Malas Gerak atau yang biasa dikenal dengan istilah mager sering ditemui pada kalangan anak muda atau remaja, dimana mereka merasa nyaman pada posisi mereka saat itu dan tidak mau bergerak atau beraktivitas sehingga disebut mager atau malas gerak oleh kebanyakan orang. Ada studi yang menyebutkan peristiwa ini tidak hanya terjadi pada kalangan remaja di Indonesia saja, akan tetapi fenomena ini juga terjadi di berbagai negara di dunia.
Malas gerak juga memiliki sebutan dalam dunia medis yaitu Sedentary Lifestyle, yaitu ketika tubuh tidak aktif bergerak dan kebanyakan melakukan aktivitas santai seperti tiduran dan bermalas-malasan lainnya. Pada zaman yang serba mudah ini secara tidak langsung mendukung atas orang lain agar semakin tidak banyak bergerak karena makanan bisa dipesan secara online, kitab isa mencari informasi hanya dari gadget yang kecil dan lain sebagainya. Semua tersebut diperparah pada zaman pandemic di berbagai belahan dunia sehingga hampir seluruh masyarakat harus tinggal di dalam rumah tanpa ada aktifitas diluar ruangan apalagi secara berkerumun.
Aktivitas males gerak atau mager ini tentunya memiliki dampak yang tidak bisa dikatakan baik bagi tubuh manusia karena bisa membuat otot tubuh melemah, kekurangan tenaga, dan lain sebagainya sehingga tubuh semakin rentan terkena penyakit yang ada. Kebanyakan remaja abai akan kerentanan fisik yang ada karena tubuh mereka merasa nyaman saat hanya bersantai padahal bahaya berikutnya yang mengintai sangat bahaya dan resiko besar.
Diantara resiko penyakit yang mengintai ada beberapa yang cukup sering terjadi dan banyak disampaikan oleh tenaga kesehatan akan resiko yang terjadi apabila remaja malas untuk bergerak atau mager di usia produktif mereka diantaranya adalah:
1. Konsentrasi Yang Menurun
Pada kondisi malas bergerak walau hanya duduk atau tiduran akan membuat otot menjadi tegang dan tidak bisa membantu paru-paru bekerja secara baik sehingga oksigen yang didistribusikan kepada otak terhambat bahkan berkurang sehingga daya konsentrasi menurun.
2. Dapat Beresiko Meningkatkan Resiko Penyakit Stroke dan Serangan Jantung
Olahraga secara rutin terbukti membuat tubuh menjadi bugar dan sehat sehingga resiko dari penyakit stroke berkurang, hal itu juga berpengaruh kepada kesehatan jantung karena olahraga yang baik akan memberikan efek yang baik pula kepada jantung.
3. Membuat Resiko Terjadi Gangguan Fungsi Kognitif
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa olahraga baik akan kesehatan dan mampu membantu darah mengalir dengan baik, apalagi darah memiliki oksigen yang kaya dan didistribusikan kepada seluruh bagian tubuh sehingga akan sangat bermanfaat, dan apabila kondisi malas gerak atau mager ini terjadi maka akan menjadi gangguan dimasa depan karena akan mengakibatkan gangguan fungsi kognitif pada diri remaja yang malas gerak atau mager tersebut.
4. Resiko Mengalami Resistensi Insulin
Ketika kita menghabiskan sebagian lebih aktifitas harian kita dengan hanya bersantai, bermalas malasan, dan malas gerak atau mager akan memberikan resiko lebih tinggi kepada tubuh kita. Karena kondisi tersebutlah dapat meningkatkan kadar gula pada tubuh sehingga sering membuat orang menjadi terkena penyakit diabetes. Terkadang sambal bersantai juga memakan makanan ringan sehingga tubuh menjadi tidak stabil akan menerima makanan dalam kondisi yang tidak baik.
5. Dapat Memicu Osteoporosis
Dalam point ini ketika tubuh kita jarang atau bahkan tidak pernah dilatih karena malas gerak atau mager tersebut membuat tulang dalam tubuh kita akan melemah karena tubuh akan mengambil kalsium pada tulang sehingga kondisi tulang makin rapuh dan tidak sepadat orang yang rutin berolahraga. Terkadang kalangan remaja meremehkan penyakit ini karena anggapan osteoporosis hanya menyerang orang tua, padahal pada kalangan remaja pun bisa terjadi dan kadang masih ditemukan dalam masyarakat.
Dari poin diatas tentunya dapat disimpulkan bahwa kondisi nyaman dalam artian membuat tubuh malas bergerak atau mager harus mulai secara perlahan ditinggalkan dan membuat jadwal rutin untuk berlatih tubuh setidaknya kebutuhan kebugaran tubuh terpenuhi dan kesehatan organ dalam juga semakin baik. Semakin banyak aktivitas yang dilaksanakan pada remaja akan bermanfaat pada waktu mereka mengalami fase yang lebih senior lagi karena kondisi fisik baik luar maupun dalam tetap sehat dan kuat karena rutinnya berlatih pada saat remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H