Lahan basah adalah suatu area yang tergenang air atau memiliki tanah yang lembab secara alami atau buatan. Area ini mencakup berbagai ekosistem seperti rawa, gambut, hutan mangrove, dan lain-lain. Mengingat kondisi air yang melimpah, lahan basah memiliki keunikan tersendiri dan mendukung pertumbuhan keanekaragaman hayati. Keberadaan air yang cukup membuat lahan basah menjadi rumah bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang telah beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
Lahan basah bukan hanya sekadar wilayah yang tergenang air, tetapi juga merupakan sumber daya alam yang penuh dengan manfaat. Dari fungsi ekologis yang penting hingga dampak positifnya terhadap kehidupan manusia, lahan basah memiliki peran yang tidak tergantikan dalam memelihara ekosistem global. Selain itu lahan basah juga memiliki potensi yang bisa dikembangkan seperti pariwisata, ekonomi, dan sosial budaya.Â
Oleh karena itu, saya Daffa Razan Firdaus dengan NIM 2410416110003 mahasiswa program studi Geografi, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, Universitas Lambung Mangkurat  dengan dosen pengampu Dr.Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si. akan melakukan wawancara dengan penduduk lokal di 3 desa yang ada di Kecamatan Gambut untuk mengetahui potensi dan pemanfaatan lahan basah yang ada disana.
Wilayah yang saya eksplorasi meliputi 3 desa karena terbatasnya responden yang bisa saya temui disana. Berikut adalah hasil wawancara yang saya lakukan:
1. Desa Sungai Kupang
Saya berkesempatan mewawancarai Bapak Rustam, seorang petani padi yang telah bertani di lahan basah selama lebih dari 20 tahun. Bapak Rustam, melihat potensi besar dalam budidaya padi di lahan tersebut karena ketersediaan air yang melimpah dan tanah yang subur.Â
Kondisi ini memungkinkan padi tumbuh optimal dengan kebutuhan pupuk yang lebih sedikit. Ia juga percaya bahwa pengembangan dapat dilakukan dengan adopsi teknologi, seperti sistem irigasi efisien dan bibit padi unggul.Â
Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah risiko banjir saat musim hujan dan serangan hama seperti wereng dan tikus. Untuk mengatasi hal ini, Bapak Rustam dan petani lain mengandalkan sistem drainase dan berbagai metode pengendalian hama. Meski begitu, ia tetap optimis bahwa dengan inovasi dan pengelolaan yang baik, lahan basah akan terus berkontribusi signifikan terhadap produksi pangan.
Ibu Masriati, seorang peternak bebek di lahan basah, mengungkapkan bahwa lahan basah memiliki potensi besar untuk pengembangan peternakan bebek. Kondisi lingkungan yang lembab dan kaya nutrisi mendukung pertumbuhan bebek secara optimal, terutama dalam mencari makanan alami seperti rumput dan serangga.Â