Mohon tunggu...
Daffa Sholah
Daffa Sholah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hai saya mahasiswa semester 7 saya memiliki hobi menggambar dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kecanduan PMO: Efek Negatif yang Menghancurkan Kehidupan Sehari-hari

8 September 2024   16:00 Diperbarui: 8 September 2024   16:03 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai semua, selamat datang kembali! Pernahkah kalian merasa sulit fokus saat belajar atau tidak mampu memahami apa yang sedang dipelajari? Atau mungkin merasa cemas dan gelisah ketika mencoba mengobrol dengan teman atau bahkan orang asing? Tanpa disadari, kalian mungkin mengalami kecanduan PMO (Pornografi, Masturbasi, dan Orgasme), dan hal ini bisa menjadi penyebab gangguan-gangguan tersebut.

PMO adalah kegiatan yang melibatkan menonton pornografi, masturbasi, hingga mencapai orgasme. Bagi banyak orang, kegiatan ini mungkin tampak normal atau bahkan dianggap sebagai cara untuk meredakan stres. Namun, dampaknya terhadap otak dan kehidupan sehari-hari bisa sangat merusak, bahkan seringkali tidak terdeteksi seperti kecanduan narkoba. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Diana Imawati dan Meyritha Trifina Sari (2018), efek kecanduan PMO mirip dengan kecanduan zat adiktif, di mana sistem otak mengalami gangguan serius. Lebih parahnya lagi, kecanduan ini sulit terdeteksi dan seringkali diabaikan.

Apa Itu PMO dan Mengapa Berbahaya?

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang efek negatifnya, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu PMO. PMO merupakan singkatan dari Pornografi, Masturbasi, dan Orgasme, yang menggambarkan aktivitas yang melibatkan konsumsi konten pornografi, disertai dengan masturbasi hingga mencapai orgasme. Meski kegiatan ini mungkin tampak tidak berbahaya pada pandangan pertama, kecanduan terhadap PMO bisa menghancurkan kehidupan sehari-hari.

PMO mempengaruhi otak dengan cara yang mirip dengan zat-zat adiktif seperti narkoba. Saat seseorang terpapar konten pornografi, otak mereka memproduksi dopamin, sebuah zat kimia yang memberi perasaan senang. Namun, seiring waktu, otak menjadi 'kebal' terhadap rangsangan tersebut, dan seseorang akan mencari konten yang lebih ekstrem atau melakukan PMO lebih sering untuk mendapatkan efek yang sama. Inilah yang disebut siklus kecanduan.

Dampak Negatif Kecanduan PMO

  1. Kerusakan pada Kesehatan Mental
    Salah satu dampak paling nyata dari kecanduan PMO adalah pada kesehatan mental. Orang yang kecanduan sering merasa cemas, depresi, dan kehilangan kepercayaan diri. Mereka mungkin merasa tidak puas dengan kehidupan mereka atau terjebak dalam rasa bersalah dan malu.
  2. Gangguan Fungsi Otak
    Seperti disebutkan sebelumnya, PMO dapat merusak sistem otak, terutama pada pusat kendali dopamin. Ini bisa membuat seseorang mengalami kesulitan fokus, kehilangan motivasi, dan tidak mampu menikmati aktivitas yang sebelumnya dianggap menyenangkan. Seseorang bisa merasa otaknya 'terkuras,' sulit berkonsentrasi pada pekerjaan, belajar, atau bahkan melakukan hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Penurunan Produktivitas dan Fokus
    Banyak orang yang kecanduan PMO melaporkan penurunan produktivitas, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan akademis. Mereka lebih mudah terganggu, seringkali menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukan PMO, yang pada akhirnya mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk aktivitas penting lainnya.
  4. Masalah dalam Hubungan Sosial dan Romantis
    Kecanduan PMO juga dapat merusak hubungan sosial dan romantis. Orang yang kecanduan sering kali merasa terisolasi dan cenderung menghindari interaksi sosial. Dalam hubungan romantis, mereka mungkin mengalami masalah keintiman atau kehilangan ketertarikan pada pasangan mereka, karena otak mereka telah terbiasa dengan rangsangan yang diberikan oleh konten pornografi.
  5. Disfungsi Seksual
    Salah satu dampak fisik dari kecanduan PMO adalah disfungsi seksual, seperti disfungsi ereksi atau ejakulasi tertunda. Ini disebabkan oleh ekspektasi yang tidak realistis yang dibentuk oleh konsumsi konten pornografi, yang mengganggu kemampuan seseorang untuk menikmati hubungan seksual yang sebenarnya.

Bagaimana Mengatasi Kecanduan PMO?

Mengatasi kecanduan PMO memang bukan hal yang mudah, namun sangat mungkin dilakukan. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kecanduan ini nyata dan berbahaya. Setelah itu, mencari bantuan profesional seperti terapi kognitif perilaku (CBT) dapat membantu mengidentifikasi pola perilaku negatif dan menggantinya dengan kebiasaan yang lebih sehat.

Kami juga tahu bahwa waktu paling sering untuk melakukan PMO adalah saat kalian sedang sendirian atau merasa bosan tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Inilah momen-momen yang paling rentan, dan jika tidak disadari, bisa menjadi titik masuk kecanduan. Oleh karena itu, saat kalian merasa sendirian atau tidak tahu mau melakukan apa, alihkan keinginan tersebut dengan aktivitas positif. Cobalah berolahraga, karena ini tidak hanya menyehatkan tubuh tetapi juga membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Selain itu, kalian bisa melakukan hobi yang kalian sukai, seperti menggambar, membaca, atau belajar sesuatu yang baru. Dengan cara ini, kalian bisa mengubah energi negatif menjadi produktivitas yang lebih bermanfaat.

Selain itu, menghindari pemicu seperti membatasi akses ke konten pornografi dan membangun rutinitas harian yang sehat, seperti berolahraga secara teratur, menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman, dan mengembangkan keterampilan baru, bisa membantu mempercepat proses pemulihan dari kecanduan.

Kesimpulan

Kecanduan PMO mungkin tampak seperti masalah pribadi yang bisa diabaikan, tetapi kenyataannya, efek negatifnya bisa merusak kehidupan sehari-hari, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Menghindari kecanduan ini adalah langkah penting menuju hidup yang lebih sehat dan seimbang. Jika kamu merasa mengalami gejala-gejala yang disebutkan, jangan ragu untuk mencari bantuan dan mulai perjalanan menuju pemulihan.

sumber gamber:
Sumber| pinterest.com

referensi:

Imawati, D., & Sari, M. T. (2018). Studi Kasus Kecanduan Pornografi Pada Remaja. Motiva : Jurnal Psikologi. Vol 1(2), 56-62.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun