Salah satu hambatan terbesar bagi gerakan Pan-Islamisme adalah perbedaan mazhab antara Sunni dan Syiah, serta kepentingan nasional yang berbeda di berbagai negara Muslim. Meskipun gerakan ini berusaha untuk menyatukan umat Islam, perbedaan-perbedaan ini sering kali menghambat upaya tersebut.
- Ketegangan Sunni-Syiah:Â Meskipun beberapa tokoh Pan-Islamisme seperti Jamaluddin Al-Afghani berusaha mengatasi perbedaan ini, ketegangan antara Sunni dan Syiah tetap menjadi masalah yang serius. Banyak ulama Sunni dan Syiah yang tidak sepakat dengan gagasan persatuan di bawah satu khilafah, terutama jika itu berarti mengorbankan keunikan teologis masing-masing mazhab.
- Kepentingan Nasional: Kepentingan nasional dari berbagai negara Muslim sering kali lebih dominan daripada kepentingan Pan-Islamisme. Banyak pemimpin politik yang enggan mendukung gerakan Pan-Islamisme jika itu berarti mengorbankan kedaulatan atau kepentingan nasional mereka.
2. Pengaruh Kolonialisme dan Kekuasaan Barat
Kekuatan kolonial Eropa secara aktif berusaha untuk mencegah munculnya gerakan Pan-Islamisme yang kuat. Mereka melihat persatuan Islam sebagai ancaman potensial bagi kekuasaan mereka di wilayah-wilayah Muslim.
- Pemisahan dan Pengendalian:Â Kekuatan kolonial menggunakan strategi divide et impera (memecah belah dan menguasai) untuk mencegah persatuan umat Islam. Mereka mendukung kekuatan-kekuatan lokal yang bersedia bekerja sama dengan mereka dan menindas gerakan-gerakan yang dianggap mengancam kekuasaan kolonial.
- Propaganda Anti-Pan-Islamisme: Barat menggunakan propaganda untuk menggambarkan gerakan Pan-Islamisme sebagai gerakan fanatik dan berbahaya. Mereka berusaha untuk melemahkan dukungan bagi gerakan ini dengan menekankan perbedaan-perbedaan internal di kalangan umat Islam.
F. Warisan dan Pengaruh Gerakan Pan-Islamisme
1. Pengaruh Terhadap Nasionalisme Islam
Gerakan Pan-Islamisme memberikan inspirasi bagi banyak gerakan nasionalis Islam pada abad ke-20. Banyak tokoh nasionalis di dunia Muslim yang menggunakan gagasan persatuan Islam untuk melawan kolonialisme dan membangun negara-negara Islam yang merdeka.
- Pergerakan Kemerdekaan:Â Di India, Mesir, dan Indonesia, gagasan Pan-Islamisme membantu memobilisasi dukungan untuk gerakan kemerdekaan. Pemimpin-pemimpin seperti Muhammad Iqbal di India dan Sukarno di Indonesia terinspirasi oleh gagasan Pan-Islamisme dalam perjuangan mereka untuk mencapai kemerdekaan.
- Pembentukan Negara Islam: Ide-ide Pan-Islamisme juga mempengaruhi pembentukan negara-negara dengan dasar Islam, seperti Pakistan yang didirikan sebagai negara bagi umat Islam di anak benua India.
2. Pengaruh pada Gerakan Islam Modern
Banyak gerakan Islam modern yang terinspirasi oleh gagasan Pan-Islamisme, terutama dalam upaya untuk membangun kembali persatuan politik umat Islam. Organisasi seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Jamaat-e-Islami di Pakistan mendukung gagasan tentang persatuan Islam dan penerapan syariah sebagai dasar negara.
- Pembentukan Organisasi Internasional:Â Gerakan Pan-Islamisme juga menginspirasi pembentukan organisasi internasional seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang bertujuan untuk mempromosikan solidaritas di antara negara-negara Muslim.
- Pengaruh pada Gerakan Militan:Â Dalam beberapa kasus, gagasan Pan-Islamisme juga digunakan oleh kelompok-kelompok militan untuk membenarkan perjuangan bersenjata melawan apa yang mereka anggap sebagai penindasan terhadap umat Islam, baik oleh pemerintah sekuler maupun kekuatan asing.
G. Kesimpulan
Gerakan Pan-Islamisme adalah respons terhadap krisis politik, sosial, dan kultural yang dihadapi oleh dunia Islam pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Meskipun menghadapi banyak tantangan, gerakan ini berhasil meningkatkan kesadaran tentang pentingnya persatuan Islam dan memberikan inspirasi bagi berbagai gerakan reformis dan nasionalis di dunia Muslim. Warisan Pan-Islamisme masih terasa hingga hari ini, baik dalam bentuk gerakan politik dan sosial, maupun dalam diskusi tentang identitas dan masa depan umat Islam.
Referensi
Brnner, R. Islamic Ecumenism In The 20th Century: The Azhar And Shiism Between Rapprochement And Restraint. Social, economic, and political studies of the Middle East and Asia. Brill, 2004. https://books.google.co.id/books?id=jH5PyxCkeUkC.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H