Sejarawan Barat sering kali mengabaikan interaksi budaya yang berlangsung melalui perdagangan, dengan lebih menekankan pengaruh kekuatan kolonial Eropa dalam membentuk sejarah Indonesia.
b) Peran Wali Sanga dan Kesultanan Islam
Penulisan sejarah yang memulai narasi Islam dari abad ke-13 cenderung mengabaikan kontribusi awal dari para ulama dan pedagang Muslim dalam membangun fondasi spiritual dan politik Islam di Nusantara.
2. Pentingnya Reinterpretasi Sejarah
Ahmad Mansur Suryanegara menegaskan bahwa upaya untuk menulis ulang sejarah masuknya Islam ke Nusantara adalah tanggung jawab akademis bagi kalangan inteligensia umat Islam kontemporer. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan keadilan historis dan mengakui peran penting Islam dalam membentuk identitas bangsa.
E. Implikasi Masuknya Islam di Nusantara
1. Transformasi Budaya dan Kepercayaan Lokal
Masuknya Islam ke Nusantara kemudian mendatangkan transformasi besar-besaran di dalam struktur sosial, budaya, dan kepercayaan masyarakat di wilayah kepulauan tersebut. Sistem keyakinan lokal yang sebelumnya bersifat animistis dan beragama Hindu-Buddha mulai bergeser ke arah monoteisme Islam (tauhid).
a) Adaptasi dan Asimilasi Budaya
Islam tidak masuk dengan cara menghapus sama sekali kebudayaan lokal di Nusantara, tetapi Islam datang dengan mengakomodasi tradisi atau adat istiadat yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. Hal ini terlihat dalam praktik-praktik keagamaan seperti upacara pernikahan, penguburan, dan selametan.
b) Peran Ulama dan Pesantren
Komunitas Muslim awal di Nusantara mulai membangun pesantren dan masjid sebagai pusat pendidikan dan penyebaran ajaran Islam.
2. Pengaruh terhadap Politik dan Ekonomi
Islam juga memberikan dampak besar terhadap sistem politik dan ekonomi di Nusantara. Kesultanan-kesultanan Islam seperti Samudera Pasai, Aceh, Demak, dan Malaka menjadi pusat kekuasaan yang berbasis pada prinsip-prinsip Islam.
- Peran Kesultanan dalam Penyebaran Islam: Kesultanan-kesultanan ini tidak hanya berperan sebagai pusat dari kekuasaan politik, tetapi juga sebagai pelopor dari gerakan dakwah dan pendidikan Islam di wilayah kekuasaannya. Pembangunan-pembangunan pesantren, langgar, dan masjid-masjid menjadi bukti dalam langkah ini.
- Ekonomi Islam di Nusantara: Nilai-nilai Islam dalam perdagangan seperti kejujuran dan keadilan membantu membangun jaringan ekonomi yang lebih kuat dan terpercaya di antara para pedagang Muslim.
F. Kesimpulan: Islam sebagai Fondasi Peradaban Nusantara
Reinterpretasi sejarah masuknya Islam di Indonesia mengungkapkan bahwa Islam telah hadir jauh sebelum abad ke-13 M, melalui jalur perdagangan yang damai dan interaksi budaya antara bangsa Nusantara dengan bangsa Arab.
Peran wirausahawan Arab sebagai pelopor penyebaran Islam menunjukkan bahwasanya ajaran Islam telah menjadi bagian integral dari sejarah awal Nusantara. Penulisan sejarah yang lebih adil dan proporsional di kemudian hari diperlukan untuk mengakui kontribusi Islam dalam membangun peradaban dan identitas bangsa Indonesia.
Seperti ditegaskan oleh Ahmad Mansur Suryanegara, meluruskan narasi sejarah adalah langkah penting untuk memahami akar budaya dan spiritualitas bangsa yang sebenarnya.
Referensi
Suryanegara, Ahmad Mansur. Api Sejarah 1 (Mahakarya Perjuangan Ulama dan Santri dalam Menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia). Disunting oleh Nia Kurniawati, Anni Rosmayani, dan Rakhmat Gumilar. Rev. Api Sejarah. Bandung: Suryadinasti, 2014. https://books.google.co.id/books?id=0AMxDwAAQBAJ.