Hadirin sekalian,
dalam kitab Ta’lim Muta’allim disebutkan bahwa kewajiban setiap muslim untuk mencari ilmu bukanlah sembarangan ilmu. Melainkan berkaitan dengan ilmu agama dan ilmu yang menjelaskan tentang bagaimana bersikap agar berbuat baik kepada sesama manusia. Sebagai contoh, jika seorang muslim ingin shalat, maka ia harus mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan shalat. Seperti syarat sah shalat, rukun shalat, rukun wudhu, bacaan rakat shalat, dan lain sebagainya.
Imam Al Ghazali berkata dalam buku Minhajul Abidin: “Bagaimana mungkin kamu menyembah Tuhan jika kamu tidak tahu apa-apa tentang Dia?” Oleh karena nya, agar dapat mengabdi dengan baik, kita harus mengetahui ibadah-ibadah yang disyariatkan. Seperti bersuci, shalat, puasa, dan lain-lain, serta hukum dan ketentuannya.
Hadirin yang dirhamati Allah SWT,
dalam ajaran agama Islam, kita sebagai umat muslim wajib hukumnya dalam menuntut ilmu. Baik ilmu duniawi dan ilmu ukhrowi. Ilmu sangat mempunyai peran yang penting bagi perjalanan hidup semua umat manusia, dengan ilmu yang sudah didapatkan membuat seseorang bisa membedakan mana hal yang baik maupun batil. Dengan mempelajari ilmu, akan membuat seseorang lebih baik dalam menjalankan ibadah dan perintah-perintah Allah.
Namun, sebaliknya jika seseorang yang malas untuk mempelajari ilmu pengetahuan maupun agama, ia tidak akan tahu segala yang dikerjakan, apakah ada dasar dan tujuan yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka diwajibkan kepada seluruh umat muslim untuk menuntut ilmu seluas-luasnya. Islam memberikan pandangan kepada umat muslim mengenai pentingnya ilmu sebagai lampu yang menerangi di saat adanya gelap, tanpa lampu tersebut tentu saja kita akan tersesat.
Betapa pentingnya keutamaan dalam menuntut ilmu menurut ajaran Islam, sehingga munculah Firman Allah SWT yang pertama, yaitu merupakan perintah untuk membaca, bukan untuk beribadah saja. Firman tersebut tercantum pada QS. Al-Alaq ayat 1 yang berbunyi, “Iqra bismi rabbikal lazii khalaq”, yang artinya bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Wahyu yang paling pertama tersebut memanglah tidak secara jelas dalam memerintah untuk belajar, tetapi bacalah, hal tersebut ditujukkan untuk perintah membaca yang merupakan cara paling sederhana dalam belajar. Ilmu dapat dicari dimana saja dan kapan saja, dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, mengikuti kajian-kajian bermanfaat, membaca buku-buku, ilmu dari orang tua, ilmu dari guru, media sosial dan masih banyak yang lainnya.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT,
Allah mewajibkan setiap muslim untuk menuntut ilmu yang dituangkan dalam Al-Quran Surah Al-Mujadalah ayat 11. Dijelaskan pada ayat tersebut Allah SWT akan mengangkat derajat orang orang yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi dari orang orang yang tidak menuntut ilmu. Ini menjadi tanda bahwa ilmu yang membuat manusia lebih mulia, tidak melalui harta atau nasabnya. Begitupun dalam sebuah Hadits disebutkan, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Wa man salaka tariqan yaltamisu fihi 'ilman sahhalaAllahu lahu bihi tariqan ila al-Jannah." Artinya: “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
Setelah mencari ilmu dengan benar, maka ilmu tersebut harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena orang berilmu mempunyai kewajiban untuk mengamalkan, dan jangan sampai ilmu yang kita miliki tersebut disembunyikan, sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang ditanyakan tentang suatu ilmu, kemudian ia menyembunyikan, maka Allah akan mengekangnya besok pada hari kiamat dengan kekangan dari neraka” (HR. Ahmad).