Mohon tunggu...
Daffa Fauzia Rohman
Daffa Fauzia Rohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 22107030082 UIN Sunan Kalijaga

Hobi saya adalah fotografi dan kegiatan dibidang sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Risiko Sakit bagi Anak Kost yang Tinggal Sendirian

28 Februari 2023   18:21 Diperbarui: 5 Maret 2023   13:30 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kos di daerah Kota Semarang | Sumber: Kompas.com/Riska Farasonalia

Anak kost atau seseorang yang biasa tinggal sendirian pada saat merantau baik bekerja pada kota-kota besar, pelajar yang menempuh pendidikan yang letaknya agak jauh dari rumah, maupun mahasiswa yang merantau di dekat lokasi kampus mereka. 

Mereka banyak memilih tinggal ngekos atau sendirian karena demi menghemat biaya hidup di kota mereka berada.

Kebiasaan ini adalah cara yang cukup simpel bagi kebanyakan orang untuk mendapatkan tempat istirahat yang relatif murah dan cukup untuk menghemat biaya kehidupan mereka. 

Apalagi pada saat ini kebutuhan kamar kost sangat mudah ditemui di kota-kota besar, bahkan hampir setiap sudut kota memiliki tempat kost yang relatif murah sampai tempat kost yang cukup mewah.

Kebanyakan dari mereka memilih menghemat keuangan demi keberlangsungan hidup atau agar bisa mengirimkan uang kepada keluarga yang berada di kampung halaman. 

Hal ini dilakukan karena kebiasaan orang yang merantau dengan tujuan bekerja adalah sebagai sosok tulang punggung keluarga yang membantu perekonomian keluarga yang berada di kampung halaman.

Ada juga orang yang merantau karena alasan pendidikan, mulai dari kalangan pelajar yang memang jarak sekolah dengan rumah yang cukup jauh akhirnya memutuskan untuk menyewa kamar kost, tuntutan menjadi mandiri oleh orang tua, dan atau mahasiswa yang menempuh studi perkuliahan di kota besar. 

Kebanyakan dari mereka juga selalu mempertimbangkan perekonomian keluarga mereka di kampung halaman.

Karena, apabila mereka boros dan tidak bisa dalam memenej keuangan mereka maka bisa saja merepotkan keluarga yang berada di kampung halaman untuk selalu mengirimkan uang.

Tidak sedikit pula orang yang merantau dengan alasan pendidikan dan mengalami atau merasakan kesusahan dalam perekonomian keluarga sehingga memutuskan mencari dan mengambil pekerjaan paruh waktu agar mereka bisa mencukupi kebutuhan rutin.

Dan, terkadang hasil mereka bisa membiayai pendidikan mereka bahkan bisa menjadi penghasilan tambahan yang bisa dikirimkan kepada keluarga mereka yang berada di kampung halaman.

Karena kebanyakan dari orang yang memilih kost ini baik karena bekerja maupun alasan pendidikan memilih hidup hemat bahkan terkadang menjadi super hemat sehingga hanya mengkonsumsi makanan dua kali sehari bahkan ada yang hanya makan satu hari sekali. 

Tentu hal ini bisa mengganggu kondisi fisik kita karena akan membuat tubuh kita kekurangan energi dan meningkatkan resiko tubuh kita merasa sakit.

Sakit yang diderita kebanyakan orang yang memilih kost amat beragam, mulai dari sakit maag, pusing, mual, flu, dan lain-lain. 

Walau terkadang terlihat sepele akan tetapi hal ini bisa beresiko buruk kepada diri kita sendiri karena apabila kita mengalami sakit dan kita berada di kost yang mana kita sendirian dalam kamar.

Orang lain tidak tahu keberadaan kita di dalam kamar yang sedang sakit bisa membuat kita semakin parah dalam kondisi tubuh kita.

Bahkan beberapa kasus terungkap bahwa seorang meninggal di dalam kost karena sakit dan setelah meninggal beberapa waktu baru ditemukan dan disadari oleh masyarakat sekitar karena bau yang menyengat.

Fatalnya kebanyakan orang yang memilih hidup di perantauan selalu menganggap sepele akan kesehatan dari diri mereka sendiri, sampai pernah ada kasus bahwa seseorang dikota besar sedang merantau dan bekerja di proyek properti yang cukup besar.

Dia merasa lelah dan demam dia memutuskan untuk istirahat saja dan tidak memeriksakan diri ke dokter apa lagi stigma kerja proyek lapangan sakit seperti itu adalah sakit ringan sehingga rekan kerjanya tidak memberikan perhatian lebih kepadanya.

Malah sampai dia merasa sudah sangat drop dan pulang ke kampung halaman serta memutuskan untuk memeriksakan diri dan ternyata dia terkena penyakit demam berdarah (DBD) yang bisa saja merenggut nyawanya.

Karena kebanyakan risiko yang ada inilah membuat setiap kalangan yang memilih rantau baik karena alasan pekerjaan ataupun pendidikan harus selalu mempertimbangkan efek kesehatan diri.

Kondisi kekuatan tubuh yang harus ditopang oleh makanan secara rutin, apabila kita mengabaikan atau bahkan lalai akan kesehatan dan kekuatan diri kita sendiri tentunya bisa beresiko fatal bahkan bisa sampai kepada kematian diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun