3) Keberlanjutan Gerakan
Setelah mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-20, gerakan taqrb kemudian mengalami penurunan pengaruh, sebagian besar karena dinamika politik global dan regional yang memengaruhi hubungan Sunni-Syiah.
Gerakan taqrb ini juga mencerminkan upaya untuk meninjau kembali narasi sejarah Islam yang terfragmentasi, dengan tujuan menciptakan ruang dialog dan kesatuan antara Islam Sunni dan Syiah. Inisiatif ini juga menyoroti peran sejarah awal pada masa penyebaran Islam dalam membentuk identitas sektarian modern. Dalam konteks yang lebih luas, taqrb bukan hanya upaya untuk memahami masa lalu, melainkan juga langkah penting dalam menjawab tantangan umat Islam di era modern.
Intisari
Upaya rekonsiliasi Sunni-Syiah melalui gerakan taqrb menunjukkan bahwa tetap terdapat potensi untuk menciptakan dialog lintas sektarian, meskipun polemik sejarah telah memecah belah umat Islam selama berabad-abad. Peran institusi seperti Jam'at Al-taqrb bayn Al-madhhib Al-islmiyya menjadi bukti bahwa dialog dapat membuka jalan untuk pemahaman yang lebih mendalam, meskipun tidak selalu menghasilkan kesatuan yang utuh.
Namun, keberhasilan gerakan ini sangat tergantung pada konteks politik, sosial, dan budaya yang melingkupinya. Dalam historiografi Islam, gerakan taqrb menjadi contoh penting bagaimana masa lalu dapat digunakan untuk membangun masa depan yang lebih inklusif dan harmonis di tengah perbedaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI