Dalam Islam, Yesus adalah seorang nabi yang secara bersamaan juga menjadi rasul. Dikatakan bahwa sebelum munculnya Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad , telah ada 124.000 nabi yang di antaranya hanya 313 yang merupakan rasul. Dari rasul-rasul ini, terdapat lima ulul 'azmi, yaitu mereka yang pemilik keteguhan. Ulul 'Azmi ini memiliki kedudukan paling tinggi di antara semua nabi dan manusia.
Kelima rasul tersebut secara kronologis dan derajat keistimewaannya dimulai dari Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Yesus (Isa Al-Masih), dan Nabi Besar Muhammad . Oleh karena itu, Yesus memiliki kedudukan yang sangat diagungkan bagi umat Muslim, bukan hanya karena ia adalah nabi yang diakui oleh semua umat Muslim, melainkan juga karena ia adalah yang paling dekat dalam rantai kenabian dengan Nabi Besar Muhammad , baik secara kronologis temporal maupun karena Nabi Yesus (Isa)-lah yang membawakan nubuatan dan kabar baik akan datangnya Sang Insan Kamil, Nabi Besar Muhammad .
Nabi Yesus membawa pesan ketuhanan yang memperkuat ajaran-ajaran sebelumnya dan mengajak umat manusia untuk beriman kepada Allah Swt. (Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa). Kedudukannya yang tinggi sebagai salah satu Ulul 'Azmi menunjukkan betapa pentingnya peran Nabi Yesus dalam menyampaikan ajaran Allah Swt. dan menjadi teladan dalam keteguhan iman yang ber-tauhid.
C. Nabi Yesus (Isa Al-Masih) dan Bunda Maria (Siti Maryam) dalam Al-Qur'an
Baik Yesus maupun Maryam adalah tokoh penting dalam Al-Qur'an. Beberapa teolog Muslim bahkan berdebat apakah Maryam termasuk salah satu nabi perempuan pertama atau tidak. Hal ini disebabkan pada fakta bahwa Bunda Maria (Siti Maryam) juga menerima wahyu dari Allah ketika Malaikat Jibril a.s. atau Ruh Allah/Ruh Suci (malaikat Jibril) memberinya kabar baik tentang kehamilan Nabi Yesus dari rahim perawan yang suci. (QS Ali 'Imran: 42-48),
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an, yang artinya:
"(Ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, 'Wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas seluruh perempuan di semesta alam (pada masa itu).'" (QS Ali 'Imran: 42).
Selain itu, Al-Qur'an juga menyampaikan bahwasanya Maryam juga menerima wahyu langsung tentang kelahiran Nabi Yesus, yang menunjukkan kedekatan Maryam dengan tuhannya, Allah Swt.
Maryam dan Yesus pantas mendapatkan perhatian dan diskursus yang masif, karena mereka berdua dipilih secara khusus oleh Allah untuk menjalankan peran penting dalam sejarah keselamatan manusia Bani Israil. Maryam, sebagai bunda Yesus, menunjukkan ketundukan dan keikhlasannya kepada Allah, sedangkan Nabi Yesus sendiri membawa pesan yang memperkuat ajaran tauhid. Beberapa teolog Muslim berpendapat bahwa status Maryam sebagai penerima wahyu menempatkannya pada kedudukan yang khusus, bahkan mungkin sebagai seorang nabi, karena pengalaman spiritual dan kedekatannya dengan Allah Swt.
Al-Qur'an juga menghormati Yesus sebagai utusan Allah (Rasulullah) yang harus diakui oleh umat Muslim. Al-Qur'an menegur dan mengkritik mereka yang menolak para utusan Allah dengan menyatakan,
"Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya." (QS Ysn: 30).
Ayat ini mencakup kisah bahwasanya telah banyak nabi yang datang untuk menyampaikan pesan Allah Swt. kepada umat mereka, tetapi diejek dan dihujat saat menyampaikan pesan tersebut, salah satunya adalah Nabi Yesus.