Indonesia memiliki gunung berapi terbanyak didunia maka tak jarang pula terjadi erupsi, justru potensi inilah untuk dijadikan sebagai energi terbaharukan, untuk mendapatkan energi tersebut dari pengeboran tanah untuk mendapatkan uap sebagai penggerak turbin menuju generator, energi tersebut minim karbondioksida lebih rendah daripada dari batu bara, saat ini pemerintah sedang mengembangkan namun perlu diperhatikan juga dampak eksploitasi hutan yang memiliki energi panas bumi karena penebangan secara besar-besaran.
Tenaga GelombangÂ
Indonesia merupakan negara kepulauan tak ada salah juga kalau memanfaatkan ombak sebagai alternatif untuk pinggiran selain biaya pembangunan murah, gelombang enegi pun dapat diperkirakan.
Tenaga Nuklir
Energi yang dihasilkan dari oleh reaktor nuklir jumlah satu atau lebih dianggap tidak mencemari udara dan mengurangi jumlah fosil yang terbatas namun diperhatikan biaya pembangunannya dan dampak lingkungan karena Indonesia memiliki gunung berapi terbanyak dan jika terjadi gempa berdampak radiasi yang sangat besar.
Tenaga SampahÂ
Indonesia saat memliki jatah sampah yang besar baik didarat maupun dilautan, bahkan Indonesia juga kedapatan sampah dari luar negeri yang berdampak pada kesehatan lingkungan sekitar, namun di Surabaya sedang dibangun PLTSa untuk menanggulangi masalah sampah dan kebutuhan energi di Indonesia, kalau sampah bertumpuk kenapa tidak jadikan alternatif saja jika yang lain terdapat kendala? Karena kebutuhan konsumsi Indonesia lebih tinggi sehingga sampah meningkat bisa juga dijadikan bahan bakar industri dan pengganti fosil yang semakin terbatas.
Demikianlah beberapa energi alternatif yang saya sebutkan secara singkat, namun karena adanya kendala-kendala dibutuhkan sinkronisasi untuk menutupi kelemahan tersebut tidak bisa menambah secara skala besar untuk mengganti energi lama paling tidak masyarakat yang harus cerdas dalam mengonsumsi agar tidak berakibat krisis energi disebabkan bahan bakar yang menimbulkan polutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H