Begitu ranum dan menggoda. Kupikir itu alasan kenapa kupu-kupu bersayap oranye itu mendatangi bunga anggrek yang sedang mekar pada siang yang cerah itu.Â
Angin juga datang sepoi-sepoi dan pohon beserta tanaman lainnya saling melambaikan daun menyapa satu sama lain.Â
Saat itu bunga-bunga sedang mekar dengan sangat indah. Hingga semua serangga tergoda akan keindahannya. Seperti lebah yang mencari serbuk sari dari setiap bunga dan juga kupu-kupu yang tergoda hinggap di bunga anggrek.
Bunga anggrek begitu girang kala kupu-kupu perlahan hinggap di bunga yang sedang mekar. Terdiam lalu menggerakkan sayapnya perlahan lalu diam kembali. Sangat betah meski anginnya terkadang begitu kuat untuk menggoyahkannya, namun dia tetap bertahan.
"Wahai pohon jeruk, lihatlah aku. Sungguh banyak serangga yang datang dan hinggap di bungaku yang sedang mekar menawan." Kata bunga anggrek kepada pohon jeruk nipis yang tak berada jauh dari tempatnya.
Daun pohon jeruk bergoyang.
"Indah sekali bungamu itu bunga anggrek. Pantas saja kupu-kupu itu begitu terlena dan betah di bungamu walau angin tadi kencang dia tak bergerak sedikitpun." Balas pohon jeruk kepada bunga anggrek.
Tak lama setelah itu sayap kupu-kupu oranye seperti bangun dan bergerak perlahan. Kemudin kupu-kupu terbang lagi menyusuri taman yang sedang mekar itu.
"Lihatlah dirimu, pohon jeruk. Daunmu jarang, terlalu banyak ranting di sana-sini, tak ada bunga yang mekar satupun, banyak daun yang berguguran jatuh. Kenapa engkau masih saja bertahan dikondisi yang memprihatinkan seperti itu?" ejek bunga anggrek.Â
Meski demikian pohon jeruk tak langsung menimpali ejekan bunga anggrek. Justru dia menimpalinya dengan terdiam.