kecanduan PMO (Pornografi, Masturbasi, dan Orgasme), dan hal ini bisa menjadi penyebab gangguan-gangguan tersebut.
Hai semua, selamat datang kembali! Pernahkah kalian merasa sulit fokus saat belajar atau tidak mampu memahami apa yang sedang dipelajari? Atau mungkin merasa cemas dan gelisah ketika mencoba mengobrol dengan teman atau bahkan orang asing? Tanpa disadari, kalian mungkin mengalamiPMO adalah kegiatan yang melibatkan menonton pornografi, masturbasi, hingga mencapai orgasme. Bagi banyak orang, kegiatan ini mungkin tampak normal atau bahkan dianggap sebagai cara untuk meredakan stres. Namun, dampaknya terhadap otak dan kehidupan sehari-hari bisa sangat merusak, bahkan seringkali tidak terdeteksi seperti kecanduan narkoba. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Diana Imawati dan Meyritha Trifina Sari (2018), efek kecanduan PMO mirip dengan kecanduan zat adiktif, di mana sistem otak mengalami gangguan serius. Lebih parahnya lagi, kecanduan ini sulit terdeteksi dan seringkali diabaikan.
Apa Itu PMO dan Mengapa Berbahaya?
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang efek negatifnya, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu PMO. PMO merupakan singkatan dari Pornografi, Masturbasi, dan Orgasme, yang menggambarkan aktivitas yang melibatkan konsumsi konten pornografi, disertai dengan masturbasi hingga mencapai orgasme. Meski kegiatan ini mungkin tampak tidak berbahaya pada pandangan pertama, kecanduan terhadap PMO bisa menghancurkan kehidupan sehari-hari.
PMO mempengaruhi otak dengan cara yang mirip dengan zat-zat adiktif seperti narkoba. Saat seseorang terpapar konten pornografi, otak mereka memproduksi dopamin, sebuah zat kimia yang memberi perasaan senang. Namun, seiring waktu, otak menjadi 'kebal' terhadap rangsangan tersebut, dan seseorang akan mencari konten yang lebih ekstrem atau melakukan PMO lebih sering untuk mendapatkan efek yang sama. Inilah yang disebut siklus kecanduan.
Dampak Negatif Kecanduan PMO
- Kerusakan pada Kesehatan Mental
Salah satu dampak paling nyata dari kecanduan PMO adalah pada kesehatan mental. Orang yang kecanduan sering merasa cemas, depresi, dan kehilangan kepercayaan diri. Mereka mungkin merasa tidak puas dengan kehidupan mereka atau terjebak dalam rasa bersalah dan malu. - Gangguan Fungsi Otak
Seperti disebutkan sebelumnya, PMO dapat merusak sistem otak, terutama pada pusat kendali dopamin. Ini bisa membuat seseorang mengalami kesulitan fokus, kehilangan motivasi, dan tidak mampu menikmati aktivitas yang sebelumnya dianggap menyenangkan. Seseorang bisa merasa otaknya 'terkuras,' sulit berkonsentrasi pada pekerjaan, belajar, atau bahkan melakukan hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari. - Penurunan Produktivitas dan Fokus
Banyak orang yang kecanduan PMO melaporkan penurunan produktivitas, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan akademis. Mereka lebih mudah terganggu, seringkali menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukan PMO, yang pada akhirnya mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk aktivitas penting lainnya. - Masalah dalam Hubungan Sosial dan Romantis
Kecanduan PMO juga dapat merusak hubungan sosial dan romantis. Orang yang kecanduan sering kali merasa terisolasi dan cenderung menghindari interaksi sosial. Dalam hubungan romantis, mereka mungkin mengalami masalah keintiman atau kehilangan ketertarikan pada pasangan mereka, karena otak mereka telah terbiasa dengan rangsangan yang diberikan oleh konten pornografi. - Disfungsi Seksual
Salah satu dampak fisik dari kecanduan PMO adalah disfungsi seksual, seperti disfungsi ereksi atau ejakulasi tertunda. Ini disebabkan oleh ekspektasi yang tidak realistis yang dibentuk oleh konsumsi konten pornografi, yang mengganggu kemampuan seseorang untuk menikmati hubungan seksual yang sebenarnya.
Bagaimana Mengatasi Kecanduan PMO?
Mengatasi kecanduan PMO memang bukan hal yang mudah, namun sangat mungkin dilakukan. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kecanduan ini nyata dan berbahaya. Setelah itu, mencari bantuan profesional seperti terapi kognitif perilaku (CBT) dapat membantu mengidentifikasi pola perilaku negatif dan menggantinya dengan kebiasaan yang lebih sehat.
Kami juga tahu bahwa waktu paling sering untuk melakukan PMO adalah saat kalian sedang sendirian atau merasa bosan tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Inilah momen-momen yang paling rentan, dan jika tidak disadari, bisa menjadi titik masuk kecanduan. Oleh karena itu, saat kalian merasa sendirian atau tidak tahu mau melakukan apa, alihkan keinginan tersebut dengan aktivitas positif. Cobalah berolahraga, karena ini tidak hanya menyehatkan tubuh tetapi juga membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Selain itu, kalian bisa melakukan hobi yang kalian sukai, seperti menggambar, membaca, atau belajar sesuatu yang baru. Dengan cara ini, kalian bisa mengubah energi negatif menjadi produktivitas yang lebih bermanfaat.
Selain itu, menghindari pemicu seperti membatasi akses ke konten pornografi dan membangun rutinitas harian yang sehat, seperti berolahraga secara teratur, menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman, dan mengembangkan keterampilan baru, bisa membantu mempercepat proses pemulihan dari kecanduan.
Kesimpulan
Kecanduan PMO mungkin tampak seperti masalah pribadi yang bisa diabaikan, tetapi kenyataannya, efek negatifnya bisa merusak kehidupan sehari-hari, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Menghindari kecanduan ini adalah langkah penting menuju hidup yang lebih sehat dan seimbang. Jika kamu merasa mengalami gejala-gejala yang disebutkan, jangan ragu untuk mencari bantuan dan mulai perjalanan menuju pemulihan.
sumber gamber:
Sumber| pinterest.com
referensi:
Imawati, D., & Sari, M. T. (2018). Studi Kasus Kecanduan Pornografi Pada Remaja. Motiva : Jurnal Psikologi. Vol 1(2), 56-62.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H