Mohon tunggu...
Daffa Ardan
Daffa Ardan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ceramah Anjuran Menuntut Ilmu

4 Juli 2024   22:12 Diperbarui: 4 Juli 2024   22:22 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Daffa Ardan Krisbiantoro

NIM: 11230541000042

Prodi: Kesejahteraan Sosial - 2B 

Dosen Pengampu: Muhammad Firdaus LC., MA., Ph.D

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi 

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Naskah Ceramah Anjuran Menuntut Ilmu

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim.  

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du. 

"Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Rahmat dan keselamatan semoga terlimpah atas paling mulianya nabi dan rasul, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada yang mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat. Adapun setelahnya." Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, dengan nikmat kesehatan yang masih diberikanNya. Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya yang mulia. Marilah kita bersama-sama menjelajahi petunjuk hidup yang agung ini, dengan tema yang hendak kita bahas pada kesempatan yang berbahagia ini, yaitu tentang anjuran menuntut ilmu

Baik kaya atau miskin, tua atau muda, kuat atau lemah fisiknya. Laki-laki atau perempuan, semua orang wajib belajar dan menuntut ilmu. Baginda tercinta Nabi Muhammad SAW bersabda tentang pentingnya menuntut ilmu dalam HR Ibnu Majah yang artinya: “Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim.” (HR Ibnu Majah) Dari hadits ini, kewajiban menuntut ilmu menjadi sangat jelas bagi kita semua. Sehingga, seringkali muncul pertanyaan, pengetahuan apa yang sebetulnya benar-benar diperlukan untuk bekal kehidupan? Semua disiplin ilmu atau hanya disiplin ilmu tertentu? 

Hadirin sekalian, 

dalam kitab Ta’lim Muta’allim disebutkan bahwa kewajiban setiap muslim untuk mencari ilmu bukanlah sembarangan ilmu. Melainkan berkaitan dengan ilmu agama dan ilmu yang menjelaskan tentang bagaimana bersikap agar berbuat baik kepada sesama manusia. Sebagai contoh, jika seorang muslim ingin shalat, maka ia harus mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan shalat. Seperti syarat sah shalat, rukun shalat, rukun wudhu, bacaan rakat shalat, dan lain sebagainya. 

Imam Al Ghazali berkata dalam buku Minhajul Abidin: “Bagaimana mungkin kamu menyembah Tuhan jika kamu tidak tahu apa-apa tentang Dia?” Oleh karena nya, agar dapat mengabdi dengan baik, kita harus mengetahui ibadah-ibadah yang disyariatkan. Seperti bersuci, shalat, puasa, dan lain-lain, serta hukum dan ketentuannya.

Hadirin yang dirhamati Allah SWT, 

dalam ajaran agama Islam, kita sebagai umat muslim wajib hukumnya dalam menuntut ilmu. Baik ilmu duniawi dan ilmu ukhrowi. Ilmu sangat mempunyai peran yang penting bagi perjalanan hidup semua umat manusia, dengan ilmu yang sudah didapatkan membuat seseorang bisa membedakan mana hal yang baik maupun batil. Dengan mempelajari ilmu, akan membuat seseorang lebih baik dalam menjalankan ibadah dan perintah-perintah Allah. 

Namun, sebaliknya jika seseorang yang malas untuk mempelajari ilmu pengetahuan maupun agama, ia tidak akan tahu segala yang dikerjakan, apakah ada dasar dan tujuan yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka diwajibkan kepada seluruh umat muslim untuk menuntut ilmu seluas-luasnya. Islam memberikan pandangan kepada umat muslim mengenai pentingnya ilmu sebagai lampu yang menerangi di saat adanya gelap, tanpa lampu tersebut tentu saja kita akan tersesat. 

Betapa pentingnya keutamaan dalam menuntut ilmu menurut ajaran Islam, sehingga munculah Firman Allah SWT yang pertama, yaitu merupakan perintah untuk membaca, bukan untuk beribadah saja. Firman tersebut tercantum pada QS. Al-Alaq ayat 1 yang berbunyi, “Iqra bismi rabbikal lazii khalaq”, yang artinya bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.

Wahyu yang paling pertama tersebut memanglah tidak secara jelas dalam memerintah untuk belajar, tetapi bacalah, hal tersebut ditujukkan untuk perintah membaca yang merupakan cara paling sederhana dalam belajar. Ilmu dapat dicari dimana saja dan kapan saja, dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, mengikuti kajian-kajian bermanfaat, membaca buku-buku, ilmu dari orang tua, ilmu dari guru, media sosial dan masih banyak yang lainnya. 

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, 

Allah mewajibkan setiap muslim untuk menuntut ilmu yang dituangkan dalam Al-Quran Surah Al-Mujadalah ayat 11. Dijelaskan pada ayat tersebut Allah SWT akan mengangkat derajat orang orang yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi dari orang orang yang tidak menuntut ilmu. Ini menjadi tanda bahwa ilmu yang membuat manusia lebih mulia, tidak melalui harta atau nasabnya. Begitupun dalam sebuah Hadits disebutkan, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Wa man salaka tariqan yaltamisu fihi 'ilman sahhalaAllahu lahu bihi tariqan ila al-Jannah." Artinya: “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” 

Setelah mencari ilmu dengan benar, maka ilmu tersebut harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena orang berilmu mempunyai kewajiban untuk mengamalkan, dan jangan sampai ilmu yang kita miliki tersebut disembunyikan, sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang ditanyakan tentang suatu ilmu, kemudian ia menyembunyikan, maka Allah akan mengekangnya besok pada hari kiamat dengan kekangan dari neraka” (HR. Ahmad). 

Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang disampaikan tadi dapat memberi manfaat dan kebaikan bagi kita semua. Tentunya kesempurnaan hanya milik Allah semata karena itu saya memohon maaf atas ucapan dan tindakan yang tidak mengenakkan bagi para pendengar. 

Aqulu qawli hadza wa astaghfirallahi li walakum, fastaghfiruh innah hu huwal ghafur rahim Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun