Mohon tunggu...
M Daffa Rafiecena
M Daffa Rafiecena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Memberi inspirasi bukan sensasi

Lahir di Jakarta, traveler, culinary and movies lover, Mahasiswa Hukum, Sedang menata masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Balada Permukiman Kumuh dan Dampaknya

8 Agustus 2019   11:30 Diperbarui: 8 Agustus 2019   15:40 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya kita dituntut untuk menjaga gaya hidup yang sehat seperti jaga asupan nutrisi dan olahraga yang teratur, tapi diperhatikan juga dari mana tempat kita tinggal dan air apa yang kita gunakan, namun kita tinggal di kota metropolitan seperti Jakarta harus lebih waspada karena semakin banyak dan padatnya jumlah penduduk di pusat perekonian dan pemerintahan di Indonesia, berdampak pada lingkungan tempat tinggal disekitar yaitu akibat perilaku masyarakat membuang sampah dan limbah di tempat yang salah.

Terbatasnya tanah lahan karena banyaknya pemukiman membuat penurunan kualitas air dan tanah, dan udara yang tidak sehat akibat polusi dan kurangnya lahan hijau untuk menukar karbondioksida dengan oksigen sebagai kesegaran kebetulan juga kalau Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk didunia.

Jangan pernah disepelekan hal seperti itu, karena berpengaruh juga terhadap kesehatan dan daya tahan tubuh kita mulai dari apa air yang kita konsumsi baik dari tanah maupun air pipa, udara yang kita hirup, bila tidak dibarengi dengan pola hidup yang sehat maka akan rentan terhadap penyakit seperti DBD, tipus, hepatitis, dan gangguan pernapasan. 

Sempat juga kasus dalam tempat tinggal saya di Depok ratusan orang harus dirawat ke Rumah Sakit sampai ada yang meninggal akibat lingkungan yang tidak beres sejak pertama kali pemerintah kota berdiri, korban DBD tersebut banyak juga dialami oleh anak di bawah umur.

Saya sebagai blogger dan mahasiswa dengan tempat tinggal di Bogor terkena dampak sampai harus diopname di salah satu rumah sakit di Cibubur selama seminggu saat hal-hal yang penting salah satunya melewatkan UTS dengan biaya yang tidak sedikit mumpung kamarnya cuma ada versi teratas.

Atas peristiwa ini saya sadar kalau tempat tinggal yang saya tempati sudah tidak sehat, sudah terlihat pada saluran pembuangan air sudah lama tercemar, menghitam, dan kadang kala ada yang menyumbat, pemukiman sekitar dekat sekali dengan tempat pengumpulan sampah dan dibelakang baru ada pabrik plastik seharusnya tidak boleh beroperasi karena menyalahi ijin mendirikan bangunan bahwa industri pabrik harusnya jauh dari pemukiman.

Tapi apa dayanya kalau sekarang lahan Jabodetabek mengalami kekurangan akibat pertambahan penduduk, kualitas air pun tercemar logam berat akibat plastik yang tertimbun walhasil air tersebut hanya digunakan untuk mencuci dan mandi, kadang-kadang saya juga menghirup polusi akibat pembakaran sampah.

Begitu juga banyak tikus yang tak diundang sebagai sumber penyakit yang keberadaannya secara tersembunyi karena makhluk tersebut menyukai lingkungannya sampai saya melihat banyak bangkai tikus akibat terlindas kendaraan hampir membuat saya mual rasanya.

Sudah terbiasa sekali melihat kondisi Jakarta sekarang dengan hunian yang menyempit disebelah sungai yang mereka cemari dengan sampah, bangkai hewan, dan juga berasal dari MCK yang membuat sungai dulunya jernih bisa digunakan untuk konsumsi juga berbalik menjadi tempat sampah akibatnya pada saat mati lampu warga sekitar kesulitan kessulitan mencari air. 

Kita pun perlu mengetahui sungai seharusnya bisa menjadi sumber air bersih selain dari air tanah yang rawan menyusut, dan rasanya butuh waktu lama untuk normalisasi karena tidak mungkin kembali dikonsumsi karena terlanjur mengandung bakteri penyebab penyakit seperti kolera dan hepatitis, bersamaan dengan logam berat berasal dari limbah industri.

Di daerah Jawa Timur sempat terjadi juga kasus hepatitis luar biasa akibat konsumsi air yang terkontaminasi.

Udara pun juga demikian, apalagi kalau Jakarta pernah dinobatkan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia, memang ini adalah sebuah prestasi yang sangat mengecewakan dan memukul kita semua apalagi kalau bukan disebabkan banyak polusi kendaraan fosil, industri, dan pembakaran sampah, dan paling parah jika bersamaan dengan kebakaran hutan seperti yang terjadi di Riau dan Kalimantan.

Jadi jangan sepelakan dengan udara yang terdapat dalam suatu tempat tinggal bisa-bisa berpengaruh juga terhadap kesehatan paru-paru kita apalagi apa yang terjadi terhadap bayi dan anak yang paling rentan terkena, dan rasanya ingin sekali kembali ke kampung halaman jika udaranya masih segar karena banyak pohon dan sumber airnya masih jernih.

Kondisi Jakarta saat ini seharusnya dapat berkaca dengan kondisi kota dunia lain yang mendapat gelar kota terjorok didunia akibat banyaknya hunian kumuh seperti terjadi pada hampir semua kota besar di India seperti Mumbai dan Dhaka, di mana sungai Gangga yang dianggap mereka masih suci ternyata airnya sudah tidak layak digunakan karena dipenuhi limbah penduduk sekitar hunian kumuh dan bekas sesajian pemberkatan namun masih saja kepercayaan mereka menganggap aisungai tersebut masih suci. 

Pada sungai Yamuna sepanjangnya terdapat busa berterbangan entah dari limbah kimia sampai pemerintah gagal melaksanakan normalisasi karena ada korban yang langsung meninggal. 

Tidak menyangka negeri yang terkenal karena film bollywoodnya justru terdapat banyak hunian dan permukiman yang tidak sehat sehingga banyak yang meninggal akibat kolera dan diare akibat air sungai yang digunakan terdapat bakteri yang mematikan dan cuaca panas ekstrim akibat polusi yang berlebihan. 

Lain pula sebagian besar kota di benua Afrika antara lain Madagaskar dan Ethiopia akibat paceklik iklim ekstrim menyebabkan kurangnya air bersih dan sanitasi  dan pengolahan limbah yang buruk akibat pertumbuhan masyarakat miskin dan daerah kumuh menyebabkan lebih dari 70 juta meninggal akibat kolera membuat banyak warga jarang maupun menolak kesana.

Jakarta saat ini hanya sebatas di Asia saja karena sudah ditopangi oleh perekonomian yang baik, namun kita bisa mengambil hikmah bahwa pertumbuhan penduduk di kota besar negara berkembang berpotensi menyebabkan permukiman kumuh, masalah pengelolaan sampah dan limbah, kesulitan air bersih, udara bercampur polusi disekitar tempat tinggal kita, jika tidak dibarengi dengan pola hidup sehat tubuh kita dan anak-anak sekitarnya akan rentan.

Maka jangan hanya salahkan pemerintah baik negera maupun daerah yang dianggap belum mampu selesaikan masalah tempat tinggal yang tidak sehat, pastikan juga dukungan masyarakat termasuk kita untuk bagaimana menjaga agar tempat kita ini sudah sehat seperti mengelola sampah dan limbah dengan baik, melaksanakan 3R, menjaga sanitasi, dan menjaga pola hidup kita dan anak-anak untuk menjaga diri dari kondisi diluar yang tak bisa ditebak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun