius meskipun terlihat minimal di permukaan.
- Korosi Galvanik: Terjadi ketika dua logam yang berbeda bersentuhan dan berinteraksi dalam media yang bersifat elektrolit (seperti air), menyebabkan salah satu logam mengalami korosi lebih cepat.
- Korosi Tegangan: Terjadi pada logam yang mengalami tekanan mekanis bersamaan dengan paparan lingkungan korosif.
Dampak Korosi
- Kerusakan Material: Korosi menyebabkan logam kehilangan kekuatannya dan dapat mengakibatkan kegagalan struktural pada bangunan, kendaraan, atau peralatan.
- Bahaya Keamanan: Jika korosi tidak diatasi, itu dapat menyebabkan kecelakaan atau keruntuhan, terutama pada struktur penting seperti jembatan atau pesawat.
- Biaya Perbaikan: Korosi menambah biaya karena perawatan dan penggantian material logam yang rusak perlu