Mohon tunggu...
Daffa Mahardhika
Daffa Mahardhika Mohon Tunggu... Akuntan - Finance

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110019 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semiotika Umberto Eco untuk Memahami Audit Pajak

16 Oktober 2024   20:24 Diperbarui: 16 Oktober 2024   20:37 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok pribadi: Prof Apollo

Audit pajak merupakan salah satu elemen penting dalam sistem perpajakan yang berfungsi untuk memastikan kepatuhan Wajib Pajak terhadap peraturan perpajakan. Dalam praktiknya, audit pajak melibatkan berbagai dokumen, data, dan informasi yang harus diinterpretasikan dengan benar oleh petugas pajak. Namun, proses interpretasi ini tidak selalu mudah karena makna dari setiap informasi sering kali tersembunyi di balik tanda atau simbol tertentu, seperti angka-angka dalam laporan keuangan, pengakuan transaksi, dan catatan perpajakan. 

Di sinilah konsep semiotika, khususnya semiotika dari Umberto Eco, dapat membantu kita untuk lebih memahami proses audit pajak. Semiotika, ilmu tentang tanda dan simbol serta bagaimana tanda itu memiliki makna, menjadi alat yang relevan dalam memahami bagaimana auditor pajak membaca dan menginterpretasikan data keuangan serta informasi pajak lainnya. Umberto Eco, seorang ahli semiotika terkemuka, menawarkan kerangka kerja yang kaya dan kompleks tentang bagaimana tanda-tanda dipahami dalam konteks yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu semiotika dalam perspektif Umberto Eco, mengapa semiotika relevan dalam audit pajak, dan bagaimana pendekatan semiotik dapat diterapkan dalam proses audit pajak. 

Apa itu Semiotika Umberto Eco?

Semiotika secara umum adalah studi tentang tanda, simbol, dan cara mereka menyampaikan makna. Umberto Eco, seorang filsuf dan ahli semiotika Italia, mengembangkan konsep semiotika yang lebih kompleks, di mana tanda bukan hanya sesuatu yang langsung terlihat dan mudah diinterpretasikan, tetapi juga terkait erat dengan konteks sosial, budaya, dan komunikasi. 

Menurut Eco, tanda-tanda tidak memiliki makna yang tetap dan universal. Sebaliknya, makna tanda bergantung pada interpretasi yang dilakukan oleh "penerima" tanda dalam konteks tertentu. Sebagai contoh, sebuah laporan keuangan atau dokumen perpajakan mungkin tampak seperti sekumpulan angka yang memiliki arti langsung, tetapi makna di balik angka-angka tersebut sangat bergantung pada bagaimana auditor memahami konteks bisnis Wajib Pajak, aturan perpajakan yang berlaku, dan interaksi antara data keuangan yang ada.

Eco juga menjelaskan tentang proses produksi makna melalui dua komponen utama dalam semiotika: signifier (penanda) dan signified (petanda). Dalam konteks audit pajak, penanda bisa berupa angka atau istilah akuntansi, sementara petanda adalah makna atau interpretasi yang diberikan oleh auditor terhadap data tersebut. Maka, data mentah yang sama bisa diinterpretasikan berbeda oleh auditor yang berbeda, tergantung pada latar belakang, pemahaman, dan pengetahuan mereka.

Dok pribadi: Prof Apollo
Dok pribadi: Prof Apollo

Proses audit pajak melibatkan pemeriksaan mendalam terhadap laporan keuangan dan dokumen terkait perpajakan. Dalam proses ini, auditor harus memeriksa transaksi, pengakuan penghasilan, pemotongan pajak, hingga klaim pengurangan pajak. Tantangan yang dihadapi auditor tidak hanya tentang memeriksa data mentah, tetapi juga memahami bagaimana data tersebut dihasilkan, apa yang dimaksud oleh Wajib Pajak, dan apakah data tersebut akurat dan jujur.

Di sinilah semiotika berperan penting. Semiotika membantu auditor memahami "tanda-tanda" atau simbol yang ada dalam laporan keuangan. Angka-angka dalam laporan keuangan tidak berdiri sendiri; mereka adalah tanda yang merepresentasikan kondisi keuangan perusahaan, kebijakan akuntansi yang diambil, dan bahkan interpretasi dari peraturan pajak yang ada. Auditor harus mampu membaca dan menginterpretasikan tanda-tanda ini dalam konteks perpajakan dan melihat apakah ada kesalahan atau manipulasi yang sengaja dilakukan.

Semiotika juga membantu dalam memahami strategi komunikasi yang digunakan oleh Wajib Pajak. Misalnya, perusahaan mungkin menggunakan terminologi tertentu atau memilih cara tertentu untuk melaporkan transaksi dengan tujuan mengurangi kewajiban pajak atau menghindari audit lebih mendalam. Auditor harus mampu memahami pesan tersirat dari pemilihan kata atau presentasi informasi tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Umberto Eco, tanda-tanda dapat dimanipulasi untuk menghasilkan makna tertentu yang mungkin tidak segera terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun