Assalamualaikum, semuanya.
Bagaimana hari kalian?
Senang dan bersyukur karena kalian punya sembako yang cukup?
.....atau malah bosan karena tak bisa bepergian bebas?
Ah, sebaiknya kalian bersyukur bisa memiliki rumah tempat bernaung, koneksi internet, sandang, dan pangan.
Suriah sampai sekarang masih berurusan dengan perang.
India masih berdarah dengan UU diskriminatif.
Oh ya, apa kabar Rohingya Myanmar, Pattani Thailand, Palestina, dan Kashmir?
Kalian terkunci di rumah karena penyakit dan sebagian dari kalian langsung merasa bosan dan membuat keluhan lainnya.
Mereka harus lari ke berbagai tempat hanya demi hidup.
Pengungsi Suriah yang mau masuk Yunani tak bisa masuk, entah karena kapal mereka dipaksa berbalik arah atau ditembak gas air mata begitu sampai di gerbang perbatasan.
Kalian bisa pergi ke minimarket untuk membeli mi instan.
Coba tanya pada Suriah, “Apa yang kalian makan?”
Tidak, kalian takkan mau mendengar jawabannya. Percayalah padaku.
Kalian terjebak COVID-19, mereka terjebak perang dan konflik.
Kalian tertahan sebulan, mereka harus bertahan hidup bertahun-tahun.
Sengaja kubicarakan ini di malam hari, agar kalian mengingat kembali nikmat apa yang telah kalian rasa.
Bersyukurlah, nak. Kalian lebih beruntung dan berkecukupan dibanding mereka.
Jika belum bisa membantu mereka, sekurangnya bersyukurlah dengan sandang, papan, dan pangan kalian.
Cerpen ini terinspirasi dari lockdown 14 hari di Indonesia karena COVID-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H