Neo-animisme bertujuan untuk mengembalikan pesona (enchantment) pada alam dengan cara memperlakukan elemen-elemen alam seperti manusia memperlakukan entitas yang hidup. Pandangan ini mengajak manusia untuk kembali merasa terhubung dengan alam dan merasakan adanya kesakralan di dalamnya, yang dengan demikian dapat menumbuhkan rasa hormat dan kasih sayang terhadap lingkungan.
Dengan mengadopsi perspektif neo-animis, di mana alam dianggap hidup dan memiliki jiwa, dunia dapat “di-pesona-kan kembali” (re-enchanted). Artinya, dengan memandang alam sebagai sesuatu yang hidup, kita dapat mengembalikan rasa hormat, kekaguman, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Neo-animisme memberikan kerangka kerja bagi pandangan yang lebih holistik tentang alam, yang melihat bahwa hubungan manusia dengan alam tidak hanya bersifat material tetapi juga spiritual.
Sebagai respons terhadap krisis lingkungan, neo-animisme menawarkan alternatif terhadap pendekatan utilitarian yang dominan. Dengan menggabungkan pemahaman animisme tradisional dan wawasan ekologi modern, neo-animisme bertujuan untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dari pandangan antroposentris dan positivistik, sambil memperkenalkan cara baru untuk memahami dan menghormati dunia alam di sekitar kita.
Panpsikisme (Panpsychism) dan Freya Mathews
Panpsikisme (panpsychism) adalah pandangan filosofis yang menyatakan bahwa kesadaran atau pengalaman mental hadir di seluruh alam semesta, tidak hanya pada makhluk hidup, tetapi juga pada benda mati dan sistem non-hayati. Freya Mathews, seorang filsuf lingkungan, adalah salah satu tokoh utama yang berusaha memperbarui dan mempopulerkan pandangan ini, khususnya dalam konteks hubungan manusia dengan alam.
Dalam pandangannya, Mathews berpendapat bahwa dunia adalah “self-realizing system”—sebuah sistem yang merealisasikan dirinya sendiri dan terdiri dari berbagai sistem kecil yang juga memiliki sifat sadar atau hidup. Bagi Mathews, alam semesta tidak terbatas pada materialisme yang sempit, yang hanya melihat dunia sebagai susunan materi tanpa jiwa atau kesadaran. Sebaliknya, ia menekankan bahwa kesadaran dan materi bersatu dalam kesatuan yang mendalam, di mana segala sesuatu dalam alam semesta memiliki tingkat kesadaran atau potensi komunikasi dengan entitas lain.
Mathews juga mengaitkan pandangan panpsikisme ini dengan pemahaman Daoisme tentang “wuwei” atau tindakan tanpa usaha, di mana ia menyarankan bahwa alih-alih mencoba memaksakan kehendak kita pada alam, kita harus bekerja dalam sinergi dengan proses-proses alam yang sudah ada. Synergy dengan alam, menurut Mathews, dapat menjadi dasar bagi pendekatan yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan, di mana manusia tidak lagi berusaha menghancurkan atau mengontrol alam, tetapi sebaliknya berusaha bekerja sama dengan ekosistem yang ada.
Dengan cara ini, panpsikisme, menurut Mathews, dapat membantu kita melepaskan diri dari paradigma kapitalistik yang berpusat pada konsumsi dan eksploitasi, serta memperkenalkan cara hidup yang lebih harmonis dan berkelanjutan.
Hipotesis Gaia (Gaia Hypothesis)
Hipotesis Gaia adalah gagasan yang dikemukakan oleh ilmuwan James Lovelock pada kisaran 1970-an, yang menyatakan bahwa bumi dan biosfernya berfungsi sebagai sistem umpan-balik yang mengatur diri sendiri untuk menjaga kondisi yang mendukung kehidupan. Hipotesis ini dinamakan Gaia, dewi bumi dalam mitologi Yunani, untuk menekankan sifat bumi yang dianggap sebagai suatu entitas tunggal yang hidup dan bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan ekosistemnya.
Menurut Hipotesis Gaia, organisme hidup di bumi, bersama dengan komponen fisik lainnya seperti atmosfer, lautan, dan tanah, bekerja sama untuk menciptakan dan memelihara lingkungan yang stabil yang memungkinkan kehidupan terus berlanjut. Misalnya, organisme seperti mikroba dan tumbuhan membantu mengatur kadar karbon dioksida di atmosfer, yang pada gilirannya menjaga suhu bumi tetap stabil. Dengan demikian, bumi bertindak sebagai satu kesatuan yang saling bergantung, di mana kehidupan tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga berperan aktif dalam membentuk dan mempertahankan kondisi yang mendukung kehidupan.
Pandangan ini menantang pendekatan ilmiah tradisional yang melihat alam sebagai sekumpulan bagian-bagian terpisah yang tidak terkait. Dalam hipotesis ini, Gaia adalah sistem kompleks yang saling terhubung, yang mampu mengatur dirinya sendiri dalam menghadapi gangguan eksternal, termasuk perubahan iklim dan aktivitas manusia yang merusak.