Mungkin dapat dikatakan bahwa saya terlambat untuk mengetahui serial menarik ini, sebab untuk serial yang tayang perdana pada 23 September 2013, saya baru menontonnya pada tahun 2024. Yups, serial tersebut berjudul The Blacklist yang pertama kali tayang di NBC, tetapi kini kita pun tetap dapat menyaksikannya di Netflix.
Dalam artikel singkat ini, saya akan memberikan review terhadap episode pertama dari serial ini yang bertajuk "Pilot". Mari kita bahas!
Sinopsis Awal yang Mendebarkan
Sejak episode pertama dimulai, serial ini berhasil menampilkan fondasi kisah yang kuat, dan betul-betul menarik perhatian penonton dan tentunya semakin membuat kita penasaran. Dengan memulai memperkenalkan karakter-karakter kunci dalam serial, episode ini juga membangun suasana misteri serta intrik yang menjadi ciri khas serial ini.
Cerita dimulai dengan adegan yang penuh ketegangan di mana Raymond "Red" Reddington---seorang buronan yang masuk dalam daftar Ten Most Wanted Fugitives atau Sepuluh Buronan Paling Dicari oleh FBI (Federal Bureau of Investigation)---tiba-tiba menyerahkan dirinya secara sukarela di markas besar FBI di New York.Â
Momen ini bukan sekadar aksi "penyerahan" semata, melainkan satu langkah strategis yang menunjukkan kepiawaian Red dalam mengendalikan segala situasi. Sikapnya yang tenang dan cara berbicaranya yang cerdas menimbulkan kesan mendalam terhadap Red sebagai sosok antagonis sekaligus protagonis yang kompleks.
Red segera menawarkan informasi tentang Ranko Zamani, yakni seorang penjahat internasional "kelas kakap" yang sebenarnya telah dinyatakan "meninggal" enam tahun yang lalu. Akan tetapi, dengan mudahnya Red mematahkan klaim ini melalui informasi konkret yang disampaikannya, yakni "Zamani masih hidup dan telah kembali ke AS hari itu juga." Ketegangan semakin memuncak ketika Red mengajukan satu persyaratan agar ia dapat membantu FBI: ia hanya mau berbicara dengan Elizabeth Keen, yang merupakan profiler muda dan baru memulai hari pertamanya di FBI.
Pertemuan Elizabeth Keen dengan Dunia Red
Adegan bergeser ke kehidupan pribadi Elizabeth Keen, yang terlihat baru memulai hari pertamanya bertugas di FBI. Kehidupannya tampak sederhana, dipenuhi cinta kepada Tom Keen, suaminya, dan rencana mereka untuk segera mengadopsi anak.
Akan tetapi, dunia Elizabeth berubah drastis ketika tiba-tiba dirinya dijemput oleh FBI menggunakan Helikopter dan diminta untuk langsung bertemu dengan Reddington.
Elizabeth, meski merasa sangat terkejut dan tak tahu mengapa Red memintanya, menunjukkan sikapnya yang profesional dan penuh ketangguhan. Dialog antara Elizabeth dan Red yang kemudian berlangsung, menjadi salah satu momen paling menarik di episode ini.
Dengan gaya bicara Red yang penuh teka-teki, mengakibatkan Elizabeth terasa "diuji" sekaligus juga memberikan petunjuk kepada kita bahwa hubungan kedua tokoh utama ini sepertinya "lebih dalam" daripada sekadar urusan profesional.
Rencana Zamani: Anak yang sedang Menari Balet, Penculikannya, dan Kejaran yang Mencekam
Setelah pertemuan pertamanya dengan Liz, Reddington segera memanfaatkan pengetahuannya untuk memberikan peringatan bahwa Beth Ryker, putri seorang jenderal, akan diculik oleh seseorang. Upaya penyelamatan pun dilakukan, tetapi Liz dan timnya gagal mencegah penculikan tersebut, meski mereka telah berusaha keras.
Adegan penyergapan di jembatan di episode ini sungguh menampilkan elemen aksi dan laga yang mendebarkan, di mana Agen Donald Ressler menyelamatkan Liz dalam baku tembak yang terjadi. Penculikan Beth memunculkan ancaman yang lebih besar, sehingga memaksa FBI untuk bersedia bekerja sama dengan Red.
Red yang sejak awal menunjukkan kendalinya atas situasi tersebut mengungkap dua anggota konspirasi lainnya: The Chemist dan The Banker. Dengan kecerdikannya, Red menawarkan negosiasi yang tentunya ditujukan untuk menyamankan posisinya. Negosiasi tersebut menunjukkan bahwa Red selalu tahu bagaimana cara memanipulasi sistem demi menguntungkan dirinya.
Pengkhianatan dan Rahasia di Rumah Liz
Saat Liz kembali ke rumah setelah hari yang penuh tekanan, ia disambut oleh situasi yang sangat mengejutkan: suaminya, Tom, telah babak-belur dan disandera oleh Zamani. Adegan ini tidak hanya membangun ketegangan cerita, tetapi juga memperlihatkan kerentanan Liz ketika ia harus menghadapi ancaman terhadap orang yang dicintainya. Zamani memanfaatkan situasi ini untuk mengorek informasi dari Liz, yang memperjelas bahwa Red mengetahui lebih banyak daripada yang ia katakan kepada Liz.
Konfrontasi Liz dengan Red di hotelnya juga menampilkan sisi emosional Liz yang "meledak-ledak". Saat ia menusuk Red dengan pena di lehernya, adegan ini menyoroti bahwa Liz bukan sekadar seorang profiler pemula, tetapi seseorang yang ternyata juga memiliki keberanian yang luar biasa.
Plot Twist di Kebun Binatang dan Penemuan Mengejutkan
Puncak episode terjadi di kebun binatang Washington, tempat bom ditemukan dalam ransel Beth. Dengan bantuan dari seorang ahli kimia yang dikirim Red, bom berhasil dijinakkan, tetapi detail-detail baru dalam scene mengungkap bahwa sebenarnya Red telah bekerja sama dengan Zamani sebelum ini dimulai. Hubungan Red dengan semua yang terjadi inilah yang membuat semakin menambah lapisan misteri dalam ceritanya.
Sementara itu, penemuan Liz tentang kotak rahasia di bawah karpet rumahnya---yang berisi uang, paspor palsu, dan senjata milik Tom---membuka plot baru yang akan terus dieksplorasi di episode-episode berikutnya. Penemuan ini mengubah persepsi Liz tentang kehidupan rumah tangganya yang selama ini tampak normal, sehingga memunculkan pertanyaan besar bagi Liz: "siapakah sebenarnya Tom Keen?"
Reddington dan "Daftar Hitam" yang Baru Dimulai
Episode ini ditutup dengan skema baru dalam negosiasi antara Red dan FBI. Red menawarkan untuk terus membantu FBI supaya biro yang dipimpin oleh Harold Copper dapat menangkap "ikan-ikan besar," tetapi semua ini dengan syarat yang menguntungkan dirinya, yaitu impunitas dan  kesediannya untuk hanya berbicara dengan Liz.Â
Dengan menggunakan metafora "Kapten Ahab," dalam novel Moby Dick karya Herman Melville, Red menggambarkan dirinya sebagai pemburu "paus besar" di laut yang penuh dengan tindak kekejaman.
Episode Pilot ini berhasil menyajikan cerita yang memikat dengan elemen aksi dan laga yang menarik, misteri yang cukup membuat kita penasaran, dan berbagai efek kejutan yang membangun emosional. Hubungan Red dan Liz dalam serial ini memang menjadi inti cerita, di mana dalam episode pertama lapisan kompleksitas hubungan ini mulai dikembangkan.Â
Serial The Blacklist menunjukkan kepada kita tentang dunia yang penuh teka-teki, di mana kecurigaan menjadi motivasi utama dan kepercayaan sulit sekali didapatkan, serta setiap tokoh yang memiliki rahasianya masing-masing berpotensi mengguncang fondasi hubungan mereka satu sama lain.
Dengan plot pembuka yang sangat kuat ini, serial The Blacklist menetapkan dirinya sebagai tontonan wajib bagi penggemar cerita kriminal yang penuh intrik dan kejutan. Episode Pilot membuktikan bahwa perjalanan ke dalam "daftar hitam" Red baru saja dimulai.
Kesuksesan Episode Pilot
Episode Pilot berhasil membangun keseimbangan antara misteri, aksi, dan pengembangan karakter. Intrik yang berkaitan dengan alasan Red menyerahkan diri dan mengapa ia hanya ingin bekerja dengan Elizabeth membangun rasa penasaran penonton, terutama saya.Â
Selain itu, dinamika hubungan antara Red dan Elizabeth juga menjadi benang merah yang terus dikembangkan sepanjang serial, sehingga menjadikan saya untuk terus bertanya, "ada apa di antara kedua tokoh ini?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI