Padahal, sebagian orang mungkin tidak pernah peduli. Entah itu kehilangan foto mantan di dompet, kecipratan air comberan atau ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, semua itu sebatas tragedi yang hanya dianggap biasa-biasa saja.
Sebetulnya kebanyakan orang akan lebih peduli pada dirinya sendiri daripada peduli pada masalah orang lain. Bukan karena egois, tapi memang begitu kenyataannya.
Jadi lebih baik kurang-kurangi membagikan hal-hal pribadi ke media sosial. Berhenti merasa diri kita penting padahal sebenarnya tidak. Kalau kita bisa merubah mindset dengan menganggap bahwa diri kita bukanlah orang yang penting, maka keinginan untuk berbagi hal-hal yang kurang ensesial akan berkurang dengan sendirinya.
Beberapa ahli psikologis pun sudah mengonfirmasi bahwa terlalu sering membagikan hal-hal pribadi ke media sosial justru beresiko menambah masalah. Kalau kita punya masalah, seharusnya di selesaikan dengan diri sendiri atau orang yang terkait langsung dengan masalahnya.
Jika kita mencari perhatian atas masalah kita, itu tidak akan menyelesaikan masalah. Beberapa orang justru merasa risih, terganggu bahkan hanya mentertawakan dengan masalah yang kita ceritakan.
Sebagian orang mungkin merasa lega ketika masalahnya di ceritakan lewat media sosial, tapi media sosial bukan wadah yang baik untuk membuat kita lebih tenang dalam menghadapi masalah.
Jika kita punya masalah yang berat, berceritalah pada orang terdekat, menulis diary atau jurnal harian. Secara psikologis cara itu jauh lebih baik dibandingkan mengumbar aib ke media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H