Kejelasan Informasi, Auditor harus menyampaikan tujuan, ruang lingkup, dan prosedur audit secara jelas kepada auditee. Di sisi lain, auditee harus memberikan informasi yang diminta auditor dengan cara yang jelas dan terstruktur. Kejelasan komunikasi sangat penting untuk mencegah kebingungan selama proses audit.
Keterbukaan, Kedua pihak harus bersikap terbuka dalam komunikasi. Auditor perlu menjelaskan temuan-temuan yang mereka peroleh secara terbuka kepada auditee, sementara auditee harus siap untuk menerima kritik atau masukan dari auditor. Keterbukaan juga berarti kedua belah pihak harus bersedia mendiskusikan masalah atau tantangan yang mungkin muncul selama audit.
Ketepatan Waktu, Komunikasi yang efektif juga melibatkan ketepatan waktu. Auditor dan auditee harus memastikan bahwa pertanyaan dijawab dengan cepat, dokumen disediakan tepat waktu, dan pertemuan dilaksanakan sesuai jadwal. Ini sangat penting untuk menjaga efisiensi proses audit dan menghindari penundaan.
Sikap Profesional, Proses audit sering kali melibatkan pembahasan tentang kelemahan atau potensi risiko dalam sistem yang dijalankan oleh auditee. Oleh karena itu, sangat penting bagi auditor untuk bersikap profesional dan tidak menyerang auditee secara pribadi. Begitu juga dengan auditee, mereka harus menerima kritik secara konstruktif dan tidak defensif.
Umpan Balik, Komunikasi yang efektif juga melibatkan pemberian dan penerimaan umpan balik. Auditor harus memberikan umpan balik yang konstruktif dan jelas tentang hasil audit, sementara auditee dapat memberikan umpan balik kepada auditor tentang proses audit yang telah berlangsung, terutama jika ada aspek yang perlu diperbaiki.
Dokumentasi Komunikasi, Semua komunikasi yang penting selama proses audit harus didokumentasikan. Ini termasuk hasil diskusi, klarifikasi, dan keputusan yang diambil bersama. Dokumentasi ini penting untuk referensi di masa depan dan untuk memastikan bahwa tidak ada informasi yang hilang selama proses audit.
Manfaat Komunikasi yang Efektif dalam Audit
- Meningkatkan Kepahaman: Komunikasi yang baik membantu auditor dan auditee untuk saling memahami peran dan ekspektasi masing-masing, sehingga proses audit dapat berjalan lebih lancar.
- Meminimalkan Kesalahpahaman: Dengan adanya komunikasi yang jelas dan terbuka, potensi kesalahpahaman atau salah tafsir selama audit dapat diminimalkan.
- Meningkatkan Efisiensi: Komunikasi yang efektif memungkinkan proses audit berjalan lebih efisien karena kedua belah pihak dapat merespons dengan cepat dan tepat terhadap kebutuhan atau permintaan yang muncul selama audit.
- Membangun Hubungan yang Baik: Komunikasi yang baik dapat membangun hubungan yang lebih baik antara auditor dan auditee, sehingga menciptakan suasana kerja yang lebih kolaboratif dan produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H