2. Pemberdayaan Generasi Muda:
Generasi muda yang menikmati karya sastra dengan tema konservasi hewan akan lebih sadar dan termotivasi untuk bertindak demi pelestarian satwa dan lingkungan.
3. Menjembatani Ilmu Pengetahuan dan Humaniora:
Sastra dapat menjadi media untuk menerjemahkan kebahasaan ilmiah menjadi cerita yang lebih dapat dipahami dan dirasakan oleh masyarakat luas. Salah satu rapper dengan akun @AudijensYen atau yang lebih akrab dipanggil bule toxic, mengatakan "Terima kasih banyak buat lagu ini. HipHop itu lebih dari ngerap tentang uang, cewek seksi dan yg lain. Pake hiphop itu bisa berubah dunia untuk lebih baik!"
Mengangkat isu konservasi hewan melalui perspektif sastra adalah cara inovatif untuk menjangkau ruang lingkup yang lebih luas dan mendorong pelestarian keanekaragaman sumber daya alam. Menurut penulis, sastra bukan hanya seni, tetapi juga alat untuk mengubah cara pandang dan tindakan manusia terhadap sesuatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H